HAHAHA jadi update hari ini. Aku ikutan gak tahan sama ending gantung kemaren😂😂bakal jadi opera sabun beneran ini.
26
"Aku mau bicara." Lanjut Jaehyun.
Please, dude.
Di saat-saat kayak gini?
"Nanti dong, ini Jihan--"
"Sebentar doang kok."
Gue minta izin ke Bang Taeil buat keluar rumah, ngikutin Jaehyun yang masuk ke dalem mobil.
Hening di menit-menit pertama.
"Kok adek kamu bisa jalan sendirian semalem ini?"
Jaehyun yang ngebuka percakapan.
"Gak tau, dia pergi gak bilang-bilang. Handphonenya gak aktif. Kamu ketemu dia di mana?"
"Di daerah Summarecon, Serpong."
"Jauh banget ...."
Tapi laki-laki itu cuma diem.
"Bisa ya kamu santai-santai aja pas udah samelem ini tapi adek kamu masih keluyuran sendirian."
Kambuh naggingnya.
"Ya aku baru mau pulang dari rumah sakit Jay pas Ayah nelepon bilang gak ada Jihan di rumah. Santai apanya?"
"Tapi pas aku anterin dia, kamu cuma gitu aja. Gak ada reaksi."
Ngerutin dahi.
Maksudnya apaan sih?
"Oh gosh, Jay. Kamu tau aku orangnya kayak gimana. Terus aku harus lari-lari ke dia terus nangis gitu? Bilang betapa khawatirnya aku?"
"Ya gak perlu--"
"Kamu minta aku buat nunjukin pedulinya aku ke Jihan padahal kamu gak tau alasan Jihan kabur tuh apa."
"Dia bilang ke aku kalau dia sendirian."
"Tapi kamu gak tau siapa orang yang bikin dia bisa sedesperate itu!"
Suara gue udah ninggi. Napas gue juga udah putus-putus, faktor ngomong dengan suara setinggi itu dan secepet itu.
Gue ngehela napas.
"Bilangin ke adek kamu, kalau emang gak bisa jaga perasaan adek aku, mending lepasin aja sekalian. Gak perlu sembunyi lagi, aku dan Jihan udah tau."
Gue tau dan nyesel sesaat setelah ngomong rentetan kalimat itu. Mungkin Jaehyun juga tersinggung.
"Adek aku? Emang Jeno ngapain ke adek kamu?"
"Ask him by yourself, Jay."
Hening lagi. Mungkin cuma ada suara napas masing-masing dari kita.
Di jam segini pun mobil udah gak banyak yang lewat.
"Sekarang kamu masih pusing?"
"Harusnya udah enggak, tapi sekarang pusing lagi."
Dia ngehela napas, gue lanjut bicara.
"Kamu nyuruh aku buat peduli sama orang, sedangkan kamu juga belom bisa kayak gitu."
"Aku kira kamu gak mau ribut lagi."
"Just saying ...."
"Sekarang kamu kesel kenapa lagi? Karena aku yang gak ada pas kamu dirawat?"
Gue langsung mengernyit, natep dia.
"Aku gak ngomong gitu ya."
"Gak mungkin juga aku pulang hari itu juga demi kamu, Tal."
Gue ngegeleng, "Aku gak pernah minta kamu."
"Dari nada dan muka kecewanya kamu pas kita video call juga keliatan."
"Demi, itu cuma ekspresi. Cuma frown biasa. Iyalah aku sedih gak ada kamu pas aku sakit, tapi aku gak berharap kamu untuk pulang demi aku. Gak, aku gak semanja itu. Kamu tau aku."
"Dan akhirnya, siapa yang jenguk?"
Hari ini Jaehyun kenapa sih? Serius deh.
Kobam paska festival + penerbangan atau gimana?
Ungkit aja semuanya, ungkit.
"Apaan sih, Jaehyun."
"Siapa aja yang jenguk kamu?"
"Ya temen-temen aku. Manse, Laras, Khalista--"
"Yang cowok."
Oh.
Dia mancing yang ini.
"Kak Johnny. Kenapa? Kamu gak suka?"
Jaehyun berdecak, senyum miring. "As expected."
"Terus kamu mau apa?"
Pertanyaan barusan lebih kedengeran kayak nantang.
Padahal dalam hati gue udah ciut banget, udah mau nangis.
Jaehyun ngegeleng.
"Enggak, aku gak minta apa-apa. Yaudah lah, udah malem, kamu balik ke rumah aja." Ujar dia pada akhirnya.
Gue langsung keluar dari mobil dia.
Awalnya pake niat tutup biasa, cuma kayaknya setan lagi banyak sampai-sampai rasanya gue baru ngebanting pintu itu.
Maaf-maaf aja, Jay.
Tapi gak seharusnya kita kayak gini.
Dan kalau udah terlanjur,
yang perlu kita lakuin cuma pisahin diri.
Biar apinya gak makin besar.
Karena kalau api itu terus kita biarin membesar,
api itu bakal ngebakar kapal kita sendiri.
Dan mungkin aku belum siap untuk madamin api itu.
Lagipula aku gak bisa berenang, jadi gak bisa untuk pindah ke kapal lain.
Atau kamu mau ajarin aku?
KAMU SEDANG MEMBACA
"I Choose ...."
Fanfiction"Pilih gue atau pacar lo?" "Gue pilih ...." ©2016, beobleteas [beobleteas x han-adulsetnet collaboration story] 「290317」 #13 in ss?