40

4.9K 247 43
                                    


Abra POV

Gue masih memandang tak berkedip pada sesosok gadis cantik yang diapit oleh kedua temannya ini, yang dikatakan Devina memang benar Loyla sangat luar biasa cantik malam ini. Dengan berbalutkan dress indah semakin menunjukkan kalau Loyla ini memanglah cewek tulen yang gak berbeda dengan cewek-cewek lainnya walaupun rambutnya masih pendek seperti potongan rambut laki-laki.

Glek

Gue meneguk saliva ketika mata indahnya juga menatap gue tanpa kedip, Ya Tuhanku kenapa gue baru sadar kalau gadis cuek menyebalkan ini telah membuat gue menjadi mabuk kepayang melibihi saat gue jatuh cinta sama Alexa dahulu

Raut wajahnya masih menampilkan ekspresi  tercengang,  lama kami terdiam hanya saling tatap akhirnya suara Devina membuat kami tersadar

" Emm.. Kayaknya gue sama Citra mau kedalam lagi deh,  yuk Cit mereka perlu bicara empat mata" Devina melepas rangkulan tangannya dari Loyla dan menarik lengan Citra agar mengikutinya kembali keacara

Loyla nampak salah tingkah " Eh tungguin gue" katanya mencoba menghentikan langkah Devina dan Citra

Tapi buru-buru gue mencegah Loyla yang akan mengikuti teman-teman nya itu

"Kita perlu bicara berdua Loy" ucap gue tegas dan Loyla segera menoleh kearah gue dengan perasaan campur aduk yang sangat kentara

Melihat gue yang berubah ke mode serius cepat-cepat Devina membawa Citra pergi dari sini sebelum Loyla mencoba kabur dari hadapan gue

"Emm.. Lo mau bicara apa? " tanyanya canggung,  sangat jelas kalau dia gak nyaman sama tatapan gue yang terus menelisik memperhatikannya bahkan tanpa sadar gue telah mempermalukan diri gue sendiri

" Lo Cantik" celetuk gue tanpa sadar yang dengan kurang ajarnya, bukannya menjawab pertanyaannya malah mengatakan hal itu yang semakin membuatnya tersipu malu

Ck

Gue berdecak merutuki mulut sialan gue ini, emang ni mulut harus diberi pelajaran sepertinya

Gue menarik nafas dan menghembuskannya pelan, lalu gue berdehem sejenak untuk menetralkan perasaan gue yang semakin cenat-cenut saja

"Gue perlu mengatakan sesuatu sama lo sebelum gue atau tepatnya kita  tidak akan bertemu lagi nantinya" ucapan gue menarik perhatian Loyla yang tadinya menunduk sekarang menatap tepat dimanik mata gue

"Arrgghhh,  Loyla please jangan menatap gue seperti itu gue jadi salah tingkah sendiri" batin gue merutuk karena memang pesonanya malam ini mampu membuat gue tak berkutik tapi gue harus tegas sama diri gue ini demi kebaikan kedepannya agar tak ada yang mengganjal lagi

"Kenapa? " tanyanya lirih

'Ya Allah, gue jadi merasa berat untuk mengutarakan semuanya'

Lagi-lagi gue menghela nafas berat, dan berdoa didalam hati semoga gue bisa mengatakannya dengan lancar

"Sebenarnya Loyla Abraham, cewek tomboy yang dulunya selalu berseteru dengan gue,  Abrata Dirgantara Mckey. Gue harus jujur sama perasaan gue sekarang walaupun ditempat yang tidak semestinya..." gue menjeda perkataan gue

Memang benarkan apa yang  gue katakan,  masa gue mau mengungkapkan perasaan gue didepan toilet, dimana romantisnya coba?  Tapi mau bagaimana lagi,  gue takut kalau ditunda-tunda gue bakalan gak seberani sekarang jadi ya peduli amat yang penting hati gue lega usai mengatakannya nanti

Gue mengamati ekspresi Loyla,  seperti yang gue duga dia mengernyit bingung menunggu gue meneruskan perkataan tadi,  duh gue semakin keringat dingin kalau begini

Si Most Wanted Vs Si Tomboy{Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang