Masa Orientasi (part 2) lanjutan

4.2K 153 2
                                    

"Eh kakak kelas pada kemana?" Tanya gue duduk memandang Nadia dan Anjani "Itu. Pada di panggil sama kepala sekolah" kata Nadia

"Iya katanya gara gara si kak Rachel yang songong itu tuh" Anjani ikut memberi tahu. Gue sama Vesil cuma ngangguk ngangguk kaya pajangan yang ada di dashboard mobil

"Bakal di kerjain apalagi ya?"

"Makan tai kali tar lagi"

"Ato ga tidur sama kak Evan" kata ku mengejek si Nadia, Nadia langsung melototi ku

"Awas awas mata lo copot" kata gue ke dia

Dia pun langsung ketawa "Ada kacamatanya aman lah" kata si Vesil gue pun tertawa

"Gue juga! Yang waktu itu pertama kali kita ketemu"

"Kan gue binggung dimana letak kantin. Eh malaikat dateng ngasih tau gue"

"Masa sih. Segitu gantengnya apa. Masih gantengan juga Niall"

"Kamvret lo. Itu mah ketawan keurus, bule lagi. Ini mah orang kita kalo keurus pun ga kaya Niall" si Vesil ikut angkat bicara, sedangkan Anjani hanya mendengarkan saja

Mungkin dia seperti Mama Dedeh. Yang akan mendengarkan setiap curhatan seseorang

Jiah...

"Eh si kak Evan ganteng ga menurut lo pada?"

"Biasa aja"

"Iya" kata gue menyetujui Vesil "Jelek, gantengan juga yang itu tuh" kata Anjani nunjuk ke kak dimas

"Gantengan juga Alan" ujar Vesil "Lah lu suka sama si kak Alan?" Gue bertanya "Kayanya gue terkena Virus Cinta Pada Pandangan Pertama. Haha" gue jitak kepalanya

"Lebay tau gak!"
"Alan?" Tanya Nadia

"Iya tadi pas ke kantin. Ketemu sama kakak kelas. Namanya Alan"

"Ganteng banget" kata Vesil melebih lebih kan "Biasa aja sih. Gantengan juga Abang gue" seru gue ga terima. Ya karena emang Alan b aja

"Lu aja jelek. Kenapa Abang lo bisa ganteng?" Segera gue jitak kepala Anjani "Kalo ngomong tuh di saring gitu. Biar kotoran nyangkut dulu

"kalo ga percaya tar gue kenalin" lanjut gue

"Iya! tunjukin kalo ganteng"

"Sip. Tunggu aja"

"Hai. Maaf ya nunggu lama, ayo kita mulai games selanjutnya. Games menjalin kedekatan" kakak kelas yang tadi mulai masuk kembali. Tapi kali ini enggak ada kak Hani, Kenapa ga kak Rachel aja sih yang ga ada

"Games apaan?" Tanya ku pada Nadia
"Ga tau" kata Nadia menghadap ke depan"

"Disini kak Rachel punya permen kiss. Rencana mau di...."

"Cium" kata anak laki laki yang belum gue ketahui namanya

"Eh sini loh. Ga tau sopan santun amat" kata kak Rachel ga terima

"Ih siapa sih yang ga tau sopan santun. Orang tadi katanya kiss kan... artinya kiss cium" kata anak itu dengan polosnya. Persis kaya Anjani

"Ni ko kaya lu polosnya"

"Eh iya. Pacaran gih"

"Iya ganteng tau" kami bertiga sibuk mengolok-olok Anjani, sedangkan Anjani hanya tersenyum senyum saja. Kaya nya beneran suka nih, bakso semangkok bisa tuh

Kembali ke dunia nyata, kak Rachel masih mencoba mengelak namun, Vesil segera menyorakinya termasuk gue dan yang lainnya lebih tepatnya satu kelas itu menyorakinya

"Udah udah. Hel kasih permennya dari barisan sini"

"Trus tar oper kebelakang ya!"

"Apa!" Kata kita berbarengan "1 permen untuk 40 murid" tanya salah satu murid perempuan ga terima, ya gue rasa semua kelas ga ada yang nerima

"Gila. Ih ogah gue" Vesil menggerakan tubuhnya dengan geli

"Tau ih. Kak kalo ada yang kena gejala HIV gimana?" Kata gue ke semua kakak kelas

"Ga ada lah. Kakak tau gejalanya" kata kak Rachel dengan sombongnya "Enggak. Ogah amat" kata Vesil "Mending kalo cuma cewe ini di campur cowo lagi. Idi-alah" Nadia bergumam geli

Sedangkan gue sedang memikirkan ide gimana caranya agar bisa terlepas dari semua hal jorok itu. Meski cowo nya disini bisa di bilang ganteng ganteng yang namanya penyakit ga kemana

"Eh sini deh" kata gue setelah memiliki ide. Kakak kelas pun sudah memberinya pada barisan depan dari sebelah kiri, lalu ke kanan lalu ke kiri lagi dan ke kanan, begitu seterunya

Kita berempat berhadap hadapan "Nad lo harus jatuhin tu permen" ujar gue "Ide bagus" ujar Nadia setuju "Ih sayang tau permennya" Anjani berkata dengan sedih

"Tolol" kita bertiga menoyor kepala Anjani. Kami pun teralihkan oleh suara cewe di hadapan meja Nadia dan Anjani

"Eh itu siapa namanya. Ini permennya" kata orang depan di sebelah kanan. Nadia mengambil itu dan menjatuhkannya

"Yah jatoh lagi" rengek sedih Nadia "Ya udah di ambil trus di makan" kak Rachel memberi tahu kami. Kami pun menganga, gimana enggak itu tuh jorok

"Gila lo ya. Lo aja sana yang makan!" si Vesil langsung berkata dengan frontal

"Ye. Orang gue nyuruh si kacamata. Bukan lo"

"Udah udah. Ini permennya, yang itu gue buang" kak Evan memberi Nadia permen kiss baru yang masih di bungkus dengan rapat, seketika kita bertiga tersenyum

"Tapi tetep aja kita bekas mulutnya si Anjani" kata gue ke Vesil

"Eh iyadah. Idih alah males banget gue. Kan mulut dia rasa tanah"

"Lah lu pernah nyobain mulutnya"

"Iya gue pernah nyium dia! Bego! Ya enggaklah, tadi Nadia bilang klo si Anjani itu makan permen yang rasa tanah" gue diem berpikir

Emang ada permen rasa tanah

"Itu loh yang tadi games. Permen The Comment" gue mengagguk mengerti lalu Anjani memberi kami permen, karena gue di sebelah kiri jadilah gue yang duluan

Beneran rasa tanah. Anjer

"Nih" segera gue oper ke Vesil,Vesil melahapnya lalu memberikannya pada yang di belakang. Gue ga tau siapa namanya, Gue sama sekali ga berniat buat berbicara atau membuka mulut gue, Gue ga telen air ludah gue

Ah gila rasanya geli sendiri

Gue yang pertama dari si Anjani. Si Vesil enak dapetnya bekas gue. Coba
tadi ga minta pindah duduk aja, tapi ya sudah lah gue mending tidur

"Eh si Audy Napa?"

"Keracunan liat tuh tangannya merah"

"Gara gara apaan?"

"Mulutnya si Anjani"

🎵Just be hopeful, yes, I am hopeful for today
Take this candy and use it
Let it take you away
And be hopeful, hopeful
And He’ll make a way
I know it ain’t easy, but that’s hard
Just be hopeful🎵

BARS AND MELODY

I need a little star

Crazy Things [Brother Complex]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang