35

3.6K 221 48
                                    

Author POV

Gadis cantik itu termenung sendirian dibalkon sebuah kamar di suatu gubuk kecil diatas pegunungan yang menampilkan pemandangan nan hijau dan Indah.

Bunyi Giginya yang bergemeletuk memecah kesunyian dalam kesendiriannya itu, matanya memicing tajam menatap hanya pada satu titik saja sedangkan pikirannya berputar-putar mencari jalan keluar dari masalah yang telah ia ciptakan sendiri.  Sekarang ia memang masih merasa aman karena memang tempat persembunyiannya ini tempat yang tersembunyi dan tak banyak orang yang tahu, tapi tak mungkin ia akan selamanya berada ditempat ini sedangkan akses ditempat ini pun sangatlah terbatas.

Ia tahu orang tuanya sangat marah padanya apalagi orang terdekatnya yang pastinya sangat kecewa dengan tindakannya yang kriminal itu. Alexa memang masih mempunyai sedikit perasaan dihatinya tapi semua itu tak berpengaruh banyak akan obsesi yang dideritanya karena baginya memiliki Abra kembali adalah tujuan hidup nya. Katakanlah ia memang sudah tak normal lagi, yang di pikirkannya hanyalah Abra, Abra,  dan Abra.  Cinta pertamanya dan juga orang yang telah dikhianati olehnya.

Alexa mengumpat kesal saat mengingat kejadian dimana dia melihat orang suruhannya dibawa petugas keamanan saat di gedung olahraga tempo hari,  ia awalnya senang melihat keadaan Loyla yang babak belur karena orang suruhannya lawan yang bisa dibilang tidak sepadan dengan Loyla tapi kesenangannya itu hanya berlangsung sebentar saja malah bencana yang tak ingin ia dapatkan terus saja datang padanya.

Alexa tahu kalau orang suruhannya itu sudah dibawa ke kantor polisi dan telah memberitahu siapa dalang dibalik kejadian itu semua.  Alexa berang dan tak terima itu semua makanya sebelum dia ditangkap apalagi dimasukkan kedalam sel penjara yang dingin,  lebih baik dia kabur dan memikirkan strategi baru agar ia tidak tercyduk oleh polisi dan  suatu saat bisa mendapatkan Abrata kembali.

Ia masih berpekur dalam pikirannya dan seringai dibibirnya muncul ketika ia terpikirkan soal Devina

Cih.. Cewek rubah itu memang benar-benar tidak tahu diri!  Batinnya

Didalam otaknya juga berpikir setelah situasi dirasa aman,  maka dia akan keluar dari persembunyiannya ini lalu memberi pelajaran yang sama seperti yang diterima Loyla. Alexa mempunyai banyak teman anggota gangster jalanan yang pandai beladiri, mungkin Loyla tidak mati saat itu tapi ia yakin jika Devina nanti tak akan berhasil lolos dan bisa jadi mati karena ulah orang suruhannya. 

Seringai itu menjadi tawa setan yang menggelegar ditengah kesunyian. 

"Lo lihat aja rubah picik,  karena elo udah berani mencoba nikung gue maka lihat apa yang akan elo dapatkan nanti" Katanya usai tawa mengerikan itu hilang.

***

Abra membawa Loyla ketempat yang cukup jauh dari caffe setelah dengan tak tahu dirinya Abra memaksa Loyla masuk kemobilnya padahal Loyla tadi sudah protes akan tindakan Abra yang mengejutkan ini dan juga Loyla memikirkan bagaimana nasib motornya yang masih terparkir diarea caffe mini tadi.

Dan sekarang usai aksi ngebut nya Abra yang membuat jantung Loyla serasa mau copot mereka sekarang malah sudah berada di area monas.

"Turun.. " Perintah Abrata yang sudah membuka pintu mobilnya. Loyla yang masih mengap mengap tidak memperdulikan perintah Abra barusan, dia masih menetralkan nafasnya yang masih memburu

Abra geram melihat Loyla yang masih berada dikursi penumpang, dia pun turun tangan sendiri membuka pintu mobil dan menarik tangan Loyla agar dia segera turun

"Ayo turun,  sayangku" tekan Abra dan Loyla pasrah saja ketika lengannya ditarik paksa

"lo mau ngapain sih?  Lo udah kayak orang gila nyetir gak karuan begitu untung gak tabrakan" ujar Loyla kesal setengah mati dengan kunyuk didepannya ini

Si Most Wanted Vs Si Tomboy{Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang