Berjalan dalam luka bukanlah hal yang mudah, kadang aku menyeret kaki hanya untuk melanjutkan perjalanan hidup. Sesekali mencari pegangan namun tak kunjung ketemu.
Hingga tiba disebuah persimpangan aku melihatmu, berjalan mendekat dan kau datang sebagai orang asing. Membasuh luka dengan lembut, menjadi pegangan untukku melangkah kedepan. Aku terbuai, terlalu asik dengan semua hal tentangmu. Hingga membuatku lupa bahwa kau hanya orang asing yang kelak akan beranjak pergi lagi.
Mawar berduri yang kubeli untukmu diperjalanan tadi, masih belun mampu kuberikan. Kata terima kasih bahkan belum mampu kuucap. Lantas kau sudah ingin beranjak pergi dariku, disana ada dia yang menunggumu. Menanti kau datang memeluknya dengan semua rindumu yang telah menjadi candu.
Aku tak tahu bahwa hatimu telah ada yang memiliki, karena sepanjang perjalanan kau hanya asik bertanya bagaimana jika kita adalah dua orang yang ditakdirkan hidup bersama.
Jelas aku tertawa mendengarnya, terlalu bodoh aku mempercayai semuanya. Kini aku paham, bukan aku terlambat mengakui rasa namun aku terlalu cepat mengartikan kata yang ternyata hanya lelucuan disepanjang perjalananku bersamamu.
Mawar merah itu masih tergenggam bahkan semakin erat, durinya menusuk hingga ujung jantungku. Perihnya hadir di ujung mataku, menjelmah rintik hujan dalam mendungnya hati. Darah itu perlahan menetes dari telapak tanganku, benakku terasa sakit hingga nafasku sesekali tertahan pada pangkal tenggorokan.
Kini kau telah pergi jauh, menghilang dari pandanganku. Kau melangkah seiring dengan indahnya senja. Menciptakan warna indah yang seketika menjadi hitam pekat, kau tertelan gelapnya malam. Rembulan terpaksa menyaksikanku kembali terluka. Kepulanganmu hanya fatamorgana, kenyataannya aku memang bukan rumahmu. Saat kau kembali menjadi orang asing, aku perlahan layu dan mati bersama mawar yang kugenggam ditanganku.
Created By : Nurlia Hardin
#TentangKita
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG KITA
РазноеSaat kita JATUH CINTA, HARAPAN akan menjadi sahabat sejati yang akan menemani. Namun sering kali kita lupa bahwa di depan sana mungkin saja PERPISAHAN telah menanti. Kadang kita salah menanggapi semua itu, kita sebut dia LUKA. Padahal ia adalah jala...