Flashback (2)

1K 139 34
                                    

Dara tersenyum pahit, ia menarik nafas dalam dan berbalik. "Kau tidak perlu membohongiku" ucapnya, "Aku hanya minta kalimat perpisahan darimu, dan aku akan benar-benar pergi dari kehidupanmu. Aku ingin berhenti membuang waktuku" ucap Dara tenang, dadanya nyeri seakan ada sesuatu di dalam dadanya meremas organ dalamnya. Sesak.

Jiyong menatap Dara bingung, fikirannya meninggalkan raganya yang masih bersentuhan dengan Dara. "Aku akan membebaskanmu agar kau dapat bertemu dengannya" ucap Dara dengan senyum diwajahnya, tapi Jiyong dapat melihat dengan jelas ada luka yang terbuka di matanya.

"Sebentar," Jiyong menatap mata Dara dengan tatapan bingungnya, "Aku tidak mengerti, apa maksudmu?" tanya Jiyong, keningnya berkerut menambah kesan bahwa ia memang tidak mengerti dengan apa yang baru saja Dara katakan.

"I want break up. Aku berjanji untuk pergi dan menghilang dari hidupmu. Kau bisa melupakanku dan berkencan dengannya tanpa harus takut diketahui olehku" gumam Dara dengan mata berair. Ia membuang wajah, memutuskan kontak matanya sebelum kembali menatap pria itu

"Jika kau mau, kau bisa mengatakan pada dunia jika kau mencintainya. Ia akan lebih di terima oleh penggemarmu dibanding aku yang hanya dari kalangan biasa." Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Sandara Park, air matanya telah membasahi kedua pipinya yang segera ia hapus dengan punggung tangan.

Rahang Jiyong mengeras, "Aku telah memberikan segalanya, aku telah memberikan apapun yang kau minta. Waktu, perhatian, bahkan tubuhku. Tapi apa yang kau lakukan? Kau bahkan mematahkan hatiku. Aku tak bisa terus berpura-pura, aku harus pergi. Aku ingin pergi." ucap Dara dengan nafas tersengal.

"Aku tahu kau selalu memberikan yang terbaik untukku, tapi kau mempermainkanku seperti aku adalah orang bodoh. You took grant for what i've do for you!"lanjut wanita itu dengan gigi terkatup. Matanya beredar memperhatikan wajah Jiyong dengan lekat.

"Mengapa kau melakukan ini padaku Ji? Apa salahku sehingga kau melakukan ini? Mengapa kau harus membohongiku seperti itu? Jika kau memang ingin bersamanya hanya katakan padaku. Aku akan mengalah dan pergi lebih awal" air mata Dara terus mengalir, namun ia masih enggan melepaskan kontak mata itu.

"Dara" gumam Jiyong, suaranya hilang mendengar semua yang Dara ucapkan. "Aku mencintaimu babe. Aku benar-benar mencintaimu. Kumohon, jangan lakukan itu" ucapnya kini memeluk tubuh Dara, Dara menggigit bibir bawahnya. Air matanya masih setia mengalir dikedua pipinya.

Hatinya serasa diremas. Jika bukan karena Jiyong mempermainkannya seperti ini berulang kali mungkin ia masih akan bertahan, namun sekarang tidak lagi.

"Tak ada lagi alasan untukku tetap bersamamu Ji" ucap Dara, Jiyong segera memeluknya. "Aku lelah dan aku ingin mengakhirinya sekarang" gumam Dara di pelukan Jiyong.

"Tidak, kau tidak bisa melakukan itu. Kau milikku dan selamanya milikku" ucap Jiyong menggeleng cepat, ia bahkan mengeratkan pelukan pada tubuh mungil kekasihnya itu.

Dara sedikit mendorong tubuh Jiyong agar melepaskan pelukannya, ia menatap wajah Jiyong yang berada di depannya, menatap wajah tampan kekasihnya.

Ia mencoba untuk mengingat bentuk mata coklatnya, hidung mancungnya, dan bibir tipisnya. Dara kembali menggigit bibirnya, ia tidak bisa melupakan wajah prianya ini. Jika ia melupakannya maka ia juga akan melupakan segala kesalahannya dan kembali terpesona oleh pesona yang dimilikinya.

Dara menundukkan kepalanya, ingatannya tentang kesendirian masuk dengan perlahan. Hari dimana ia menunggu Jiyong kembali dari tempatnya bekerja, menunggu Jiyong menghubunginya seperti yang ia lakukan sebelum ia benar-benar menjadi seorang G-Dragon.

Dara menggeleng, ia tidak akan bisa lagi bertahan, pria disampingnya tidak pantas untuknya. Pria disampingnya tidak pantas mendapat cintanya. "Maafkan aku Ji" gumam Dara masih menundukkan kepalanya.

We Belong TogetherWhere stories live. Discover now