Mencinta Dalam Bisu

17 2 2
                                    

Kau tak perlu bertanya mengapa aku selalu merangkai kata tentangmu. Mengabadikan dirimu dalam setiap tulisanku, ini hanya akan membuatku tertunduk payah.

Dari kejauhan tidak kah kau sadari, aku melafalkan namamu disetiap waktuku. Mengharap bahagia datang padamu meski tidak melalui aku.

Inilah cintaku, mengharap kau bahagia meski tanpa aku didalamnya. Karena kusadari, antara kau dan aku akan sangat sulit menjadi kita.

Ingatkah kau saat kita bersama-sama bergurau tentang sebuah film, sebuah cinta yang tak akan bersatu karena jarak yang membentang. Ku rasa itu yang ku alami saat ini.

Kau terlalu jauh dari pandanganku, terlalu tinggi untuk kuraih. Bagaimana bisa aku mengharap rembulan sedang aku hanya burung yang terkunci disangkar.

Jika pun suatu saat semua sajak-sajak ini sampai padamu, mungkin saat itu aku tak lagi ada. Langkahku akan semakin jauh membawa rasaku, mengunci bibir, membekukan hati yang didalamnya terukir indah namamu. Semua lafal tentangmu telah menggema diseluh penjuru langit.

Jangan khawatir aku tak memaksa alam menyatukan kita, mengharap kau bahagia saja itu sudah cukup untuk aku yang mencinta dalam bisu.

Meski kata tak sempat terucap, namun hati akan terus mencinta. Meski rasa tak pernah sampai namun kata terus terangkai.

Created By : Nurlia Hardin
#TentangKita

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang