9

9K 348 8
                                    

Pritttttttttttt......

Bunyi pluit panjang sang pelatih menandakan semua orang harus segera keluar dari kolam, termasuk Loyla. Loyla sedang berada di Gedung Olahraga MHS sekarang, hari ini jadwal latihannya berenang para murid yang ikut eskul renang sekaligus latihan para atlit yang tak akan lama lagi bertanding. Usai keluar dari kolam Loyla segera menuju ruang ganti karena abangnya Kenzo pasti sudah menunggu pasalnya sekarang sudah menunjukkan pukul 17:00 WIB.

Selesai mengeringkan tubuhnya Loyla segera mengganti pakaiannya dengan jeans belel dipadukan kemeja kotak-kotak warna gelap dan topi untuk menutupi rambut basahnya. Setelah itu ia langsung menghampiri sang pelatih dan guru olahraganya untuk berpamitan.

" Pak, saya pulang dulu " ujar Loyla seraya menyalami kedua orang tersebut

" oh iya, hati-hati dijalan ya" jawab pak Farma, Loyla hanya mengangguk dan segera berlalu.

***

Loyla masih menyusuri koridor sekolahnya untuk mencapai parkiran ia melintas seraya melihat ke arah lapangan basket, disana dilapangan basket itu ada anak-anak basket yang juga sedang latihan. Loyla bisa melihat seseorang yang pagi tadi sempat membuatnya jengkel bersama teman-temannya. Loyla hanya mendengus tak suka bila mengingat tentang Abra, 'Itu anak memang keren tapi sangat menjengkelkan ' batin Loyla saat ia melihat Abra yang baru saja memasukkan bola basket ke dalam ring.

Loyla masih terus berjalan hingga seseorang yang memanggil namanya membuat langkahnya terhenti.

"Loyla" Teja berlari kearah Loyla dan berhenti tepat dihadapan Loyla

"Kenapa?" Tanya Loyla

"lo habis dari mana pake pakaian begini?" Teja meneliti penampilan Loyla dari kaki hingga ujung kepala membuat Loyla jengah, ternyata semenjak ia dekat dengan Teja beberapa hari lalu karena pernah satu kelompok membuat makalah mata pelajaran kewarganegaraan, Loyla makin mengenal Teja yang memiliki sifat Cerewet, kekanakan dan suka kepo urusannya.

" gue habis ketemu pak Farma tadi, elo lagi latihan kan, kenapa nyamperin gue disini dan jangan bilang hanya karena penampilan gue kayak begini lo samperin gue?"jawab Loyla cepat takut ketahuan, Teja tersenyum kikuk

" ya sebenarnya sih iya, gue penasaran aja pas liat orang yang pakai baju santai begini lagi berjalan sendiri ternyata gue perhatikan secara seksama orangnya elo ya gue samperin aja,hehe" jawab Teja masih dengan cengiran khasnya

" Yaelah Tej, udah lo balik latihan lagi sana gue mau pulang ini " Loyla dibuat gemas oleh Teja

" kok lo doyan banget sekarang sebut nama gue dengan sebutan Tej? emangnya nama gue Tej Mahal? " mimik muka Teja sekarang sudah seperti jemuran yang tidak kering alias cemberut gak terima karena semua orang yang mengenalnya memanggilnya dengan sebutan Eja.

" hahaha...ampun deh mana ada Tej Mahal yang bener itu Taj Mahal, dan Kenapa elo mesti marah? memang nama elo itu kan T.E.J.A makanya gue panggil dengan Tej,menurut gue kerenan elo dipanggil Tej aja dari pada Eja memangnya mau belajar meng-Eja?" cela Loyla

Sontak saja raut wajah Teja yang tadi sudah cemberut semakin memberengut sebal " Terserah elo deh mau manggil gue gimana" jawaban Teja membuat Loyla tersenyum, senyum yang sangat manis.

" Nah, gitu dong"

" Oh ya kok muka lo basah gitu?" Deg, jantung Loyla langsung memompa cepat. Tangannya refleks mengelap wajahnya yang masih basah akibat berenang tadi.

" Eh..iya ini keringet kok. tadi gue lari-lari nyari pak Farma nya" jawab Loyla asal, Teja hanya mengangguk-angguk membuat Loyla tersenyum lega.

Si Most Wanted Vs Si Tomboy{Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang