Kita hanyalah tiga insan yang kini berada dipersimpangan jalan.
Menatap senja dalam kesenduan.
Warnanya yang perlahan semakin jingga.
Seolah menggambarkan hatiku yang tergamang.Bagaimana tidak, aku yang senang tiasa mengkhawatirkanmu. Berharap kau tak bimbang atas persimpangan yang memampang lebar dihadapan kita.
Ternyata hanya secuil ranting rapuh dimatamu.Kau hanya sibuk melirik dia.
Berusaha meyakinkan, bahwa semua akan baik-baik saja selama kalian tetap bersama.Semakin erat aku menatap kalian berdua.
Maka semakin perih rasa yang hadir dibenakku.
Bak sebuah pisau tajam yang mengoyak jantung.Logika perlahan berbisik pada hati.
"Sampai kapan kau akan bertahan disini. Bukankah telah tergambar jelas bahwa dia tak mencintaimu sedikitpun, semua perhatiannya padamu selama ini. Tak lebih dari sebuah rasa iba."
Aku kembali menyapu air mata yang perlahan mengalir lembut membasahi pipi. Ditengah perihnya mencinta sebelah pihak, aku tetap berusah menerka. Akankah selamanya kau akan bahagia bila berjalan disampingnya.
Kalian serentak berbalik kearahku, tersenyum manis. Seolah mengisyaratkan. Bahwa aku tak ada artinya dalam cerita kalian berdua.
Tak ada pilihan lain selain beranjak pergi. Kita tak akan mungkin selamanya berhenti dalam sebuah persimpangan.
Memilih berjalan terpisah. Kau dengannya, dan aku dengan sepi. Meski tak dapat dipungkiri, bahwa kelak kita akan bertemu induk jalan yang akan menyatukan dua jalur yang sempat terpisah.
Namun aku berharap, saat sampai disana. Aku tak lagi menemui kau dan dirinya
Creted By : Nurlia Hardin
#TentangKita
![](https://img.wattpad.com/cover/99473518-288-k250852.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG KITA
RandomSaat kita JATUH CINTA, HARAPAN akan menjadi sahabat sejati yang akan menemani. Namun sering kali kita lupa bahwa di depan sana mungkin saja PERPISAHAN telah menanti. Kadang kita salah menanggapi semua itu, kita sebut dia LUKA. Padahal ia adalah jala...