20

7.6K 296 8
                                    


3 hari sudah Loyla dirawat di Rumah Sakit dan hari ini dirinya sudah di perbolehkan pulang. Loyla merasa sangat senang karena dirinya begitu rindu akan dunia luar karena baginya Rumah Sakit seakan-akan menjadi tempat yang akan membunuhnya secara perlahan.

Teman-teman Loyla kemarin pun perwakilan dari kelasnya datang membesuk tak lupa Abra dan Devina pun ikut serta untuk melihat keadaan Loyla.

Semenjak hari dimana Abra di goda habis habisan oleh sahabat-sahabatnya saat melihat keadaan Loyla,dirinya mau tak mau harus berperan ekstra demi melancarkan skenario yang ia buat bersama Loyla karena Devina entah mengapa seperti terus meng-kepoin apapun yang dilakukan Abra.

Dirinya tau Loyla pasti sangat jengah padanya karena hampir setiap hari selama Loyla dirawat ia selalu menemani Loyla baik dalam waktu singkat ataupun lama setelah pulang sekolah. Abra dengan sigap membantu Loyla baik menyuapinya makan, menuntunnya berjalan untuk sekedar ke kamar kecil ataupun menyuruhnya meminum obat. Tentu saja kebahagiaan terpancar pada keluarga Abraham tetapi tidak dengan Loyla.

" Lo ga ada kerjaan ya?" Tanya Loyla kemarin sore saat Abra kembali datang menjenguknya masih lengkap dengan seragam sekolah yang ia pakai tanda ia baru pulang sekolah.

"Loyla, yang sopan sayang sama Abra!" tegur mamanya karena pertanyaan dari Loyla begitu ketus pada Abra.

Abra yang sebenarnya kesal tapi ia memperlihatkan ekspresi tersenyum yang bahkan kelewat manis membuat Loyla bertambah muak padanya

" Gak apa-apa tante mungkin Loyla merasa bosan sama saya " kata Abra kalem masih dengan senyum tersungging dibibirnya

Loyla mual sekali mendengarnya dalam hati ia merutuki sikap Abra barusan 'cih, dasar cowok bermuka dua'

"Jangan bilang begitu, dasar Loyla nya aja yang malu mengakui sebenarnya dia senang di perhatiin terus sama kamu, Tante makasih banget ya Abra" Ucap Ratna tulus pada Abra dan tentu saja Loyla langsung mendengus

" Mamah apaan sih " Kata Loyla menegur mamah nya sedangkan yang ditegur malah mendelik padanya

Abra lagi-lagi tersenyum, entah setan apa yang merasukinya sehingga beberapa hari ini ia lebih banyak tersenyum tak seperti biasanya padahal dirinya selalu menampakkan raut wajah arrogant

" Loyla memang begitu tante, malu-malu tapi mau " Sontak saja jawaban Abra membuat Loyla tersedak salivanya sendiri sedang Ratna langsung tertawa mendengarnya

'Bagus, satu lagi daftar kebohongan yang elo buat, dasar idiot sialan!' Loyla memaki dalam hati. Nafasnya sudah naik turun saat ini karena menahan emosi

"Ya ampun, kamu bisa aja. Berarti kamu sudah mengenal Loyla dengan baik"

Oke cukup sudah! Rasanya Loyla ingin ditenggelamkan kedasar lautan kalau terus mendengar obrolan Abra dan mamah nya saat ini.

"Lum..." Belum sempat Abra menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba pintu ruangan Loyla terbuka menampilkan seorang dokter disertai seorang suster dibelakangnya

"Selamat Sore, maaf saya akan memeriksa keadaan pasien" kata dokter tersebut

Ratna tersenyum dan membalas "Silahkan, dok"

Ratna dan Abra pun undur diri untuk mempersilahkan dokter memeriksa Loyla.

Dan akhirnya Loyla bisa bernafas dengan lega karena merasa tertolong dengan hadirnya dokter dan suster yang hendak memeriksa keadaannya.

***

Abra POV

proud of you,Abra!

Oke gue akui, gue pasti sudah tidak waras. Mau-maunya gue sok jadi orang yang sangat perhatian sama kekasihnya. Walaupun Loyla hanya kekasih pura-pura tapi gue rasa gue udah super perhatian sama si tomboy itu.

Si Most Wanted Vs Si Tomboy{Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang