31

5.8K 279 37
                                    

Author POV

Mata itu berkilat merah, ya Loyla sedang marah besar sekarang. Berani-berani nya Devina melukai sahabatnya, Citra. Ia tak habis pikir kalau ditinggal sehari saja Devina sudah berlaku sekasar ini sampai-sampai Citra dilarikan ke Rumah Sakit karena ada pembekuan darah dikepalanya akibat benturan keras yang disebabkan oleh dorongan kuat sang iblis Devina.

Loyla mencengkeram kasar dagu Devina, tangan satu nya lagi tak di sia-siakan oleh Loyla untuk mencengkeram rambut Devina agar ia mendongak ke atas. Ia tak peduli dengan konsekuensi yang akan ia dapatkan nanti karena perbuatannya sekarang, tapi yang terpenting Devina juga harus merasakan sakit sama seperti Citra yang telah dilukainya.

"Dasar Iblis, berani nya sama orang  yang menurut lo lemah" desis Loyla tepat ditelinga Devina masih dengan kedua tangannya yang mencengkeram dagu dan rambut gadis itu

Devina meringis, ia menahan rasa sakit yang ditimbulkan akibat cengkeraman kuat dari kedua tangan Loyla tersebut. Ia tak bisa berkata-kata lagi, ia sangat ketakutan tapi sayang tak ada yang bisa menolongnya saat ini.

Loyla melepaskan cengkraman tangannya, dan Devina langsung terduduk lemas sambil memegang dagunya yang terasa kaku dan kebas. Tak berselang lama Loyla kembali melangkah dan melayangkan kakinya menendang perut Devina dengan tidak terlalu kuat hanya untuk menggertak Devina saja

"Bangun lo, sini hadapi gue. Lo benci sama gue kan,keluarkan semua kebencian lo itu sama gue bukan sama Citra"  Loyla menggeletuk kan giginya menahan amarah yang membumbung tinggi, dan sekali lagi Loyla tanpa aba-aba langsung menonjok Hidung mancung Devina hingga berdarah

"AARRGHH" erang Devina kesakitan, darah menetes keluar dari hidungnya, ia memegangi hidungnya yang mengeluarkan  darah segar

"HIDUNG GUE" teriak Devina saat melihat darah di telapak tangannya

"Kenapa dengan hidung mancung lo? Sakit? Itu gak seberapa dari rasa sakit yang sahabat gue derita karena ulah elo, brengsek" Loyla kembali ingin melayangkan bogemnya lagi tapi ia urungkan, ia sadar ia sudah melampaui batas dan sepertinya ia sudah tertular virus psikopat dari Devina ini. Air mata Loyla menetes tanpa dipinta. Ia sedih sungguh sedih ia bukan orang yang menyukai kekerasan tetapi jika orang lain yang memulai maka ia tak akan diam saja.

'Ya Tuhan, bisa saja gue ngebunuh anak orang kalau begini' batin Loyla

Akhirnya, Loyla membawa Devina yang tak berdaya itu dengan langkah terseok mengikuti langkah dirinya yang memapahnya untuk mengantarkannya ke klinik terdekat,walaupun kondisi Loyla sendiri masoh belum bisa dikatakan baik apalagi dengan bekas lebam dan kebiruan diwajahnya.

Ya Loyla berinisiatif untuk membawa Devina ke dokter agar hidungnya diobati. Dan sungguh Loyla masih memiliki hati nurani, sebenarnya ia tak akan mau bersusah payah mengantarkan iblis betina ini ke klinik tapi ia bukan Devina yang meninggalkan orang yang tak berdaya akibat ulahnya hingga orang itu pingsan. Tidak, Loyla bukan orang seperti itu, makanya ia akan bertanggung jawab dengan membawa Devina ke klinik

Devina diam saja, jujur didalam hatinya ia menyesal menyakiti Citra kalau akhirnya ia akan seperti ini.

***

Hidung Devina telah diobati dan Loyla baru saja mengantarkan nya pulang.Kurang baik apa lagi coba? Dasar saja Devina yang buta akan cinta hingga membenci Loyla begitu dalam.

Loyla menatap tangan kanannya yang lumayan nyeri, ia melihat luka lecet di kulit tangannya akibat pukulan kerasnya yang mengenai hidung Devina, untung saja dokter bilang hidungnya tidak patah walaupun dalam hati Loyla berharap sekali hidung itu patah bila perlu bengkok. 'ckck gue butuh obat penghilang virus psikopat dari Devina dan Alexa ini'

Si Most Wanted Vs Si Tomboy{Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang