○ sepuluh

19.8K 3.8K 152
                                    

Rey's POV

Ini pertamakalinya gue tidur seranjang sama perempuan. Canggung? Jelas. Pokoknya gue tidak bisa mendeskripsikan perasaan gue sekarang. Tapi perempuan di sebelah gue sepertinya cuek-cuek saja ada laki-laki yang tidur di sebelahnya.

Apa mungkin dia udah sering tidur sama laki-laki?

Semakin sering gue bersama perempuan ini, gue malah semakin menemukan banyak pertanyaan yang belum gue temukan jawabannya.

Seperti bagaimana sebenernya watak asli dia, apa yang membuat ayahnya bersikap seperti itu sama dia, apa motivasi dia untuk mengajak gue menikah, dan masih banyak pertanyaan lain yang terdapat di otak gue.

Jasmine. Hanya satu nama itu yang membuat gue mengambil keputusan gila ini. Gue hanya tidak mau melihat dia sedih karena kafe satu-satunya peninggalan orangtuanya rata sama tanah.

Setelah gue menemukan perempuan ini di kafe Jasmine, Jasmine kelihatan luar biasa gelisah dan terus menerus membahas soal kafenya saat bertemu dengan gue. Dia bilang dia takut kehilangan kafe itu.

Di saat itu gue mulai merasa keputusan yang gue ambil sekarang itu benar, kebahagiaan Jasmine adalah yang utama untuk gue. Dan gue yakin Jasmine bisa menunggu gue selama satu setengah tahun setelah terikat sama perempuan gila ini.

Gue percaya sama Jasmine karena sudah sejak dia tingkat akhir di SMA gue mengenalnya, di saat usaha Ayahanya secara perlahan mulai goyah bahkan collapse, gue selalu ada untuk menyemangati dia.

Bisa di bilang susah senang kami bersama, hal itu juga yang menjadi motivasi gue untuk menjalani kesepakatan gila ini.

"Jasmine, semoga semua akan tetap baik pada akhirnya," gumam gue.

.....

Gita's POV

Gue belum tidur, gue bisa mendengar dengan jelas dia menyebut nama Jasmine dengan penuh pengharapan. Gue bukan tipikal orang yang mudah merasa bersalah, apalagi karena rencana matang yang sudah gue susun. Hanya saja gue merasa ... muak. Menurut gue Jasmine tidak pantas untuk dicintai setulus itu.

Iri? Mungkin iya. Gue tidak tahu kapan terkahir kali merasakan di cintai secara tulus. Lupakan orangtua gue karena mereka orang pertama yang akan gue coret dari daftar, begitupun dengan keluarga gue yang lainnya.

Gue sampai bertanya-tanya apa kesalahan yang gue perbuat di kehidupan gue yang sebelumnya sampai gue mengalami nasib seperti ini. Gue menyesal sudah menunjukan sisi lemah gue di depan Rey, gue takut dia akan menggunakan hal itu sebagai serangan balik suatu saat nanti. Tapi gue memang tidak pernah bisa mengontrol emosi gue dengan baik di hadapan Ayah. Gue tidak pernah bisa menerima perlakuannya ke gue yang menganggap gue tidak lebih dari bawahannya di kantor, bukan sebagai anaknya.

Gue tidak minta untuk di lahirkan sebagai perempuan, gue tidak minta untuk dilahirkan di keluarga yang punya issue gender yang begitu besar, gue tidak meminta itu semua! Kalau boleh memilih, gue pasti milih untuk tidak lahir di dunia ini sehingga gue tidak perlu merasa tersiksa dengan perasaan ini.

Tapi cinta pertama gue mengajarkan gue akan satu hal, kalau setiap nyawa yang lahir ke dunia pasti akan mempunyai tujuan hidupnya sendiri yang akan membantu dirinya maupun orang lain, dan ia juga bilang kalau setiap kehidupan yang di berikan itu berharga.

Karena ucapannya waktu itu, gue mempunyai tekad untuk mengubah pandangan keluarga gue akan 'anak perempuan' dalam keluarga. Itu tujuan hidup gue. Dengan gue menjadi pemimpin tertinggi di perusahaan keluarga gue, gue harap pandangan keluarga besar gue akan 'anak perempuan' bisa berubah.

Kalau orang lain hidup untuk mencari kebahagiaan, gue hidup untuk mencari pengakuan. Terdengar cukup miris memang, tapi itulah kenyataannya.

Tanpa sadar gue merasa air mata gue kembali mengalir, meskipun gue masih memejamkan mata gue.

Tidak lama gue merasakan sebuah tangan hangat mengusap air mata gue.

Satu-satu pelaku yang memungkinkan hanya Rey, tapi gue tidak berani membuka mata gue hanya untuk memastikan kalau itu memang dia. Gue tidak mau terlihat rapuh dalam keadaan sadar oleh dia....

"Gue gatau apa yang terjadi sama lo, tapi kayanya hidup lo gak seenak yang gue duga sebelumnya. Apapun masalah lo gue harap lo semangat untuk ngejalanin semuanya," kata Rey.

Gue bisa merasakan ketulusan dalam suaranya.

Jasmine , kenapa lo selalu beruntung?

[Sudah Terbit] Dua SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang