Decided

1.2K 130 35
                                    

Dara kembali dari perjalanan bisnisnya, pukul tiga dini hari tadi ia baru saja sampai dari London dan kini ia memiliki waktu dua hari untuk beristirahat. Setidaknya ia telah memberi Chaerin waktu luang saat ia berada di Milan dan London kemarin.

Dara berjalan kearah kamar kedua anaknya berniat untuk membangunkan mereka dan memberi kejutan kepada mereka. Pintu terbuka menampilkan kasur kosong dan rapi kedua anaknya menyapa. Matanya melebar, kemana kedua anaknya pergi?

Ia segera melangkahkan kakinya ke kamar milik Hanbyul, membukanya cepat hingga pintu itu menabrak dinding di sampingnya. "Kemana kedua anakku pergi?" tanya Dara dengan gigi terkatup, Hanbyul menatap Dara yang berada di pintu masuknya,

"PARK HANBYUL JAWAB AKU!!!" teriaknya marah, emosinya memuncak, ia benar-benar marah saat ini. Ia tahu hal ini akan terjadi tapi tak secepat ini ia akan kehilang kedua anaknya.

"Mereka kembali ke Korea" ucap Hanbyul ringan, dalam hatinya ia berharap Dara akan sadar dengan adanya ini. Ya, ia telah gagal menutupi ketidak hadiran Jiwon dan Jihyeon karena Dara kembali lebih cepat dari yang mereka bayangkan.

Mata Dara melebar, ia tidak percaya apa yang ia takutkan akhirnya terjadi. Kedua anaknya telah pergi meninggalkannya, "Mereka kesepian karena kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu sehingga tidak memiliki waktu bersama mereka" ucap Hanbyul yang berjalan kearah mereka.

"Bawa mereka kembali" ucapnya menggertakan giginya. Dadanya berdebar dengan tangan yang bergetar hebat menahan amarah.

"Mereka bersama ayah mereka, kau tidak perlu khawatir akan keselamatan dan kenyamanannya" ucap Hanbyul.

Dara menarik nafasnya dalam dengan tangan masih mengepal kuat, "Katakan pada bajingan itu untuk mengembalikan kedua anakku sekarang juga" ucap Dara, ia masih menahan amarahnya untuk tidak kembali berteriak.

"Kau memiliki ponsel Park Sandara, mengapa tidak dengan ponselmu sendiri?" tanya Hanbyul masih dengan nada ringannya, wanita itu melirik Dara malas.

Dara mengambil ponselnya lalu menghubungi Chaerin, setelah beberapa dering "Yeobseo eonni?" tanya Chaerin dari ujung sambungan.

"Kirim aku nomor ponsel G-Dragon" ucap Dara dengan gigi terkatup.

"Huh? Apakah ada yang salah eonni?" tanya Chaerin, gadis itu mulai panik karena suara yang Dara gunakan dan kemungkinan yang bisa saja terjadi.

"BERIKAN SEKARANG JUGA LEE CHAERIN!!!" teriak Dara pada ponselnya lalu memutuskan sambungannya. Ia segera kembali ke kamarnya dan menutup pintunya keras.

Sebuah pesan masuk ke ponsel Dara dan tanpa pikir panjang gadis itu menghubungi nomor ponsel yang diberikan Chaerin. "Hello?" sapa seseorang dari ujung sambungan dengan bahasa inggrisnya.

"Kembalikan kedua anakku" ucapnya dengan gigi terkatup, tangannya mencengkram kuat ponsel yang menempel di telinganya. Hanbyul yang berada di meja riasnya hanya dapat menatap gadis itu, ia menerka apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Maaf, tapi mereka juga anakku, aku juga memiliki hak atas mereka" ucap Jiyong dari ujung sambungan setelah tahu siapa yang menelponnya.

Dara menarik nafasnya dalam, ia memejamkan matanya berharap emosinya tak meledak, sungguh ia sangat lelah dan ingin beristirahat saat ini. "Kembalikan atau aku akan melaporkanmu pada polisi Perancis atas penculikan anak" ucap Dara mengancam. Ia hanya berharap pria itu belum melakukan hal yang sangat ia takutkan. Test DNA.

Jiyong tertawa kecil mendengar ancaman Dara, "Aku memiliki bukti, Park. Kau tidak bisa melakukan itu, kau hanya akan dianggap sebagai ibu yang jahat karena telah memisahkan mereka dengan ayahnya" ucap Jiyong ringan, tangan Dara mengepal kuat.

We Belong TogetherWhere stories live. Discover now