Sudah hampir 2 bulan enggak ada respon dari tubuh bang Adam. Para dokter bilang bahwa bang Adam udah ga ada kalo alat di tubuhnya di copot
Tapi gue ga mau mereka mencopot alat di tubuhnya itu. Dia pasti hidup! Pasti!
"Audy" panggil Vesil memeluk gue dari samping diikuti Nadia dan Anjani
"Maaffin kita ya baru bisa dateng sekarang" gue mengagguk
"Gapapa kok. Gue juga ga sendirian ada Mama sama Papa gue" kata gue lemah
Dan gue harap lo juga ada bang
"Dy..." gue menatap kearah Nadia
"Kaya nya kita dengerin aja deh kata dokter"
"Ga.akan." kata gue penuh penekanan
"Tapi..."
"Tuhan tau kita harus ngapain Nad"
"Iya. Emang lo tau harus apa?" Gue diam
"Dy. Dokter udah menangani banyak pasien dari mulai sakit yang biasa aja sampe parah. Dan dia cukup baik untuk memberitahu kan lo untuk mencabut alat itu, karena dokter yang jahat, dia bakal biarin abang lo dengan alat itu, biar rumah sakit ini selalu mendapatkan uang setiap harinya. Biaya... itulah yang dokter inginkan"
"Tapi apa? Dokter itu memberi tahu lo agar dia mencoba mencopot alat bantu itu. Biar lo dan keluarga lo ga bayar tagihan lagi"
"Jadi maksud lo bang Adam udah meninggal iya?" Tanya gue marah
"Kemungkinan itu bisa aja terjadi" jawab Vesil
"Ibu dan bapak lo sendiri pun nyetujuin. Lo ga boleh egois Dy, bisa bisa ntar lo sekeluarga ga bisa makan kalo menunggu bang Adam terus yang...yangg"
"YANG APA!" tanya gue marah pada Nadia
"Yang udah ga ada" hati gue tertohok. Apa iya? Apa benar?
"Baik! tapi kalo bang Adam bangun gimana?"
"Ya alhamdulilah dong" kata Anjani membuat gue dan yang lainnya diam
Ya hal itu harus di syukuri
Singkat Cerita
Gue, Vesil, Nadia, Anjani, Mama dan Papa menunggu gelisah di luar ruangan
Alat itu.. alat yang membantu bang Adam sedang di copot
Klik
Kita semua serempak berdiri dan menghampiri dokter itu
Namun yang gue lihat dari wajah dokter itu adalah... kesedihan
"Maaf tapi... saudara Adam tidak bisa di bantu... dia... dia sudah meninggal" mata dojter itu terbata bata
"ENGGAK! GA MUNGKIN" teriak gue histeris
"Adek adek, ibu dan bapak bisa liat di ruangan" gue segera masuk ke dalam ruangan itu dan yang gue lihat adalah tempat tidur yang di tutup oleh selimut putih polos
Namun di dalam selimut itu ada orang. Ada orang yang sedang terbaring tak bernyawa
"Adam..." seru Mama ga berani mendekat Papa dengan sigap memeluk Mama
Lagi lagi semua melambat. Gue berjalan pelan kearah tempat tidur itu dan membuka kain putih itu dengan sangat teramat pelan
Wajah itu....
Wajah yang selama ini membuat gue tertawa, tersenyum dan sekarang menangisTangis yang taakan terlupakan sampai kapan pun
"Bang Adam" seru gue pelan
"Bang Adam" gue tepuk pipinya pelan
"BANG ADAM!" Teriak gue lagi dan airmata itu kembali keluar membanjiri seluruh wajah gue
"Audy udah Audy" rengek Nadia menarik gue
"Ga. Ga. Ga. Ga. Ga. Bang Adam masih hidup!!!"
"Udah Audy" Vesil dan Anjani ikut menarik gue dan lagi lagi mereka memeluk gue dengan sangat erat dan tangis kami pun pecah dalam ruangan itu
Singkat cerita
Hari itu juga pemakaman di ada kan. Mengingat bang Adam meninggal di pagi hari
Semua orang datang untuk menyolatkannya dan mengangkatnya ke pemakaman
Gue lihat Papa. Papa berusaha kuat agar enggak nangis, gue dengan pelan mengelus lengan Papa dan seketika airmata Papa jatuh
Semua orang menangis, semua orang
Teman teman bang Adam datang, entah dari mana saja. Gue bahkan tidak mengenal satu pun teman bang Adam kecuali teman sekolahnya
Bang Iam... dialah orang yang paling lemah saat ini setelah gue, Mama dan Papa
Setelah selesai membacakan doa dan yasin. Satu persatu orang pergi begitupun sahabat gue
Gue yang nyuruh mereka balik, karena memang mereka semua terlalu lelah kalo harus menunggu gue lagi
Mama dan Papa dia sudah lebih dulu ke mobil
Tinggalah gue sendiri di sini. Gue menatap kayu yang bertuliskan
Adam Fachrizza
Bin
Al Facrhrizza
5 Desember 1998
26 Oktober 2016Tanah itu masih merah. Dan mungkin besok tanah itu sudah mengering karena panas nya sinar matahari
Yang gue harapkan kali ini hanyalah, semoga aja dia tenang disana dan bisa bahagia tanpa ada rasa sakit yang dia alami belakangan ini
"I love u brother" setelah itu gue mencium pucuk kayu itu dan pergi
Dengan beban yang sangat berat di tubuh gue. Gue harus merelakannya
Meski itu berat...
Tamat
Dapet ga feel nya. Huwahhh 😭😭😭
Gue mewek pas buat. Tar kapan kapan gue revisi biar lebih dapet feelnya lagi, kalo perlu tar di tambahin lagi konfilk. Wkwk
BAKAL ADA EXTRA PART
STAY TERUSBakal ada penjelasan tentang kenapa Adam bisa inget pas lagi Amnesia
Byeee :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Things [Brother Complex]
Teen Fiction(Follow me. Cuz my story it's private) Crazy things... Hanya itu yang dapat mendepkripsikan cinta gue kepadanya.... Abang gue #278 teenfaction (2 Juli 2017) #281 teenfaction (30 juni 2017)