7

8.8K 373 5
                                    

Minggu sore Loyla sudah berada di tempat latihan. Ia sudah berenang kesana kemari ditemani oleh Kak Shapira yang ikut melatihnya. Dihari ini memang Loyla dan Shapira saja yang ada di swim center ini karena sudah di pakai pagi tadi oleh anak-anak renang lainnya dan jadwal sore dikosongkan. Mereka berdua tentu saja sudah mengantongi izin dari Coach mereka, Ale Sudrajat.

" kecepatan kamu itu dipertahankan ya,dek! Kalo bisa sih lebih cepat lagi ". Nasihat Shapira pada adiknya itu.

Loyla yang sedang istirahat, nafasnya masih ngos-ngosan karena Shapira menyuruhnya berenang 8 putaran tanpa henti. Sebenarnya Loyla sangat mampu namun karena terlalu mendadak tanpa pemanasan yang cukup alhasil dirinya merasa sangat lelah sekarang. Ia tidak menggubris apa yang dikatakan oleh kakaknya.

" Kamu denger kakak ngomong gak sih,dek?" tegur Shapira sambil mencipratkan air kolam ke wajah adiknya.

" Eh, I-Iya denger kak, tapi sumpah ini capek banget" keluhnya. Ia bahkan sudah terlentang di pinggir kolam.

Shapira berdecak " Baru 8 putaran Loyla sayang, masa' udah capek gimana sih?"

" Kak, Loyla tadi itu belum siap. Pemanasan cuman lari ditempat sama peregangan sebentar. Terus kakak udah main ceburin aku kekolam,langsung disuruh berenang 8 putaran mana lintasan yang 50 m pula. gimana gak rontok ini badan " Loyla nampak frustasi menghadapi kakaknya yang satu ini selain karena cerewet juga kejahilannya yang bikin geleng-geleng kepala.

Shapira terkekeh, memang tadi dirinya langsung menceburkan adiknya itu kekolam padahal Loyla sedang melakukan pemanasan. Loyla yang sudah basah kuyup hendak protes namun pluit panjang yang memekakkan telinga menandakan Loyla harus segera berenang cepat dengan intruksi yang ditunjukkan Shapira 8 putaran langsung membuat Loyla gelagapan dan langsung berenang.

Loyla begitu karena ia sangat tunduk dan patuh akan perintah dari kakaknya itu karena dirinya tahu semua untuk kebaikan dirinya.

" Ya, kakak sengaja tadi. Habisnya wajah kamu selalu tegang. Sesekali senyum dong, masa pelit amat ama senyum " cibir Shapira

Loyla tercengang mendengarnya, apa hubungannya coba?

"Ha? Alasan apaan tu?" jawab Loyla jutek.

Shapira kembali terkekeh " Sesekali gak apa-apa,dek. Ini metode latihan dari kakak biar latihannya gak monoton hehehe "

"Huft.. Besok juga pulang jam tambahan aku udah mesti latihan di sekolah kak, belum lagi setiap hari Rabu dan jum'at latihan sama om Ale" gerutunya kesal.

"Yaa ampun..sabar dong! Kamu jalanin aja dulu kan ini demi kebaikan kamu. Kalo nanti kamu menang yang bakal seneng tentu saja kamu karena kerja keras kamu terbayar, inget ya Loyla jangan nyerah duluan hadapi semua rintangan yang ada" Shapira mulai petisinya

"Iya iya kakakku yang paling cerewet " ucap Loyla acuh, dirinya bukan tidak mendengarkan cuman berhubung pikiran sama badan yang tidak sinkron jadi ia memilih mengiyakan saja setiap perkataan Shapira dan hal itu membuat Shapira mencibir.

***

Pranggg...

Bunyi pecahan kaca terdengar jelas dari dalam kelas gue. gue yang lagi berada dikoridor depan kelas langsung berlari untuk memastikan apakah kecemasan gue terjadi atau tidak, saat hendak masuk gue bersenggolan dengan Devina yang hendak pergi entah kemana dengan tergesa-gesa gue pengen marah tapi rasa penasaran gue didalam kelas jauh lebih besar . Dan ternyata saat gue tiba didalam, gue melihat sahabat gue Citra tengah menangis meratapi botol kaca yang didalamnya terdapat miniatur bajak laut yang baru dibuatnya untuk dikumpul pada mata pelajaran prakarya nanti pecah berhamburan tak berbentuk. firasat gue benar!

Si Most Wanted Vs Si Tomboy{Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang