13

7.7K 432 9
                                    

Loyla POV

Hari ini...

Hari dimana gue akan menentukan nasib gue, apakah memang pantas gue berada di MHS atau tidak. Sejak kemarin perasaan hati ini sangat was-was memikirkannya. Latihan-latihan sudah gue jalani dan gue harap, gue bisa mencapai hasil terbaik.

Pagi-pagi sekali selesai mandi dan usai menunaikan kewajiban sebagai seorang hamba, Kami sekeluarga langsung bersiap untuk pergi karena tepat jam 06:00 kami para peserta lomba akan menjalani sesi pemanasan selama 1 jam dan barulah setelah pukul 07:30 pertandingan akan dimulai. Gue sudah siap mengenakan setelah jaket parasut dan sepatu olahraga. perlengkapan untuk gue bertanding semuanya sudah disiapkan sejak kemarin dan sudah di taruh di bagasi mobil.

Usai sarapan, suara gaduh mulai terdengar disetiap penjuru rumah, gue yang sudah siap dari tadi sibuk memperhatikan keluarga Abraham ini berlari-larian kesana kemari. mereka semua sibuk bersiap untuk ikut mengantar gue. gue yang duduk disofa cuman bisa geleng-geleng kepala.

" Mah, sepatu Kenzo dimana?"

" Mah, Perlengkapan untuk kita makan jangan lupa!"

" Ken, panasin mobil"

Teriakan-teriakan para penghuni rumah ini sungguh membuat pusing mana perasaan gue yang lagi gak menentu antara gugup, takut, Nerveous semuanya bersatu padu. Tidak ada yang mengerti perasaan gue saat ini. Sebenarnya yang seharusnya sibuk itu gue tapi malah mereka semua yang sibuk sendiri. Papa sedang memasang sepatu, mama sibuk dengan lipsticknya, bang Kenzo sibuk mencari sepatu ketsnya dan Kak Shapira yang sedari tadi belum keluar dari kamarnya. 'Ampun deh!'

Tepat pukul 05:25 kami sekeluarga berangkat menuju tempat perlombaan menggunakan mobil, jarak rumah dari tempat lomba tidak begitu jauh. Dan seperti biasa gue duduk disuruh duduk bertiga dengan bang Kenzo dan Kak Phira, tentu saja gue yang diapit oleh mereka. Ditengah-tengah perjalanan suasana hati gue semakin berkecamuk karena suhu udara terasa sangat panas menurut gue.


" Bang, geser dikit dong, susah nafas ini akunya" Kata Kak Shapira memohon. Gue liat emang wajah Kak Shapira sudah memerah. AC yang dihidupkan sudah tidak berasa dinginnya.

" Abang udah mentok ini, mau geser kemana lagi coba?" Jawab bang Kenzo sebal . Gue masih diam saja habisnya gak bisa gerak gue tadi pengennya duduk di belakang tapi dicegat sama mama katanya biar gue gak kesepian, gak sendirian menghadapi semuanya. Huh.. gue mendengar alasan begitu cuman bisa ternganga, sungguh alasan yang gak jelas.

" Tapi akunya gak bisa nafas, Abang" kata Kak Shapira dengar volume suara naik satu oktaf, gue langsung menoleh keheranan sama kak shapira. Sepertinya perang dunia ke 3 bakalan dimulai

" Buka kaca mobil kek, emangnya kamu kira abang gak kesempitan ini" Jawab Bang Kenzo tak kalah keras

" Ya ampun...Bang, Kak. Yang kesempitan disini tuh aku diapit sama kalian " omel gue kesal, gue pusing mendengar pertengkaran mereka setiap hari yang terjadi dimanapun, dan memang dua orang di samping kiri-kanan gue ini semenjak balik kerumah berat badan mereka naik cukup dratis.

"Yaa Ampun, kalian ini bisa diam tidak,sih? Dari tadi ribut terus gak di rumah gak dimana-mana, pusing tau gak dengerin ocehan kalian" Tegur mama

" Mah, aku kesempitan Bang Kenzo gak mau geser " Keluh Kak Shapira yang mendapat dengusan dari Bang Kenzo

" Bagus, salahin aja abang terus " Timpal Bang Kenzo cemberut

" Pindah kebelakang apa susahnya sih?" Jawab mama

"Tadi mama bilang kami duduk ditengah semua?" Tanya gue heran, papa hanya geleng-geleng kepala melihat kami berempat dia hanya diam dan fokus menyetir

Si Most Wanted Vs Si Tomboy{Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang