Entahlah. Gue mulai cemburu atau gimana tapi yang pasti sekarang ini gue benci melihat kedekatan bang Adam dan Kak Audrey
Ya gue akui nama kita hampir sama!
Gue benci saat melihat mereka makan di meja yang sama!
Kenapa harus di hadapan gue sih, dengan hati yang bete nauzubillah gue memakan bakso dengan kesal
Vesil, Nadia sama Bihah dari tadi udah nenangin gue aja. Tapi sumpah demi apapun gue benci! Melihat tawa bang Adam yang sangat lepas hanya karena lawakan garing dari kak Audrey. Bahkan sekarang dia udah ga pernah lagi sekedar menatap mata gue
Kita jauh. Jauh banget kaya Matahari dan planet Neptunus
"Santai dong Dy" Vesil mulai mengelus ngelus punggung gue dengan pelan
Gimana mau santai. Kalo abang lo sendiri bilang 'sibuk' tapi sekarang dia ga ada sibuk sibuknya sama sekali, yaaa meski mereka memang sambil belajar di kantin
"Gue denger denger mereka satu kelompok"
"Ukuk... ukuk" gue terbatuk dan langsung mengambil minum siapa pun yang ada di meja dan meminumnya hingga tandas tak tersisa
"Ye minum gue njir" kesel Alan membuat gue cuma bisa garuk kepala yang ga gatel
"Ini gue ganti minun gue" kata gue memberinya minum punya gue
Ya Alan memang ada di meja kita, karena semua meja di kantin penuh, ada sih bangku yang kosong tapi dia cuma kenal nya sama kita doang
Jadi dia numpang sama kita. Gue sih no promble. Cuz this table not my mine
"Gitu dong" katanya senang karena pasalnya minuman gue masih full sedangkan dia udah tinggal setengah
"Sedotan gue siniin" kata Alan. Dengan malas gue memberinya sedotan yang tadi ada di gelas nya
Setelah menerima sedotan dia memberi sedotan gue juga
"Nih"
"Minum gue udah abis, buang aja" kata gue kesel
"Eh kok gue ga liat pacar lo Nad?" Kata Vesil memecah keheningan antara perdebatan gue dengan Alan
"Iya biasanya tuh bocah suka gabung lo pada. Eh ini malah gue yang gabung elo pada" Alan ikut menyetujui dan untuk kali ini gue ikut mengagguk
"Iya dia sakit. Tar pulang gue mau ke rumah nya"
"Wah Nad"
"Wah"
"Wah" ejek kami semua. Seorang gadis berhijab datang ke rumah kekasihnya yang pasti lagi berbaring di rajangnya yang terletak di kamar
Berarti dia hanya akan berduan di dalem kamar. Wah Nadia nakal
"Wah diem diem nakal nih" ujar Alan membuat gue tercengang
Ko bisa sama sih pemikiran kita?
BodolahTett!!
"Bang gue nebeng boleh?" Tanya gue setelah menyuruh sahabat sahabat gue lebih dulu pergi ke kelas
"Hm. Maaf Dy tapi hari ini gue harus kerja kelompok sama Audrey di rumah nya" tolak Abang gue
Apa! mau ke rumah kak Audrey!
"Uang gue abis bang. Nebeng napa?" Elak gue. Kak Audrey sedari tadi menatap perdebatan kami dan gue cuma bisa mengabaikannya
"Udah sih Dam. Kan abis anter adek lo bisa langsung ke rumah gue"
Seakan mengabaikan kata kata kak Audrey. Bang Adam kembali berkata ke gue dan sedetik kemudian gue kecewa kepadanya
"Nih gue ada 20 ribu. Kembalinya buat lo aja" kata Abang gue memberi gue uang berwarna hijau
Dengan kekesalan yang hampir memuncak gue menepis uang itu dan berlari pergi menjauh
"Dy!" Gue tetap berlari menjauh. Dia bahkan lebih memperdulikan perempuan itu ketimbang gue adiknya?
Ok mungkin rasa cintanya bang Adam hanyalah sekedar angin lalu. Dan sekarang gue yang terjebak dengan cinta sialan ini,
Astaga naga kejeledakkkk
Ga ada lagi niat gue untuk ke kelas. Hari ini gue ingin bebas
Hanya ada satu teman yang bisa di ajak membolos....
Alan
Gaes gue kambek dengan typo bertebaran dimana menong
Ok gue minta maap klo emang banyak typo. Harap di maklum hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Things [Brother Complex]
Teen Fiction(Follow me. Cuz my story it's private) Crazy things... Hanya itu yang dapat mendepkripsikan cinta gue kepadanya.... Abang gue #278 teenfaction (2 Juli 2017) #281 teenfaction (30 juni 2017)