Our Last Year Wish

1K 136 23
                                    

Sudah hampir setengah jam mereka menunggu kedatangan Dara di dalam mobil. Ini memang masih pukul 2.45 p.m namun mereka memiliki beberapa tempat untuk disinggahi sebelum kembali ke rumah yang Jiyong tempati.

Jihyeon mendesah berat, mengistirahatkan punggungnya di sandaran kursi penumpang di belakang. Sedangkan Jiwon sesekali melirik gerbang mereka berharap ibunya akan keluar dari gerbang itu dengan membawa beberapa baju.

Sedangkan Jiyong hanya dapat memperhatikan kedua anaknya. Ia berharap Dara akan ikut menginap seperti yang Jihyeon dan Jiwon katakan padanya beberapa waktu lalu. Ia sangat berharap Dara akan ikut menginap walau ia tahu ini akan terjadi.

"Apakah kau yakin ibumu akan ikut Jiwon-ah?" tanya Jiyong melirik kursi disampingnya yang diisi oleh Jiwon. Jiwon hanya dapat menganggukan kepalanya menandakan ia yakin bahwa apa yang ia katakan beberapa waktu lalu adalah benar. Jiyong tersenyum kearah pria muda itu. Ia mengikuti arah pandang Jiwon yang mengarah ke gerbang utama.

Senyumnya merekah saat melihat gadis dengan balutan casual keluar dari gerbang itu tanpa membawa tas yang mungkin berisi baju. Dara hanya membawa tas kecil yang ia sampirkan di pundak kirinya.

Dara memasuki pintu belakang dan duduk disamping Jihyeon, "Maaf membuat kalian menunggu" gumamnya dengan kepala tertunduk. Jiyong menatap wanita yang ia rindukan itu. Hatinya perih melihat sikap Dara yang dingin terhadapnya.

"Baiklah, haruskah kita pergi sekarang?" tanya Jiyong memecah keheningan yang tiba-tiba menghampiri mereka.

Jiwon melirik Jiyong yang berada di sampingnya lalu mengangguk dengan senyum lebar di bibirnya. "Neee" ucapnya dengan semangat.

---

Mereka berada di Raremarket. Butik milik Dami Kwon atau kakak dari seorang Kwon Jiyong. Jiwon dan Jihyeon ingin membeli sesuatu dan Jiyong merekomendasikan Raremarket.

"Kau bekerja sebagai designer?" tanya Jiyong yang berjalan satu langkah di belakang Dara. Dara hanya dapat bergumam menjawab pertanyaan Jiyong, Jiyong menganggukan kepalanya. "Mengapa kau tidak pernah mengundangku untuk datang ke acaramu?" tanya Jiyong.

"Haruskah?" tanya Dara dingin. Jiyong menatap gadisnya itu, hatinya kembali teriris. Benar, haruskah Dara mengundangnya? "Dan setelah hari natal ini, aku mohon padamu untuk tidak mengganggu kehidupanku. Urusi hidupmu bersama wanita itu" ucap Dara lalu berjalan lebih cepat menghampiri kedua anaknya yang tengah memilih aksesoris natal.

Jiyong hanya dapat mengikuti Dara dengan pandangannya. Ia tidak ingin kembali berdebat. Dengan setujunya Dara ikut menghabiskan hari sebelum natal ini ia cukup bersyukur. Ia tidak ingin membuat Dara lebih membencinya.

"Appa!" mata Jiyong menangkap sosok Jiwon yang membawa sebuah topi santa ke arahnya. Ia tersenyum lalu berjalan beberapa langkah sebelum berjongkok untuk menyamai tinggi dengan Jiwon. "Ini akan menjadi malam natal yang sangat istimewa" ucap Jiwon.

Jiyong hanya dapat tersenyum mendengar ucapan Jiwon. Pria itu mengusap rambut Jiwon sebelum berdiri dan meraih tangan Jiwon untuk bergabung dengan ibu dan adik perempuannya.

---

Malam ini akan menjadi malam yang cukup istimewa bagi Jiyong, Jiwon dan Jihyeon karena mereka dapat merayakan malam natal bersama. Terlebih Jiyong, ia tidak percaya bahwa malam itu akan datang secepat ini. ia selalu berharap dapat kembali merayakan malam natal bersama Dara.

Setelah mengunjungi Raremarket, Jiyong membawa mereka ke sebuah toko tempat menjual perlengkapan natal seperti lampu natal dan sebagainya. Lalu pergi ke gereja terdekat untuk mengikuti misa hingga pukul 8 malam.

We Belong TogetherWhere stories live. Discover now