South Korea

1.1K 144 18
                                    

Dara baru keluar dari kamar mandi saat Jihyeon dan Jiwon mengetuk pintu ruangannya. Jiwon yang lebih dulu membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Dara, Jihyeon mengikutinya dari belakang. Mereka berdua telah memakai baju tidur mereka.

Dara melirik jam yang menempel di salah satu dinding kamarnya. "Mengapa kalian belum tidur?" tanya Dara duduk di ujung tempat tidurnya.

"Bolehkah aku masuk eomma?" tanya Jiwon meminta izin. Dara hanya mengangguk dengan senyum diwajahnya.

Jiwon berjalan dengan Jihyeon mengikuti dari belakang. Mereka berjalan kearah Dara dan duduk di sisi kanan dan kiri Dara. "Kami ingin tidur bersamamu. Sudah sangat lama sejak kita tidur bersama" ucap Jihyeon beralasan.

Dara tersenyum mendengar alasan Jihyeon. Ia memeluk keduanya dan mencium puncak kepala keduanya. Mereka menjadi salah satu semangat Dara walau diawal kehidupan mereka Dara hampir ingin membunuh keduanya.

"Aku merindukanmu eomma" ucap Jiwon dalam pelukan Dara.

Dara merasa sesuatu yang hangat di dalam dirinya saat ia mendengar suara lembut Jiwon. Suara khasnya mengingatkan Dara pada kekasih yang ia tinggalkan dulu. "Aku juga merindukanmu" ucap Dara kembali mencium puncak kepala keduanya.

Mereka berbaring dengan Dara berada di tengah keduanya. Jiwon dan Jihyeon sama-sama memeluk leher Dara, merasakan kehangatan dari sosok seorang ibu.

"Eomma"Jihyeon memanggil Dara membuat Dara melirik Jihyeon yang berada di sisi kanannya.

"Hmm"

"Aku ingin bertemu appa" gumamnya ragu, Dara membeku. Ia tidak tahu ada apa dengan hari ini, diawali dengan Chaerin yang memulainya di kantor dan kini Jihyeon.

"Tidak sekarang" ucap Dara lembut, ia lalu menarik nafas dalam. "Dan mungkin tidak untuk selamanya" gumamnya.

"Bolehkah kami berlibur?" tanya Jiwon kali ini dengan nada yang cukup ceria.

"Aku akan mengizinkan jika kalian memutuskan untuk mengganti tempat tujuan kalian" ucap Dara, Jiwon memautkan bibirnya kecewa, ia lalu melirik Jihyeon yang kini meliriknya.

"Mengapa kau selalu melarang kami pergi ke negara itu? Ada apa dengan negara itu eomma? Apakah kau merahasiakan sesuatu dari kami?" tanya Jihyeon kini menatap Dara dari dadanya.

"Uhm, hanya katakan pada kami" ucap Jiwon menganggukkan kepalanya.

Dara menutup matanya, "Bisakah kalian menurutiku sekali ini saja?" tanya Dara mulai hilang kendali. "Jika kalian masih ingin pergi ke negara tersebut jangan harap kalian akan mendapat apa yang kalian inginkan" ucap Dara tegas.

Keduanya diam, tidak cukup berani hanya untuk bernafas. Ibunya selalu seperti ini jika itu menyangkut Korea Selatan.

Sejak keduanya mengetahui negara Korea Selatan, saat keduanya mulai menyukai idola mereka masing-masing. Keduanya mulai meminta Dara untuk pergi berlibur ke Korea dan yang mereka dapatkan adalah sikap dingin dan sikap lain dari ibunya.

Mungkin Dara akan terlihat sabar jika Jihyeon dan Jiwon berbuat salah, tapi tidak dengan kata Korea Selatan. Dara akan langsung memarahi Jihyeon atau Jiwon.

"Kumohon eomma" ucap Jiwon kini memohon, tangan keduanya mengatup dengan kening berkerut. Dara menutup matanya erat.

Kesadarannya masih bisa ia pertahankan sehingga ia tidak hilang kendali lagi setelah menaikkan volume suaranya tadi. Ia akan mencoba untuk tetap sabar untuk kedua anaknya.

Dara menghela nafas berat sebelum membuka matanya, kilasan balik tentang Jiyong menghantamnya. Kekasihnya yang ia percaya sepenuhnya berkhianat. Tidak, ia tidak bisa langsung memberi kesimpulan bahwa pria itu berkhianat namun dari apa yang ia lihat. Pria itu memang bermain dengan teman modelnya.

We Belong TogetherWhere stories live. Discover now