Gue menatap jendela dengan jengah. Kayanya masa SMA gue biasa aja ga kaya di novel novel
"Eh itu si Alan mau kemana ya?"
"Tau" kata gue males
Kring!!!
"Eh itu bukannya sirine kebakaran ya?" Tanya guru di depan
"Iya iya!" Semua kelas pun riweh termasuk si ketua kelas
"Ayo anak anak keluar dari kelas kita turun ke lapangan!" teriak guru itu membuat semua anak berlarian keluar kelas
Gue juga panik tapi ga heboh teriak teriakan kaya si Bihah
"Gece. Lo mau kebakar!" Kata si Anjani
"Iya iya" kita berempat pun berpegangan dan menuruni tangga berbarengan dengan kecepatan tinggi
"Ayo kumpul kumpul" teriak pak satpam
"Wok coba periksa seluruh ruangan" kata pak kepala sekolah
"Siap pak" katanya lalu pergi
"Anak anak diam dan duduk" semua murid pun diam dan duduk di lapangan
"Pak apa yang kebakaran?" Tanya kakak kelas yang lebay
"Gatau itu lagi di cek" kata pak kepala sekolah santai
Guru guru mengambil tas nya masing masing. Membuat seluruh murid menatapnya
"PAK KEPSEK TAS KITA GIMANA!" Teriak Enal
"Udah tunggu dulu aja. Tas kalian isinya ga sepenting tas para guru ini ko" teriak guru yang lainnya
"Pak hape saya ada di tas. Kalo sampe kebakar gantiin ya!" Teriak yang lainnya
Gue cuma diem aja. Hadeuh lebih peduliin hape dari pada nyawa
Tapi emang bener sih. Ko pak kepsek nya ga adil, guru guru boleh bawa tas kita ga boleh
Bukan ga boleh sih, tapi kan ga kepikiran. Kalo guru mah jangan di tanya
"Lagian tadi kenapa ga di bawaa" tanya halus pak kepala sekolah
Hening
"Inisiatif nak" kata pak kepsek mengeluarkan nafasnya berat, seperti lelah
"Ini nih pak biang kerok nya" teriak pak satpam kepada pak kepsek
Sambil menjewer kuping...
Alan!
"Alan Dy, Alan"
"Jangan bilang tadi si Alan lari lari itu gara gara itu?" Bisik gue ke kuping Vesil
"Bisa jadi!"
"Wah kayanya bakal di skorsing nih" kata Nadia yang langsung di jitak oleh Vesil
"Lo kenapa sih. Pacarannya sama Kak Liam malah Alan yang lo pikirin" kata Nadia membuat gue menatap Vesil dengan ganas
"Lo pacaran sama Bang Iam!" Teriak gue yang langsung di tutup mulutnya oleh Vesil
Hampir seluruh murid yang duduk menatap gue. Kecuali para guru
"Anjir lo!, Diem apa diem" bisik Vesil mengeram kesel
"Ya maap. Kapan, kapan?" Tanya gue buru buru
"Pas di Bali, di pantai Kuta"
"U,u,u sosuit" kata gue
"Iya. Tapi..."
"Tapi? Lo tolak ya!" Kata gue ga sabar
"Enggaklah gila lo cowo most wanted gitu gue tolak!" Seru Vesil bangga
"Ko... lo ga cerita sih ke gue"
"Itu... Gue ga maulah gue, waktu itu lo kayanya masih terpukul banget sama penculikan itu, mangkanya gue ga mau ngasih tau" kata Vesil murung
"Ya ampun. Itu kan kebahagiaan, lo harus bagi bagi sama gue lah!" Seru gue seneng
"Tapi waktunya ga tepat Dy. Pas kak Liam nembak aja gue mikir lama terus gue terima pas mau tidur"
"Jadi lo bikin dia jantungan dulu baru lo terima?"
"Parah lo" kata gue ga percaya
"Gue ga bermaksud. Tapi emang waktunya ga pas, mangkanya gue coba pikir beberapa jam dulu"
"Okey gue maklumi sekarang. Tapi besok kalo ada kebahagian mau keadaan gue gimana pun lo harus cerita ya" kata gue menunjukan jari kelingking gue
"Iya" dia tersenyum dan menautkan kedua jari kelingking kita berdua
"Eh lo ngapain?" Tanya Anjani bingung
"Woi, ayo balik. Udah pada bubar juga" gumam Nadia meles
"Balik ke rumah?" Tanya gue
"Enggak. Kelas ayo" Anjani jalan lebih dulu dan kami mengikutinya dari belakang
"Sil. Istirahat traktir ya" kata gue si Anjani langsung mengagguk di ikuti Nadia
"Siap" kata Vesil
"Es mambo aja ya. Wkwkwk" si Vesil berlari ke kelas
Gue cuma geleng-geleng kepala melihat nya berlari
Jadi inget pas pertama ketemu
Tinggal senin nih ujiannya dan itu pelajaran IPA -_-
Jadi karena gereget gue up deh ceritanya. Heheheh seneng juga banyak yang baca
Makasih buat yang vote dan baca. Bener bener berarti buat gue. btw next part gue private
Satu lagi
I love you :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Things [Brother Complex]
Teen Fiction(Follow me. Cuz my story it's private) Crazy things... Hanya itu yang dapat mendepkripsikan cinta gue kepadanya.... Abang gue #278 teenfaction (2 Juli 2017) #281 teenfaction (30 juni 2017)