Kenyataan (part 3) lanjutan

1.4K 65 6
                                    

"Azka Liandra"

"Hm. Nama yang bagus"

"Bagusan nama gue"

"Ih apasih lo! Cemburu mulu" kata gue menabok pelan bahunya

"Pacaran yuk" ajaknya. Mata gue seketika melotot

"Lo sehat dulu deh" kata gue akhirnya

"Dih gitu" rengeknya. Gue mengeleng

"Gue denger dari Papa, lo jalan sama cowo beberapa hari yang lalu"

"Em. Em... iya hehe"

"Gue bilangkan jangan lirik lirik jangan ganjen. Ini malah jalan, bandel ya" kata nya menjepit hidung gue dengan ganas

"Aw. Aw. Aw lepas-sin sakittt" kata gue memukuli tangannya yang ada di hidung gue

"Iklan aja. Hehe" katanya terkekeh tapi masih belum melepaskan jepitan di hidung gue

"Sakit iihhhh bang Adammmm!!!" Seru gue memekik

"Suara lo kampret. Ini rumah sakit"
Tanganya pun terlepas untuk menutup kuping. Gue dengan kesel berdiri dan berjalan kearah kamar mandi

"Ih merah!!!" kata gue pas ngaca
"Emang enak!" Katanya tanpa dosa

"Lo ya!" Segera gue naik ke ranjangnya dan mencubiti kakinya

"Hahaha. Ampun ampun. Hahaha sakit Dy sumpah" katanya tertawa nyaring

"Sakit sih ketawa" kata gue memutar bola mata dan kembali mencubiti kaki nya

"Heh. Mulai ya ke paha lagi" katanya membuat gue diam

Perasaan betis

"Nah gitu dong. Diem anteng" bibir gue mengerucut

"Tai lo ah" gue turun dari tempat tidur dengan bt se bt bt nya

Tapi belum sempat kedua kaki gue menginjak ubin tangan gue di tarik dan

Cup

Pipi gue lagi lagi di cium olehnya

"BANG ADAM!!!" Teriak gue memenuhi ruangan VVIP dia dengan cepat menangkis segala tabok kan gue

Lalu dengan tiba tiba aja tubuh bang Adam bersandar sepenuhnya ke tembok dengan mata terpejam

"Boong aja nih. Bangun ah, gue ga mau main curang" seru gue menepuk wajahnya

"Bang Adam curang ih"

"Bang?" Panggil gue sedikit panik

"Bang? Sumpah lo sampe pura pura pingsan gue tabok lo beneran!" Dan sekarang suara gue bergetar

Ga beres

Segera gue pencet tombol yang ada di samping kasur sebanyak banyaknya tanpa memikirkan para suster akan marah atau ke berisikan

Waktu berhenti...
Semua melambat...
Mungkin kah dia pergi?
Lagi?

Tanpa gue sadari seseorang menarik gue dan membawa gue keluar dari ruangan itu

"Papa" kata gue bergetar

"Ini salah Audy... harus nya...harusnya Audy..." tangis gue pecah saat itu juga

"Udah gapapa"

"Gimana gapapa Pah. Gara gara Audy bang Adam jadi...jadi"

"Sttt. Udah diem, ayo kita sholat. Mama udah di mushola dari semenjak kamu masuk ke kamar abang kamu"

"Terus kalo Mama tau keadaan bang Adam yang ga sadarkan diri gimana!" Kata gue makin histeris

"Stt. Udah diem Audy!" Bentak Papa membuat gue diam tak berkutik

"Papa mau kamu ke mushola sekarang"

"Enggak. Audy mau disini!" Kata gue mantep

"Ya udah, kita tunggu dok--"

"Keluarga Adam?" Kami serentak terkejut namun setelahnya segera berjalan kearah dokter

"Pasien sempat mengalami kekurangan oksigen dan hantaman di kepalanya yang cukup keras untuk kedua kalinya membuat dia koma entah untuk berapa lama"

"APA!" Seru gue kaget bukan main

Ini pasti salah gue!
Ya!
Dia kekurangan oksigen karena gue!
Benturan yang pertama kali terjadi pun gara gara doa gue, yang waktu itu sebenernya buat si Audrey

"Saya sarankan untuk banyak berdoa pada yang maha kuasa, karena sesungguhnya dia yang berkuasa" dan setelah itu dia pergi...tanpa menjawab keterkejutan gue

Ok up nih
Seperti biasa typo dimana mana. Dan maaf karena kemaren udah ngegantungin kalian

Jadi gimana part ini?

Crazy Things [Brother Complex]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang