Sebuah Sandaran Pada Bahu

44 4 5
                                    

Aku bisa apa selain memasrahkan diri pada rindu yang tiba-tiba menyerang otakku dengan kenangan indah tentang kami dimasa lalu. Meski hatiku terkadang menolak karena ia juga merasa lelah pada pengkhianatan.

Batinku mulai terguncang saat hati dan logikaku saling bertolak belakang, ini bahkan tak adil untukku. Senyum itu juga berhak terukir dalam raut wajahku.

Namun jiwaku telah terbunuh sepi. Ingin rasanya aku memelukmu, bersandar dibahumu dan mengeluarkan seluruh keluh kesah yang selama ini tersimpan dalam dadaku. Tentang masa lalu dan melepas rindu yang mengusik hidupku.

Tetapi aku terlalu takut untuk hal itu, sebab aku dan masa laluku juga berawal dari sebuah sandaran pada bahu yang begitu nyaman.

Bukankah kau sendiri yang berkata " Lebih baik kau bunuh dirimu daripada harus terjatuh pada luka yang sama."

Created By : Nurlia Hardin
#TentangKita

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang