Albert berjalan pelan ke ujung dataran, disana sudah tersedia sebuah peti batu tanpa ruang, hanya datar dan mulus. Ditangan kiri ada Water Aluchrono yang dia dapatkan dari Lord, sedangkan yang di kanan adalah miliknya sendiri. Kedua bola cahaya itu menyatu, menghasilkan cahaya biru yang menerangi ruangan. Sebuah pedang biru tergeletak di atas peti batu, dari pedang tersebut keluar aliran biru yang mengalir ke segala ruangan.
Seketika ruangan menjadi sangat terang dengan warna biru, kristal - kristal biru muda tiba - tiba bermunculan di dalam ruangan mirip gua raksasa ini, ada dua pohon raksasa di depan Albert, kedua pohon itu menebarkan kunang - kunang berwarna biru yang sangat cantik, tanah yang ada dibawahnya bersinar biru dan terdapat aliran sungai yang sedang.
"Wow??!" kaget Vertua tidak bisa berkata - kata lagi.
"Ini... Indah sekali!" walaupun hal itu terlihat aneh dari mulut Douglas, tapi faktanya sangat kuat.
Pemandangan di depan mereka sangatlah indah. Ditengah kekaguman, beberapa kunang - kunang terbang mendekat di depan Albert yang penasaran.
"S - Siapa kau?" tanya Albert.
Adam tersenyum tipis, di depan Albert muncul seorang pria berambut biru pucat dengan bagian badannya masih menjadi cahaya biru.
"Senang bertemu denganmu, penerusku. Perkenalkan, aku adalah Blue Knight pertama, Seiguel.." serunya memperkenalkan diri. "Aku telah menunggumu Blue Knight ketujuhbelas, Albert Waver!"
Albert memasang ekspresi datarnya. "Bukankah kau juga mengatakan hal itu kepada Blue Knight sebelumya?" terka Albert tanpa ada kata 'ramah' disana.
"Aku sangat senang jika kau adalah Blue Knight, Albert.."
"Kenapa?"
Seiguel mendengus geli. "Aku suka seseorang yang menghargai perjuangan orang lain!"
"Menghargai perjuangan? Apa maksudnya itu?" tanya Vertua bingung, dia menatap ke arah Adam.
"Dari semua Blue Knight.... Hanya Albert saja yang berhasil sampai di tempat ini!" jawab Adam.
"Hanya Albert yang berhasil? Tidak bisa dipercaya..." entah kenapa Douglas menjadi kagum.
Albert hanya diam menerima pujian tersebut, dari awal dia juga tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Seiguel dan lainnya.
"Aku melakukannya hanya untuk pulang. Itu saja...!" ungkap Albert.
"Jawaban yang mudah dimengerti..." bisik Seiguel tersenyum senang.
"Aku ada pertanyaan. Ini soal..." ucap Albert terjeda, tangan kirinya menyentuh dada kanannya.
"Kau dapat menyimpannya!"
"H - Hah? A - Apa maksudmu dapat 'menyimpan'?? Bukankah ini sangat berharga??!" seru Albert terkejut hebat.
Seiguel membalikkan badannya menghadap kedua pohon yang menebarkan kunang - kunang.
"Kedua pohon itu adalah inti Water Aluchrono..." beritahu Seiguel.
"Maksudmu... Pohon - pohon itu dapat menghasilkan Water Aluchrono, begitu?" tebak Albert tidak yakin, tapi Seiguel mengangguk mengiyakan.
"Anggap saja Water Aluchrono yang tertanam di dirimu adalah hadiah karena telah berhasil menyelesaikan tugas 'merepotkan' ini..." Albert mencengkeram dada kanannya.
"Albert..." Albert menerbitkan wajahnya, menatap Seiguel. "Petualangmu masih jauh.."
Albert tertegun dengan mulut terbuka. Dan di saat itu hanya Seiguel-lah yang melihat seperti apa Albert tersenyum, dengan tulus.
"Terimakasih..." bisik Albert sambil tersenyum.
"Tidak. Terimakasih!"
..
Mereka berempat telah kembali ke depan pintu masuk Menara Torr Augst, Adam dan Albert berjabat tangan. Senyuman Albert telah hilang.
"Sangat disayangkan kita harus berpisah, padahal masih banyak yang ingin aku ceritakan dan tanyakan. Tapi sepertinya tidak bisa..." Adam memasang senyuman ramahnya.
"Tempat ini menarik perhatianku, mungkin saja aku bisa datang suatu hari nanti.."
"Akan saya tunggu..."
Albert, Douglas dan Vertua berpamitan dan pergi dari Torr Augst. Tidak ada yang mengantar mereka keluar dari pulau, itu karena permintaan langsung dari Albert.
"Setelah ini apa yang akan kalian lakukan?" tanya Albert tiba - tiba. Tidak biasanya Albert yang memulai percakapan, alhasil kedua temannya hanya diam.
"Aku ingin mendirikan sekolah bawah laut..." perkataan Albert selanjutnya, membuat Douglas maupun Vertua membeku dalam diam. "Aku ingin mencari anak - anak yang memiliki bakat dalam hal sihir air, entah berapa lama harus mengumpulkan mereka..." tambahnya.
"K - Kenapa kau ingin mengumpulkan mereka?" tanya Vertua heran.
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Aku hanya merasa firasat buruk, itu saja..." jawab Albert yang terlalu mainstream.
"Grehaha... Aku tidak menyangka kau akan berpikir sampai sejauh itu. Itu sangat menarik!" tanggap Douglas senang(?).
"Bagaimana denganmu, Douglas? Apa yang ingin kau lakukan?? Apa kau akan membuat onar lagi??" tanya Vertua.
"Grehaha... Sebenarnya aku ingin memberi kesempatan kepada bocah Lorix untuk menguasai kekuatanku, mungkin saja dia akan membawa sesuatu yang menarik bagiku," jawab Douglas menyeringai lebar.
"Huah?! Bodoh sekali. Itu sama saja mengubur diri sendiri.." batin Vertua sendiri.
"Kau sendiri?" Douglas mendekatkan wajahnya ke Vertua.
"A - Aku--" kalimat Vertua terpotong saat ingatan masa kecilnya tiba - tiba lewat. "Aku... Ingin menjadi pahlawan pembela kebenaran!"
"........."
"........."
"Apa?" tanya Vertua polos.
Sudah terlambat untuk menyadarinya, wajah Vertua sepenuhnya merah. Dan hal mengejutkan diberikan oleh kedua temannya tersebut.
"Tujuan yang bagus..." puji Douglas tersenyum dalam bentuk naga merah - hitam.
"Jika itu Vertua, mungkin cocok menurutku..." sambung Albert sembari tersenyum.
"K - Kalian t - tidak TERTAWA?" tanya Vertua bingung.
"Untuk apa aku mentertawakan tujuan seseorang. Tidak ada gunanya..." jawab Albert dingin.
"Albert benar. Memiliki tujuan bukan untuk ditertawakan..." tambah Douglas.
"Kalian berdua.." kedua mata Vertua berkaca - kaca hebat. "Terimakasih!"
Albert dan Douglas tersenyum tipis.
"Ada persimpangan?" cetus Albert.
Di depan mereka bertiga ada persimpangan dua arah.
"Tadi kita lewat mana?"
Albert terfokus ke kiri.
"Aku akan ke kiri, kalian pergilah ke kanan..." seru Albert meminta. Sejenak Albert memberi isyarat kepada Douglas.
"Baiklah. Ayo..." Douglas menyeret Vertua ke kanan.
Albert berjalan ke kiri dan sampai di pantai. Tapi...
"Albert!!"
Seorang gadis bersurai putih telah menunggunya disana..... Sambil menangis.
"Merlin..!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]The Blue Knight : Water Aluchrono[END]
Fantasy[Book I - The Blue Knight] Genre : Adventure, Magic and Undersea Albert Waver adalah seorang pemuda yang baru lulus sekolah tapi sebuah kecelakaan membuatnya terlempar ke dunia lain, yang dimana semua penduduknya dapat bernafas di dalam air. Disana...