30: Mariage

2.9K 507 32
                                    

30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30

Di tengah banyaknya tamu undangan resepsi nikahan Bang Taeil dan Kak Agnes, gue lebih memilih untuk menyendiri di sebelah stall chocolate fountain.

Ini juga setelah mampir di berbagai stall makanan lain dan berakhir pindah saking ramainya.

Padahal baksonya enak banget hng.

Bye aja wacana "Tidak makan setelah jam 6 malam." Sori, makanan di nikahan kakak gue lebih nikmat dibanding lo.

Tapi ya, sebenernya ini keliatan ngenes banget.

Gue bener-bener sendirian, cuma ditemenin sama handphone yang sesekali gue scroll.

Kadang juga tebar sapa-senyum-salam ke saudara-saudara. Basa-basi yang beneran basi banget.

Ya gak apa-apa lah. Paling mereka juga bakal menganggap Talitha yang biasanya pendiam bisa berubah jadi friendly karena lagi seneng kakaknya nikahan.

Hal menyedihkan lainnya adalah, ketika mata gue gak bisa berhenti untuk menyorot setiap sudut ruangan besar ini.

Bukan, bukan buat cari stall makanan yang belum gue cobain.

Pas dulu satu keluarga berunding buat ngelist siapa aja yang bakal diundang di nikahan Bang Taeil, Ibu sama Ayah juga sepakat buat ngundang keluarganya Jaehyun.

Yes, mereka udah pernah ketemuan. Pas rapotan salah satunya.

Sedangkan keluarganya Jeno enggak, dengan alasan karena memang belom kenal.

Siapa yang ekspektasi kalau ternyata Jaehyun dan Jeno berasal dari keluarga inti yang sama?

Jadi iya, gue lagi nyari laki-laki yang minggu lalu lagi mabok sampe ngerepotin Mark yang harus ngejemput dia di Fable.

"Gue kira dia kuat minum."

Ya dia minum apaan dan berapa banyak aja kita gak tau, Mark.

"Talitha!"

Gue spontan nengok ke sumber suara.

Dan menemukan Kak Katya, salah satu saudara yang cukup deket sama gue sejak kecil.

Omg??!

"Ih Kak, lo apakabar? Udah lama banget kita gak ketemu!"

Yes, dia sekolah di Kanada sekarang dan kebetulan lagi pulang ke Indonesia jadi bisa dateng ke nikahan kakak gue.

"Baik kok, lo juga kan? Eh, gimana? Keterima fisip UI?"

Kita ngobrol layaknya temen lama yang akhirnya ketemu lagi. Ada kali sekitar 10 menit kita cerita sambil ketawa-ketawa sampai diliatin sama tamu yang mau balurin buah & marshmallownya ke chocolate fountain di belakang gue ini.

Dan pas gue sedikit mengalihkan pandangan, mata gue kontak dengan punyanya, punya laki-laki itu.

Muka kagetnya Jaehyun dan barangkali muka kagetnya gue juga.

Mungkin dia gak ekspektasi bakal ketemu gue segampang ini, sekalipun ini nikahan kakak gue sendiri.

Atau mugkin dia hanya belum siap.

"Ta, lo kenap--"

Mata gue kembali ke Kak Katya pas kalimat dia terlanjur putus.

Kak Katya juga ngeliat arah yang sama dengan gue tadi.

"Eh itu pacar lo kan? Siapa sih namanya? Jay ...."

"Jaehyun."

Duh, masih pacar ya ternyata.

"Iya, Jaehyun! Gue kalau liat foto-foto kalian di Instagram lucu-lucu, gemes banget sih."

Gue cuma ketawa.

Antara ketawa karena malu atau ketawain diri sendiri.

Media sosial itu kadang bisa dijadiin pembohongan publik.

Hubungan yang gak baik-baik aja bisa terlihat manis, dambaan semua orang.

Gak sedikit juga orang yang disangka udah putus sama pasangan padahal kenyataannya mereka lagi sibuk nyiapin undangan.

Gue?

Gak tau.

Kalau berminggu-minggu gak komunikasi bisa dikategorikan sebagai "Hubungan Kandas" ya berarti gue dan Jaehyun udah selesai.

"Kenalin gue dong, Tal. Masa gue gak pernah ngobrol sama pacar lo sih."

Duh, Kak Katya.

Gue kembali lemparin pandangan ke Jaehyun yang lengkap dengan kemeja putih dan jas hitam.

Jaehyun senyum ke arah gue.

Dan gue gak bisa ngelakuin apapun selain senyum balik. Sekadar membalas.

Tapi setelah itu, dia malah nyamperin gue dan Kak Katya.

Duh, ngapain sih Jay?

"Hai, Tal."

Kan jadi canggung.

"Oh hei. Kok kamu gak bilang kalau udah sampe?"

Gue senyum, sedikit maksa.

Rasanya Jaehyun cukup peka sama ekspresi muka gue dan jadi ragu untuk natap gue lama-lama.

"Tadinya baru mau chat, taunya udah ketemu."

Jaehyun cuma senyum.

But somehow, senyum itu bikin gue sakit hati juga.

"Eh iya, Jay. Ini Kak Katya, saudara aku yang pernah aku ceritain itu, yang di Kanada. Kak Katya, ini Jaehyun. Akhirnya gue kenalin nih."

Kak Katya keliatan semangat banget, so does Jaehyun yang ngebales dengan wajah yakin + berwibawa khas dia itu.

Huhuhu kesel tapi sayang.

"Ini Jaehyunnya udah ada, guenya bakal dibuang gak?"

"Dih apaan sih, Kak. Santai dia doang."

Mau diusir juga gak apa-apa sih.

Lagi males.

"Udah, lanjut di line deh. Gue mau ke yang lain dulu, tuh si Jihan kayaknya lagi sendirian. See ya, Tal! Dan Jaehyun, jaga ya adek gue." Lalu dia ketawa sebelum berlalu.

Jaga ya adek gue.

Hatinya juga dong.

Duh, dangdut abis.

Yang gue lakuin setelahnya cuma natap dada dia karena gak berani natap mukanya.

"Tal,"

Bahkan gak sampai sedetik buat kita saling tatap.

"Ikut aku sebentar."

"Kenapa gak di sini aja?"

"Banyak orang, gak enak."

Iyasih bener.

Apalagi posisi chocolate fountain ini sebenernya ada di tengah ruangan.

Jadi akhirnya gue ngangguk.

Dan bodohnya gue gak nolak saat tangan Jaehyun mulai ngegenggam tangan gue.

Keluar dari ruangan walaupun masih dengan kebaya yang ngikat gue.

"I Choose ...."Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang