Aku tahu pesan ini tak akan sampai, dia hanya akan tenggelam dimakan waktu. Saat semua cerita tentangmu telah usai, mungkin saat itu juga rasaku telah pupus. Bukan aku menyerah dalam mencinta, hanya saja bejuang tidak sebercanda itu. Kau dengannya dan aku dengan cintaku, lebih tepatnya cinta sepihak.
Bagaimana mungkin daun akan bergerak jika angin tak berhembus dihadapannya. Bagaimana rasaku bisa sampai jika aku tahu dihatimu ada yang lain. Salahku yang terlalu berani mencintaimu, salahku yang terlalu berani mengharapkanmu.
"Wan andai kau tahu disini ada aku yang menangis saat kau bersedih, dan tertawa saat kau bahagia. Yah saat kau bersamanya."
Mencinta memang tak selalu berakhir bahagia, maafkan aku yang telah mencintaimu. Terimakasih juga karena kau telah hadir, meski hanya mampu menjadi mimpi semu.
Aku tak pernah menyesali sebuah pertemuan, setidaknya kau pernah menjadi cahaya diseparuh perjalananku. Menjawab semua tanya yang tercipta dihari kemarin. Kau benar, hidup tak akan berhenti disatu titik. Nyatanya sekarang aku harus beranjak pergi dari semua hal yang menyangkut tentangmu.
Kau layaknya pelangi yang hadir sebelum hujan. Mustahil, yah itu lah kamu. Hadir dengan sejuta keindahan yang tercipta oleh warna indahmu, lalu kau menghilang dan menghadiahkan hujan. Pergi tanpa meninggalkan jejak diawan, namun membekas dihati seseorang yang menatapmu dari kejauhan.
"Wan andai saja kelak aku tak ada kabar lagi, tak lagi memperhatikanmu dari jauh. Mungkin saat itu hatiku benar-benar patah seutuhnya. Kau bukanlah penyebabnya, aku saja yang salah telah mengharapkan kamu yang ternyata hatinya telah memilih dia."
Created By : Nurlia Hardin
#TentangKitaSekali lagi, Maaf karena aku telah mencinta dan mengharapkanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG KITA
RandomSaat kita JATUH CINTA, HARAPAN akan menjadi sahabat sejati yang akan menemani. Namun sering kali kita lupa bahwa di depan sana mungkin saja PERPISAHAN telah menanti. Kadang kita salah menanggapi semua itu, kita sebut dia LUKA. Padahal ia adalah jala...