Lelaki berambut hitam dengan sedikit warna putih itu tersenyum melihat kedatangan Albert di hadapannya.
"Saya boleh menyerang sekarang, Lord?" tanya Vertua disamping kiri - belakang.
"Majulah!" jawab Lord Stance pendek.
Seketika Vertua melesat ke tempat Albert dan menyeret Albert menjauh dari punggung Lazarus, tentu saja itu membuat yang lainnya terkejut.
"Cepat..." batin Tina berkomentar.
Menjauhnya Albert sontak membuat Merlin menyusul dengan selancar air yang dia buat.
"Merlin..." panggil Tia yang terkejut.
Lazarus bergerak dengan sendirinya tanpa perintah, meninggalkan Blow dan Lord Stance yang siap berhadapan.
"Sekarang tinggal kita berdua, Kawanku Blow..."
..
Badan Albert terhempas di atas pasir, Albert segera bangkit lalu berguling ke depannya saat bersamaan tempat Albert jatuh diserang Vertua. Albert mengeluarkan pedang zig - zagnya dan membuat tebasan yang terarah ke belakang Vertua, saat itu juga muncul cahaya kuning ditangan kanan Vertua, bersamaan dengan itu muncul pedang mata dua yang panjang disana.
"Light of Strike!!"
Vertua mengangkat pedang mata duanya ke tebasan air Albert dan tebasan itu terbelah bersama cahaya kuning.
"Biar aku perkenalkan padamu, Tuan Ksatria Biru... Namaku Vertua Aglohor, Lorient Number I, Sea of Light...." kata Vertua memperkenalkan dirinya.
"Perasaan aneh apa ini?" batin Albert cemas.
Melihat ekspresi Albert menunjukkan kebingungan, Vertua menyeringai diam - diam.
"Pendahulumu pasti tidak pernah menceritakan tentang 'kami', kan?" tebak Vertua.
Albert diam sebagai jawaban.
Vertua melanjutkan kalimatnya. "Dulu... Pendahulu kita pernah bersaing dalam mendapatkan Water Seiguel dan selalu dimenangkan oleh Blue, semantara 'kami' terpuruk dalam kegagalan yang menyakitkan. Tapi 'kami' tidak mudah menyerah walau 'kami' selalu kalah..." cerita Vertua terjeda.
Raut wajah Vertua tiba - tiba berubah menjadi kesal. "Itu karena kalian para Blue yang selalu mengalahkan 'kami' para Fallen Heaven...." sambungnya.
Seketika aura kuning keluar dari tubuh tinggi Vertua. " 'kami'... The Right Knight dan aku Vertua Aglohor sebagai penerus ke - 17 akan mengalahkanmu Albert Waver...." serunya.
Albert menghela nafasnya. "Cerita yang membosankan dan mainstream..." komentar Albert.
"Apa kau BILANG???!" kesal Vertua.
"Aku tidak PERDULI dengan semua ITU, aku bertarung demi tujuan yaitu home. Maka dari itu... Aku akan mengalahkanmu disini... Sekarang!!!!" seru Albert benar - benar serius(?).
Urat nadi bermunculan dikening Vertua, ekspresi penuh senyumnya berubah menjadi ekspresi penuh kebencian.
"Soul of Right!!"
Pusaran kuning berkumpul ditangan kanan Vertua dan... Daaar!! Sebuah pedang putih berlapis kuning yang besar sepanjang 2meter berada disana.
"Water of Soul!!" bisik Albert dan aura biru malam merasuki pedang zig - zag Albert dan membuatnya menjadi lurus seperti pedang pada umumnya, sekarang bagian bawahnya biru malam dan atasnya adalah biru langit.
Pada saat bersamaan Merlin, Tia dan Tina serta Lazarus yang ada dibentuk naganya datang. Mereka mengelilingi Albert.
"Semuanya..." semua tersenyum ke arah Albert setelah dia memanggil nama mereka.
Merlin tersenyum kecil melihat Albert tersenyum diam - diam.
"Maaf tapi bisakah kalian membuatkan waktu untukku membangkitkan Segel Terakhir?!" pinta Albert.
"Bodoh! Kau pikir kenapa aku belajar untuk dapat berubah bentuk?!" marah Lazarus sendirian.
Tina mendengus geli dan Tia hampir terkekeh. Merlin mengeluarkan rapier-nya.
"Serahkan pada kami..." ucap Merlin dan semuanya mengangguk.
"Menganggu saja..." geram Vertua.
Lazarus berenang cepat ke depan dan Vertua langsung mengayunkan pedang besarnya. Terdengar suara 'Trang' saat pedang Vertua beradu dengan ekor Lazarus. Lazarus berenang mengelilingi Vertua dan Vertua berusaha menusuk Lazarus walau gagal terus, Lazarus menembakkan bola air dan berhasil mengenai punggung Vertua.
Vertua menggertakkan giginya dan menebas tiba - tiba, cahaya kuning yang besar langsung mementalkan Lazarus jauh. Dari balik asap Tina melesat masuk seraya mengayunkan pedangnya, Vertua mengelak ke kiri dan siap membalas serangan Tina andai saja Tia tidak datang. Tia menusuk ujung pedang Vertua membuatnya agak terdorong mundur.
"White Water!" bisik Merlin yang tiba - tiba sudah berada dibelakang Vertua.
Air putih, bahkan terlalu putih berputar di mata rapier, Merlin membuat posisi menusuk.
"Akh?!" pekik Vertua setelah ujung rapier mengenainya.
Air putih mengalir cepat ke ujung rapier dan... Duash?!!!! Vertua terlempar setelah air putih Merlin berkumpul dan membuat hempasan gelombang air yang kuat.
Pada saat bersamaan Albert telah selesai, dan bersamaan dengan itu juga terjadi ledakan gelombang yang sangat kuat ditempat Vertua. Disana ada Vertua dengan claudius putih bergaris kuning berganggang merah dan sebuah lubang di depan pegangan pedang..... Vertua melesat ke tempat Albert bagaikan roket.
Dinding pusaran angin tercipta di depan Albert dan pedangnya telah berubah menjadi pedang Shamair dengan motif biru laut, di dekat genggaman ada rumput - rumput laut yang membeku. Vertua berdecak kasar, Vertua mengayunkan pedangnya ke samping kanan sambil berseru keras.
Slash.... DAAARR?!
Dinding pusaran air Albert hancur dan Vertua langsung beradu sengit dengan Albert, yang mana aduan mereka menciptakan hempasan gelombang dalam laut yang sangat kuat.
"Pergilah dan bantu yang lainnya..." perintah Albert.
Yang menyahut pertama adalah Merlin. "Kami... Pergi!" dapat dilihat dari ekspresi Merlin yang enggan pergi tapi dipaksakannya untuk pergi.
"Kemana kau melihat, Hah?!" teriak Vertua mendorong Albert jauh ke belakang.
Albert memasang wajah tenangnya. "Maaf membuatmu kesal..." minta maaf Albert membuat Vertua 'naik' darah.
"Sialan kau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]The Blue Knight : Water Aluchrono[END]
Fantasy[Book I - The Blue Knight] Genre : Adventure, Magic and Undersea Albert Waver adalah seorang pemuda yang baru lulus sekolah tapi sebuah kecelakaan membuatnya terlempar ke dunia lain, yang dimana semua penduduknya dapat bernafas di dalam air. Disana...