Tok tok
"Bang bangun"
"Bang...."
"Ih bang bangunnnn!" Teriak gue pasrah. Ok ga ada jalan lain, gue berjalan masuk ke kamar gue, lagi lagi gue menarik meja rias dan membuka pintu ketiga
Dan untungnya kebuka
"BANG ADAM!" teriak gue tepat di telinganya dan dengan tiba tiba sekali dia bangun
Dugh
"Aaaaw" "Adaw" keluh kami bersama
"Elo! Ngapain di kamar gue!"
"Menurut lo?" Tanya gue sinis dan mulai melangkah berjalan menuju pintu ketiga
"Tunggu" cegahnya gue diam di tempat menunggu...
"Apa lo biasa masuk ke kamar gue?" Tanya nya membuat gue tersenyum miris.
Lo bahkan pernah temenin gue tidur di kasur gue. Gara gara nonton Lights Out dan ujung ujungnya lo ketiduran. Dan bisa di bilang kita tidur satu ranjang pada saat itu. Dan lo dengan mudahnya melupakan segala hal yang pernah kita lalui? Satu tetes airmata keluar dari pelupuk mata gue
"Mau jujur ato enggak?" Dengan suara yang berusaha biasa aja. Untunglah posisi gue memunggunginya
"Jujur" jawabnya enteng
Tapi gue ga bisa jujur. Ini demi Mama dan Papa"Kita bahkan ga pernah sedekat ini..." dan setelah itu gue berlari keluar dan menutup pintu ketiga
Tubuh gue ambruk dengan lemah gue bersandar di pintu ketiga. Airmata gue keluar dengan derasnya, dengan kasar gue menghapus airmata sialan itu
Gue harus tepatin janji gue!
Gue harus ngejauh!
Gue harus ngebahagiain Mama Papa!
HARUS!Gue berdiri dari lantai dan mulai mengembalikan meja rias itu ke balik pintu
Singkat cerita
Sekarang jam 12 tapi gue gak lagi jemput bang Adam karena Papa memaksa agar gue diam di rumah dan dia yang menjemput bang Adam
Ok terdengar berlebihan, tapi Papa dan Mama hanya ingin yang terbaik untuk sekarang
Tidak ingin yang aneh aneh. Meski semua itu sepenuhnya adalah salah si Audrey
Ok gue rasa sekarang gue akan mendirikan bendera pertempuran. Ga akan gue biarin dia! menjadi orang yang bahagia
Gue akan membuat dia menderita juga, sama kaya yang dia lakukan ke bang Adam
"Tunggu pembalasan gue" gue tersenyum miring
"Ehm... Audy?" Panggil seseorang dari belakang tubuh gue membuat gue menengok kearah belakang
"Ya?"
"Di panggil Mama" ya lo pasti tau dong siapa yang manggil gue tadi dengan ragu ragu. Adam, Abang gue
"Oh iya" jawab gue asal dan langsung berdiri, entahlah rasanya terlalu berat untuk melihat seseorang yang dulu sangat dekat dengan kita dan kini seperti orang asing....kembali
"Dy?"
"Ya?"
"Lo ga bilang makasih gitu sama gue?"
"Ohhh iya, makasih" jawab gue dan mempercepat langkah gue menuju tangga
Bahkan sekarang dia mengharapkan imbalan? Apa gue juga boleh meminta imbalan?
Imbalanmya kembali kepada gue!
Oh itu ga mungkin
"Ada apa Ma?" Tanya gue pada Mama yang sedang duduk di sofa depan tv
"Pijitin Mama dong" kata Mama membuat gue memutar bola mata malas
"Kenapa ga bang Adam aja? Dia kan lebih kuat"
"Tadi udah. Tapi terlalu kenceng jadi Mama minta dia panggilin kamu"
"Besok besok jangan nyuruh bang Adam ya" bisik gue
"Apa? Mama ga denger"
"Ga bukan apa apa!" Elak gue dan mulai memijit pundak Mama
Maap telatt
Gue udah ga ada part lagi untuk di lanjut tiap hari
Jadi part ini bener bener baru gue selesain. Tiba tiba aja bang Adam kaya mgapus ingatan gue sama dia, jadi agak agak lupa gitulah
Tapi nanti gue janji sore ada hospot atau wifi gue up lagi kok. Okey?
Vomment dong
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Things [Brother Complex]
Jugendliteratur(Follow me. Cuz my story it's private) Crazy things... Hanya itu yang dapat mendepkripsikan cinta gue kepadanya.... Abang gue #278 teenfaction (2 Juli 2017) #281 teenfaction (30 juni 2017)