15

7.6K 312 5
                                    

Loyla POV

Satu hal yang enggak gue mengerti saat ini, kenapa Abra ataupun Devina ada di sini? Apakah mereka sudah mengetahui siapa diri gue sebenarnya?

Ya Tuhan. Kacaulah sudah!

Sungguh pikiran gue berseliweran kemana-mana seharusnya gue harus fokus untuk lomba ini itu saja, tapi semuanya berubah gara-gara si kunyuk. Dasar orang yang tidak mempunyai perasaan bagaimana bisa dia mengaku-ngaku kalau gue ini pacarnya ya walaupun gue tau itu hanya akal-akalan Abra saja untuk lepas dari mantannya.

Setelah Devina dan cewek songong itu pergi. Gue ingin segera melepas dekapannya Abra namun ia masih saja mendekap tubuh gue hingga hal yang tak ingin gue inginkan terjadi, Kak Shapira sudah keluar dari toilet dan melihat gue dipeluk sama Abra ini.

Matilah gue.

" Oh My God, Loyla...ini pacar kamu?"Tanya kak Shapira dengan tampang syoknya dan nada tinggi suaranya yang menggelegar

Ya ampun, bagaimana menjelaskannya gue bingung sekali, mana Abra hanya tersenyum kikuk ditatap oleh kak Phira

" Eh, bukannya kamu anak MHS ya? Yang anak basket itu kan, kalo gak salah nama kamu Labra atau Kabra?" sambungnya sambil menyelidik

Yaelah, kak Shapira ini SKSD banget mana nyebutin namanya si kunyuk salah semua lagi. Gue hanya mendesah resah sekaligus malu.

" Iya kak saya pacarnya Loyla, saya anak MHS juga tapi nama saya yang benar Abra bukan Labra ataupun Kabra " jawab si kunyuk dengan lembut malah terkesan menjijikkan menurut gue

Kenapa dia malah mengakuinya didepan kak Shapira juga, kurang ajar sekali si kunyuk ini

Langsung saja saat ada kesempatan gue segera melepas dekapannya Abra, gue tak memperdulikan disini ada kak Shapira atau tidak yang pasti gue sudah menarik tangannya Abra untuk menjauh dari kak Shapira meninggalkan dia dengan ketercengangannya.

Setelah agak jauh, gue menghempaskan tangannya persis waktu dia menghempaskan tangan gue pas di sekolah. Gue berhadapan dengan Abra saat ini gue menatap nya tajam, menuntut penjelasan.

Abra masih diam saja menunggu gue bicara.

" Apa-apaan lo? " Kata gue emosi tapi Abra malah cengengesan gak jelas dan menggaruk kepalanya yang gue yakin tidak gatal membuat gue ingin menonjok wajahnya

" ehm, oke sorry Loyla, gue sudah menyeret lo kedalam masalah ini. Sebenarnya gue ingin membuat cewek yang tadi menghina lo yang namanya itu adalah Alexa berhenti buat deketin gue karena gue gak suka lagi sama dia " katanya dengan nada bicara yang sama saat bicara sama kak Phira.

" Tapi kenapa elo bawa-bawa gue? Apa urusannya sama gue?" nada bicara gue terdengar nyaring

" Ya, gue minta maaf. Entahlah pikiran gue waktu itu memilih elo karena gue yakin elo bisa membela diri jika nanti Alexa berbuat macam-macam sama lo, karena Alexa itu orangnya bisa berbuat nekad "

Gue mengernyit mendengar penjelasan Abra 'gue yakin elo bisa membela diri jika nanti Alexa berbuat macam-macam sama lo' perkataannya sontak membuat emosi gue tersulut lagi

" Sialan lo, lo bawa gue dalam masalah besar Abra. Lo kira gue ini apaan jangan kira gaya gue yang begini gue bisa terus siaga saat ada bahaya mengancam karena gue bukan Tuhan yang bisa mengendalikan semuanya, apa kata orang-orang disekolahnanti gue yakin mereka hanya akan menganggap elo mengada-ada dan kita akan malu"

" Gue bakalan jagain elo kok, lo tenang aja asalkan elo mau jadi pacar pura-pura gue untuk saat ini gue bisa membuat mereka semua percaya "Gue terdiam mendengar penuturannya, Abra benar mau jagain gue?

Si Most Wanted Vs Si Tomboy{Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang