I'm Sorry

1.2K 123 49
                                        

Dara menundukkan kepalanya dengan fikiran yang melanglang buana entah kemana. Sejak mereka meninggalkan villanya di Jeju hingga dalam perjalanan ke rumah kedua orang tua Jiyong, Dara masih menundukkan kepalanya, ia memainkan ujung bajunya dengan fikiran yang berkelana.

"Mereka pasti memaafkanmu noona" ucap Sanghyun yang duduk disampingnya, mereka menaiki taxi untuk sampai di kediaman kedua orang tua Jiyong.

Dara melirik adiknya dan menyimpan tangannya diatas tangan adik laki-lakinya itu. "Gomawo" gumamnya dengan suara berbisik namun cukup jelas bagi Sanghyun untuk mendengarnya, Sanghyun menganggukkan kepalanya.

Setengah jam kemudian mereka sampai di kediaman Kwon, Dara dengan ragu keluar dari mobil yang membawanya kemari. Sanghyun dengan senyum diwajahnya memaklumi dan hanya membiarkannya, kakak perempuannya itu masih membutuhkan waktu.

"Gwaenchana noona, Kwon ahjumma dan Kwon ahjussi pasti bisa mengerti" ucap Sanghyun menguatkan kakak perempuannya. Dara menatap adik laki-lakinya itu lalu mengangguk. Ia menatap rumah yang beberapa bulan lalu ia datangi. "Ayo" ucap Sanghyun membawanya.

---

"Dara" panggil Dami saat wanita itu membukakan pintunya untuk tamu yang berkunjung kerumahnya. Dara hanya tersenyum tipis lalu membungkuk menyalami Dami, "Masuklah, Jihyeon berada di kamar Jiyong" ucap Dami, wanita itu memberi jalan untuk kekasih dari adiknya, tak ada nada tak suka disana, hanya nada cemas dan terkejut yang bisa Dara dengar.

Dara menatap kakak perempuan yang dulu sangat dekat dengannya itu. Meskipun Jiyong sangat possesive dan protective terhadap Dara, namun mereka selalu memiliki waktu berdua untuk sekedar kencan. Dan pria itu selalu menjadi orang ketiga yang akan hadir merecoki keduanya.

Dara berjalan dengan Dami di belakangnya, ia melihat pintu coklat tua itu tertutup rapat, "Jiyong berada didalam, Jihyeon tidak ingin ditinggalkan oleh Jiyong sejak ia demam" Dara melirik Dami lalu kembali melirik pintu di depannya,

"Apa-apakah Jihyeon sudah dibawa ke rumah sakit?" tanya Dara, gadis itu cukup khawatir akan keadaan anak gadisnya yang memang terlalu dekat dengannya.

"Saat hari pertama ia demam Jiyong panik dan membawanya ke rumah sakit. Jiwon yang mengatakan bahwa Jihyeon tidak suka rumah sakit sehingga pria itu mengurungkan niatnya untuk merawat Jihyeon di rumah sakit" jelas Dami, "Mereka menunggumu" bisik Dami menatap pintu coklat tua kamar Jiyong.

Dara kembali melirik dami lalu mengangguk dan berjalan ke arah pintu itu meninggalkan dami dan Sanghyun dibelakangnya. Dara menyentuh knop pintu dengan dada bergemuruh, ia menarik nafas dalam sebelum membukanya. Matanya secara otomatis menangkap sosok Jihyeon yang berbaring dengan Jiwon yang memeluk gadis itu dari samping dan Jiyong tertidur disamping mereka pada posisi duduk.

Air matanya kembali menggenang, sebuah tangan tak kasat mata meremas dadanya sehingga menimbulkan rasa sakit yang teramat melihat pemandangan di depannya. Jihyeon dan Jiwon tertidur pulas dengan Jiyong berada di samping mereka menggenggam erat tangan mungil anak perempuannya.

Ia berjalan perlahan dengan mulut yang tertutup oleh punggung tangan, ia sebisa mungkin menahan isak tangisnya agar tidak keluar. Terharu? Bahagia? Sedih? Atau kecewa? Ia tak yakin apa yang ia rasakan saat ini tapi semua perasaan itu ada di dalam dadanya, bergemuruh saling menyahuti perasaan masing-masing.

Kepala Jiyong terangkat saat merasakan kehadiran seseorang dibelakangnya. Pria itu memejamkan matanya, mencoba memfokuskan matanya pada sosok di depannya. Sosok itu berdiri dengan gaun putih selutut dan rambut terurai di punggungnya. Tangan satunya menggantung di sisi kanan dan satu lainnya menutupi mulutnya untuk meredam isak tangis.

We Belong TogetherWhere stories live. Discover now