Hari Yang Berat (part 3) lanjutan

898 48 7
                                    

Baru saja gue ingin membantu bang Adam. Tapi dengan secepat kilat gue di tarik

Pemandangan yang gue liat pun mengerikan. Pesawat itu! Dia berguling di trotoar Bandara...

Mata gue mencari nama bandara itu dan...

SOEKARNO-HATTA

"BANG ADAM!" gue terbangun dengan terengah engah beserta keringat yang bercucuran. Dengan pelan gue hapus keringat itu dan berdoa semoga saja hanya mimpi.

Dengan wajah yang masih basah gue melirik jarum jam yang menujuk kan jam 3 siang

Gue mencoba tidur kembali namun gue mendengar suara pintu kamar gue terbuka

"Mah?" Panggil gue pas liat Mama masuk
"Audy!"

"Ayo ikut Mama!" gue dengan enggan mengikuti langkah Mama menuju garasi dan di sana sudah ada Papa yang lebih tepatnya sedang memanaskan mobil

"Cepet Audy!" Teriak Mama dengan perasaan campur aduk gue pun masuk ke dalam mobil dengan bungkam

Gak gak gak ini gak boleh terjadi

"Mah kita mau kemana?"

"Tolong diam dulu ya Audy, Mama pusing" isak Mama terdengar sangat memilukan Papa yang di sebelahnya mengelus ngelus bahu Mama dengan sayang

"Apa terjadi sesuatu sama..."

"Ayo turun" ajak Mama kembali, gue lagi lagi dengan enggan mengikuti langkah Mama dan Papa menuju ruangan bertuliskan UGD

"Dok gimana dok anak saya?" Tanya Papa

"Anak ibu mengalami pendarahan yang sangat banyak jadi kami memerlukan darah secepat mungkin"

"Pasti darah Ibu dan Bapak ada yang sama kan?"

"Saya! Saya sama dok dengan putra saya" seru Mama menghapus air matanya

Gak gak gak ini gak boleh terjadi

"Ikut saya kalau begitu"

"Bapak dan adek bisa menunggu disini saja" dan untuk kali ini gue enggan untuk tidak mengikuti langkah Mama

Tapi dokter sudah berkata demikian yang dapat gue lakukan hanyalah....

Menunggu

Setelah menunggu sekitar 10 menit dengan keheningan, akhirnya Mama keluar dengan dokter

"Bisa ikut ke ruangan saya?" Papa mengangguk diikuti gue

Kami bertiga pun masuk ke ruangan dokter. Dokter itu dengan pelan melepas kacamatanya dan memijit pelan hidungnya

"Seperti yang saya katakan tadi Bu. Darah Ibu tidak sama dengan putra ibu"

"Pah masa darah Mama ga sama sih sama Adam! Papa ga bohongkan sama Mama"

"Enggak Mah, darah Mama sama Adam sama. Dok mungkin ada kesalahan disini" gue cuma bisa diam dan mendengar dengan baik

Gue ga bisa berkata kata. Apa benar yang di katakan bang Adam.... bahwa cintanya tidak salah?

"Enggak Pak... Bapak bisa melihat hasil tes yang tadi" ujar dokter itu memberi Papa selebar kertas

"Tidak ada kemungkinan kalau alat itu rusak" lanjut dokter itu

"Enggak saya ingat sekali, saat itu putra saya baru berumur 1 minggu dan saya meminta tolong kepada dokter untuk mencek golongan darahnya. Dan hasilnya 'A' sama seperti istri saya sedangkan saya sendiri 'O' sama seperti putri saya ini" jelas Papa panjang lebar dan gue pun mengagguk

"Iya, itu benar! Darah saya sama dengan Papa dan Mama sama dengan kakak saya"

"Jelas jelas disini Adam bergolongan darah B. Bapak Ibu dan Adek yg saya hormati"

"Tunggu!
"Atau jangan jangan...."

"Apa Ibu merasa ada yang berubah dari Adam? Mungkin saat memberi Asi?"

"Tunggu... Pah! Papa ingat saat Mama bilang mata Adam berubah jadi coklat?"

"Ehmm... iya Papa ingat!"

"Saya lupa tanggal berapa. Tapi memang saat itu ada bayi juga yang ingin diantar kan ke ibunya yang ada di kamar sebelah saya"

"Jadi maksud dokter putra saya---"

"Ketuker?" Tanya gue sebagai gurauan

Okkk gue kambek
Typo di mana mana ya

Jujur gue greget sendiri sama nih cerita

So kalian greget gak?

Crazy Things [Brother Complex]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang