Mereka sampai di depan lokasi konser, mata Dara membulat saat matanya menangkap sosok Jiyong. Ia menyilangkan lengannya di dada, apa maksudnya ini? Bukankah sudah jelas ia meminta Chaerin untuk menjauhkan keduanya dari sosok pria yang berdiri bersama mereka? Mengapa mereka bahkan membawa Jiyong kemari?
"Eomma!!!!" teriak Jiwon dan Jihyeon saat melihat Dara berdiri di pintu mobil mereka. Jiyong menatap Dara yang berdiri menatapnya tajam, pria itu hanya membalasnya dengan senyuman yang biasa ia berikan pada gadisnya. Senyuman hangat yang tulus dari hatinya. Ia sangat merindukan gadis itu. Ia merindukan wangi vanilla dan sentuhan hangat yang hanya diberikan dari gadis itu.
"Masuk ke dalam mobil sekarang!" ucap Dara tegas lalu masuk ke dalam mobil saat keduanya telah sampai di depannya. Jihyeon dan Jiwon saling tatap sebelum menuruti perintah ibunya. Ia bisa merasakan sebuah masalah akan terjadi saat mereka sampai di rumah nanti.
Chaerin berbalik pada Jiyong, "Aku akan mencoba untuk membantumu oppa, asalkan kau bisa dengan bijaksana menyelesaikan masalah ini." ucap Chaerin lalu menepuk pundak Jiyong, "Aku pergi" ucap Chaerin yang dibalas dengan anggukan kepala Jiyong.
Chaerin duduk di bangku penumpang disamping Dara, sedangkan kedua anaknya berada di belakang. Mereka duduk dengan kepala menunduk. Mereka bahkan lupa untuk mengatakan rahasia seorang G-Dragon.
Dara mencengkram erat kemudi di tangannya. Ia sebisa mungkin menyeimbangkan laju mobil yang ia bawa agar tak terjadi kecelakaan. Dalam hatinya ia ingin sekali meneriaki Chaerin, melarang Jiwon dan Jihyeon bertemu Jiyong lagi, membawa mereka kembali ke Paris dan berbicara empat mata dengan Jiyong.
---
Jihyeon dan Jiwon hanya dapat duduk sambil menundukkan kepalanya sejak ia datang dari konser Bigbang. Tak ada lagi yang dapat mereka lakukan karena Dara terlihat marah besar. Chaerin duduk disampingnya mencoba untuk menjadi penengah. Kakak perempuannya terkadang kelewat batas jika telah berurusan dengan mantan kekasihnya itu.
Dara mendesah berat sebelum duduk dihadapan Jihyeon dan Jiwon, "Harus berapa kali aku ingatkan?" tanya wanita itu, "Jangan temui G-Dragon! Mengapa kalian sangat sulit untuk ku atur, HAH?" suara gadis itu meninggi.
Jiwon dan Jihyeon semakin menundukkan kepalanya, Jihyeon bahkan telah mengeluarkan air matanya. Jiwon yang melihat pangkuan adiknya basah hanya bisa mengusap punggung adiknya dengan lembut. Mereka tak berani mengangkat wajah mereka atau membela diri. Terlalu takut akan membuat kemarahan ibunya semakin besar.
"Sekali lagi aku katakan pada kalian, berhenti mendekati G-Dragon!" ucap Dara dengan gigi gemertak. Nada suaranya kembali rendah kala melihat rok gadisnya basah akibat air mata. Ia tak pernah mau melihat anaknya menangis, dan hal seperti ini adalah hal yang tak pernah ia inginkan.
Chaerin mendesah, "Apa salahnya mereka mendekati G-Dragon. Bahkan salah satu diantara mereka menyukai G-Dragon dan kau tidak menghalangi itu. Kau membiarkan Jiwon menyukai sosok yang ia inginkan" ucap Chaerin membela Jiwon, keduanya melirik Chaerin dari ujung mata mereka. Lalu melirik ibunya yang memberi tatapan tajam pada bibi mereka.
"Aku tidak berbicara denganmu Lee, kau bisa ke ruanganmu sekarang" ucap Dara masih memberikan tatapan tajam pada Chaerin. Ia tahu jika gadis itu tetap berada disana, maka ia akan terus membela kedua anaknya.
Chaerin menggeleng. "Aku tidak ingin kedua anak ini pergi dari rumah hanya karena ia tidak nyaman berada di dekat ibunya. Kalian berdua kembali ke kamar kalian. Minta Sanghyun uncle untuk memandikan kalian dan tidur setelahnya" ucap Chaerin beralih pada Jihyeon dan Jiwon.
Jihyeon dan Jiwon menatap Dara meminta izin. Dara mendesah sebelum mengangguk mengizinkan. Jihyeon dan Jiwon bergegas pergi dari hadapan Dara dan Chaerin, mereka berlari ke arah kamar Sanghyun sebelum masuk untuk meminta Sanghyun memandikan keduanya.

YOU ARE READING
We Belong Together
FanfictionSebuah kisah membosankan yang menceritakan tentang kehidupan Sandara dengan dua anak kembarnya. Dan masa lalu yang membuatnya enggan kembali ke negara kelahirannya. Dengan kedua anaknya ia merasa cukup, namun tentu saja keduanya merasa penasaran den...