Sleepover

1K 131 40
                                        

"Andwe! Aku tidak mengizinkanmu menginap bersamanya" ucap Dara menyilangkan tangannya di dada. Jihyeon dan Jiwon menundukkan kepalanya merasa kecewa. Mereka yakin bahwa ini akan terjadi tapi mereka tidak ingin menyerah begitu saja.

Jihyeon dan Jiwon memeluk kaki Dara, "Kumohon eomma, hanya satu malam saja. Aku ingin bermalam dengan Jiyong appa" ucap Jiwon menggoyangkan kaki Dara untuk dapat perhatian dari ibunya.

"Ne eomma hanya semalam, kumohon." Ucap Jihyeon ikut menggoyangkan kaki ibunya yang lain.

"Biarkan saja mereka eonni, jika kau khawatir kau bisa ikut bersama mereka" ucap Chaerin dari arah belakang Dara.

Mereka berada di ruang keluarga dengan Jiyong yang berada di ruang tamu menunggu mereka. Jiwon memintanya untuk menunggu disana selama mereka merayu ibunya. Sedangkan Chaerin mengambil minuman untuk mereka berlima.

Dara mendesah berat, apakah akan selalu seperti itu? "Tunggu, kau memanggilnya apa?" tanya Dara dengan mata menyipit.

"Appa?" tanya Jihyeon menjawab ucapan Dara, "Aku hanya merasa nyaman berada di sekitar Jiyong appa sama seperti pada Daddy Yongbae" ucap Jihyeon menjelaskan.

"Cukup panggil dia uncle sama seperti yang lain" ucap Dara tidak setuju,

"Eonni" panggil Chaerin

"Kau akan terus berada di sisinya Chae? Kau berada di pihak siapa sebenarnya?" tanya Dara dengan mata yang kini menghunus tajam ke arah Chaerin.

Chaerin menghela nafas, "Dan kau selalu seperti itu, jangan salahkan aku karena kau yang memulainya" ucap Chaerin, Dara melirik Jihyeon yang masih menatapnya memohon.

"Eomma... aku mohon" ucap Jihyeon mendongak menatap Dara, Dara menatap gadis kecil yang telah ia rawat selama 5 tahun itu. Lalu ia beralih pada lelaki yang memeluk kaki sebelahnya. Bocah laki-laki itu sangat mirip dengan ayahnya.

Dara mendesah sebelum mengangguk. "Jinjja?" tanya Jihyeon dan Jiwon dengan mata berbinar.

"Hanya satu malam" ucap Dara pelan, Jihyeon dan Jiwon saling melompat senang. Dara tidak dapat menyembunyikan senyum bahagianya. Kapan terakhir kali ia melihat kedua anaknya begitu bahagia?

"Dan dengan satu syarat" ucap Dara, Jihyeon dan Jiwon berhenti melompat untuk memperhatikan Dara. "Kalian harus selalu menghubungi eomma. Jangan buat eomma-"

"Kau tidak akan ikut?" tanya Jiwon memotong ucapan Dara.

Dara menggeleng, "Aku-"

Belum Dara melanjutkan kalimatnya, kini Chaerin yang memotong ucapan Dara "Dia akan ikut, tunggu dia di mobil dan katakan pada Jiyong oppa untuk menunggunya. Mungkin ia akan sedikit lama" ucap Chaerin tersenyum pada keduanya. Dara menatap Chaerin tajam

Jihyeon dan Jiwon melirik Dara dengan senyum diwajahnya. "Arraseo, kami akan menyiapkan baju-baju kami" ucap Jihyeon dan Jiwon sebelum beranjak dari ruang keluarga meninggalkan Dara dan Chaerin.

Pintu tertutup meninggalkan Dara dan Chaerin yang kini saling tatap. Dara menatap tajam Chaerin, Chaerin hanya menatapnya lembut dengan senyum di wajahnya "Nikmati waktumu bersama mereka. Berikan hadiah natal terbaik untuk keduanya tahun ini" ucap Chaerin sebelum menepuk pundak Dara. Wanita itu hanya dapat mengangguk dengan hembusan nafas yang keluar dari bibirnya.

---

Hampir 15 menit Dara berada di kamarnya untuk mempersiapkan baju yang akan ia bawa. Chaerin merasa geram karena hingga 15 menit berlalu Dara belum keluar dari kamarnya. Ia membuka pintu kamar Dara dan melihat Dara tengah duduk di ujung tempat tidurnya dengan kepala tertunduk.

"Kau benar-benar tidak ingin bermalam?" tanya Chaerin mengejutkan Dara, wanita itu bahkan menyimpan tangannya di pinggang.

Dara mendongak lalu menggeleng, "Aku tidak bisa" ucap Dara dengan suara lesu.

Chaerin mendesah berat sebelum berjalan mendekati wanita yang telah bersamanya selama 5 tahun. "Aku akan menjemputmu nanti malam, jika kau memang tidak ingin menginap. Atau kau bisa memintanya mengantarmu setelah keduanya terlelap" usul Chaerin.

Dara menggeleng, "Tidak perlu. Aku akan membiarkan keduanya bermalam bersama ayah mereka. Aku tidak akan ikut" ucap Dara dengan suara pelan.

Chaerin mendesah pelan, gadis itu duduk di samping Dara dan mengusap punggung Dara. "Apa ada yang salah?" tanya Chaerin lembut.

Dara menggeleng, "Aku hanya belum siap" gumam Dara pelan, dadanya cukup bergemuruh membuat dadanya sedikit sesak. "Aku tidak siap bertemu dan bersamanya" lanjut gadis itu masih dengan nada suara yang cukup pelan.

Chaerin memeluk tubuh Dara, "Percayalah padanya, ia hanya mencintaimu eonni" ucap Chaerin lembut.

Dara mengusap air mata yang keluar lalu tertawa pelan, "Jika memang ia mencintaiku, ia tidak akan mempermainkanku" ucap Dara. "Ia tidak akan mengencani gadis Jepang itu" lanjutnya.

Chaerin menarik pundak Dara agar wanita itu menatapnya, "Kau hanya salah paham, dan ia hanya berusaha melupakanmu, ia berusaha menggantikanmu dengan gadis itu. Namun hasilnya-"

"Jika dia memang mencintaiku, dia seharusnya mencariku, bukan mengencaninya!" ucap Dara kesal. "Berhenti membelanya Lee Chaerin, kau hidup denganku dan kau tahu bagaimana dia meninggalkanku dengan kedua anaknya itu" ucap Dara mendorong Chaerin menjauh.

Chaerin menatap Dara terkejut, "Aku tahu kau akan membelanya setelah bertemu dengannya. Aku tahu kau akan mengatakan itu padaku dan memintaku untuk memaafkannya. Tapi maafkan aku Lee, aku tidak bisa melakukan itu" ucap Dara berbalik membelakangi Chaerin.

Chaerin mendesah berat sebelum beranjak mendekati Dara, ia menyentuh pundak wanita yang lebih tua 4 tahun dengannya itu. "Aku tidak membelanya, apa yang aku katakan adalah kebenarannya. Aku tau itu dari member Bigbang dan aku sangat yakin bahwa Jiyong memiliki alasan mengapa ia melakukan itu padamu dan aku fikir kalaupun itu alasannya itu memang masuk akal. Kumohon eonni, aku hanya ingin kau bahagia. Aku tahu kau masih sangat mencintainya" ucap Chaerin dengan suara yang lembut.

Dara berbalik, menatap mata Chaerin langsung dengan mata berairnya "Kau bukan aku Lee, dan jangan bertingkah layaknya kau mengenalku lebih dari diriku sendiri" ucapnya. "tinggalkan aku sendiri" ucap Dara dengan nada rendah.

"Eonni" panggil Chaerin.

"Tinggalkan aku sendiri!!!" teriak Dara berbalik ke arah Chaerin.

"Sandara Park! Bisakah kau mendengarkan aku sedikit saja?!" suara Chaerin meledak. "Sampai kapan kau menyakiti hatimu seperti itu? Tidakkah kau lelah dengan perasaanmu itu? Kau selalu mengatakan padaku bahwa kau membencinya. Kau tidak membencinya Park! Kau mencintainya! Kau sangat mencintainya! Kau hanya berpura pura bodoh! Kau hanya berpura-pura membencinya! Kau membohongi perasaanmu sendiri!"

Dada Chaerin naik turun, ia masih menahan tangisannya yang hendak keluar. Ia benar-benar lelah menghadapi sikap Dara yang selalu seperi ini. "Kau menangis setiap malam hanya karena dia tidak mencarimu. Kau masih berharap untuk dapat bersamanya tanpa kau sadari. Kau masih mencintainya eonni" ucap Chaerin lebih pelan. Suaranya seakan habis akibat teriakannya tadi.

Dara hanya dapat menatap Chaerin tidak percaya. Ucapan Chaerin barusan seakan menamparnya. Menampar dengan sangat keras sehingga perasaan benci Dara berubah. Hatinya tersadar bahwa selama ini ia memang masih mencintai pria itu. pria yang pernah menyakiti hatinya hingga ia hampir gila.

Namun egonya tidak seperti hatinya yang langsung berubah. Egonya masih sangat tinggi untuk dapat luluh. Air matanya mengalir. Ia membenci fakta bahwa ia masih mengharapkan pria yang menjadi ayah biologis anaknya itu menjadi pendampingnya dan kembali padanya.

Ini terlalu dini. Ini masih terlalu cepat untuk Dara memaafkan Jiyong. Dara tidak ingin sesegera itu memaafkan pria yang telah membuatnya sakit hati. Pria itu memang tidak meninggalkannya, ia yang memang meninggalkan pria itu namun ia tidak akan meninggalkan pria itu tanpa alasan.

"Temani kedua anakmu. Aku tidak memintamu memaafkannya sesegera ini, aku hanya ingin Jiwon dan Jihyeon merasa bahagia saat malam natal tiba. Maafkan aku telah berteriak padamu. Aku hanya terlalu lelah dengan sikapmu" ucap Chaerin menyentuh pundak Dara. "Aku harap kau dapat bertindak dewasa eonni" lanjutnya sebelum pergi meninggalkan Dara di dalam kamarnya.

-TO BE CONTINUE-

We Belong TogetherWhere stories live. Discover now