Kenyataan (part 4)

1.7K 55 0
                                    

Gue genggam tanganya dengan erat berharap semua nya akan berjalan dengan baik

Hari hari gue lewati dengan doa dan tangis yang tiada hentinya. Para dokter sudah melakukan segala cara, tapi... entah apa yang terjadi di dunia bang Adam hingga dia ga bisa kembali ke dunia nyata

Apa mungkin nyawa nya tidak bisa masuk ke dalam tubuhnya lagi?

Apa mungkin nyawanya tersesat?

Apa mungkin dia bosan dengan hidup ini? Lalu tidak berniat kembali

Dan yang menyedihkannya lagi. Segala kemungkinan itu bisa aja terjadi

Gue tatap wajah yang pucat itu. Dulunya bibir itu merah, dulunya mata itu terbuka memberikan kesan teduh dan dulu nya nyawa itu ada di dalam tubuhnya

Tapi sekarang...
Bibirnya pucat, mata itu terpejam dan nyawanya entah kemana, atau mungkin dia terlalu lelah untuk menghadapi penyakit di dalam tubuhnya

"Dy..." gue mendongkak menatap Mama yang lagi berdiri di depan pintu

"Ya ma?"

"Makan dulu gih. Gantian Mama yang jagain, dari kemarin kamu belum makan loh" dengan pelan gue mengagguk dan berjalan menuju pintu sampai akhirnya pintu itu tertutup dan di gantikan dengan hawa mencengkam dari rumah sakit ini

Dulu... gue suka bau rumah sakit, bau yang unik bagi gue. Tapi sekarang gue benci dengan rumah sakit bagi gue mereka semua adalah rumah kematian dan kuburan bukanlah rumah kematian melainkan rumah istirahat bagi mereka yang sudah engga bernyawa lagi

Gue berjalan kearah kantin rumah sakit dengan langkah berat. Entahlah rasanya gue ingin mati juga kalo begini ceritanya

Setelah sampai di kantin. Gue duduk di bangku terdekat dengan kasir karena terlalu malas untuk berjalan bila memilih tempat duduk di dekat taman

Gue taruh tas kecil gue di meja dan berjalan kearah kasir untuk membeli makanan

"Saya mau... Nasi goreng minumnya air putih aja" kata gue ke mba kasir

"Ini dia" seru mba itu tersenyum gue dengan pelan pun membalas senyumannya dan membayar makanan dan minuman itu

Gue duduk meja itu dan mulai menyantap makanan tanpa minat. Makanan ini enak hanya saja... engga ada lagi nafsu gue untuk makan

Sekalipun harga makanan itu miliyaran, gue hanya ingin bang Adam bangun dan semua akan kembali seperti semula

Semuanya

Masih dengan menyantap makanan dengan malas. Tiba tiba aja ada orang yang menarik kursi di hadapan gue, segera gue mendongkak dan lihat siapa itu?

Lelaki yang sama yang selalu menemani gue di saat sedih. Tapi tolong... tolong jangan berfikir gue akan berpaling kepadanya

"Lo kemana kemaren?"

"Ada di masjid, ada ibu lo disana" gue mengagguk pelan

"Gimana keadaan abang lo?"

"Nothing special" kata gue mengaduk ngaduk makanan gue dengan malas

"Oh iya. Nama lo siapa sih?" Tanya gue kepo

"Ada deh"

"Anjir lo ya. Kasih tau gak!"

"Ogah" katanya kembali tersenyum jail

"Dih! Curang, lo tau nama gue. Gue kaga" kata gue bt

"Dih terserah gue dong. Gue takutnya tar lo ngefans lagi sama gue, secara gitu gue kan ganteng" katanya pede tingkat dewa

Ya ok. Gue akui dia emang ganteng, tapi nama doang woy! Gue masa ga boleh tau

"Dasar som--"

"Audy!"

"Eh Vesil"

"Lo ngapain bego! Ngomong sendiri, ok gue tau lo lagi stress tapi please deh... jangan jadi gila" ucapan Vesil membuat gue diam

"Gue ngomong sama di--" gue diam. Lah mana tuh cowo

"Beneran sombong emang tu cowo" seru gue memakan suapan terakhir dan berdiri untuk kembali ke kamar rawat bang Adam

"Eh lo kenapa?" "gapapa. Ayo!" seru gue kembali ke kamar bang Adam

"Nadia, Anjani mana?"

"Nadia. Tar sore kesini katanya. Ada urusan"

"Si Anjani juga?"

"Kaga dia mah molor" "kok lo tau?" Pekik gue menggema di lorong

"Orang adek nya yang ngakat"

"Ouch"

"Sumpah lo alay bat. Bukan temen gue"

"Dih.... oh iya kita kan cabat"

"Hahaha. Dah ah, yuk lah masuk. Anggap aja kamar sendiri" katanya menyuruh gue masuk ke kamar VVIP bang Adam

"Dih lo mau tinggal disini? Gue sih ogah"

"Kalo gratis kenapa enggak. Kan keren gitu, mana tau tar ada Zombie yang lagi jal--"

"Stop imagination lo tuh kadang di atas rata rata tau gak"

"Emang?" "Bodo"

[Mulmet] zombie nya Vesil. Lol

Ok up sahur sahur

Crazy Things [Brother Complex]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang