Jas Hujan

9.4K 1.6K 82
                                    

sebagian anggota UKM Seni masih pada tidur. apalagi yang cowok, mereka baru masuk kamar jam 5 pagi, ya jam 10 gini belum ada yang bangun. kecuali Bobby dan Hanbin kayaknya. meskipun masih muka bantal, mereka udah strecthing di halaman depan. ada juga Seungcheol yang barusan sikat gigi di WC umum. dan Taehyung yang lagi asik tiduran di ayunan kain sambil dengerin lagu pakai headset.

sebenarnya, pagi ini mereka bakal senam pagi bareng, tapi kalau ngeliat dari keadaan semalam, Seungcheol jadi ngebatalin. dia mau ngebiarin mereka buat istirahat dulu, semuanya pasti lagi syok. meskipun mereka bukan Yuju.

sedangkan di kamar nomor satu, semua anggota sudah pada bangun karena Yuju udah sadar. sekarang Nayeon, Jisoo dan Jennie sedang duduk di lantai sambil merhatikan Yuju yang masih blank.

Yuju masih syok, ya siapa yang nggak syok sih kalau lagi jalan terus tiba-tiba udah pingsan di dalam sungai. Yuju rasanya mau pulang aja. dia trauma banget ini. air matanya kadang keluar tanpa dia sadari.

"Yuju, jangan nangis dong." kata Eunha ikut sedih, sambil ngerangkul Yuju.

"nggak apa-apa, Ju. kita semua bakal ngelindungin elo kok." kata Nayeon sambil ngelus punggung tangan Yuju yang dingin.

"lo sanggup nggak nyeritain kejadian semalam?" tanya Jennie.

Yuju diam sebentar, dia ngeliatin Jisoo. dari tatapanya, Jisoo tau kalau Yuju sangat ketakutan.

"harus ya, Kak?" tanya Yuju dengan suara parau.

Jisoo menggeleng, "nggak kok. kalau lo emang masih syok. nggak perlu. kita nggak mau lo makin gimana-gimana. tapi, kalau lo udah nggak kenapa-kenapa, lo cerita aja ke kita bertiga. jadi, panitia bisa ngambil langkah selanjutnya." jawab Jisoo lembut.

Chungha mengusap keringat dingin di kening Yuju. dia tau Yuju lagi depresi sekarang ini.

"jangan sekarang ya, Kak?" minta Yuju.

Nayeon dan Jisoo sama-sama mengangguk, "nggak masalah. cerita aja kalau lo udah siap. jangan di paksa ya?"

Yuju ngangguk pelan.

Eunha meluk Yuju, dia kasihan liat sahabatnya jadi begini. Yuju ini anaknya cerewet dan nggak bisa diam. kalau sampai jadi sediam ini, dia jadi sedih. sedangkan Chungha, dia ngerasa bersalah karena dia pemimpin barisan kelompok, tapi bisa sampai nggak tau kapan Yuju hilangnya.

"Ju, sarapan dulu ya? Bu Tri masak bubur ayam nih." tawar Jennie.

Yuju ngangguk. akhirnya Jennie dan Jisoo keluar buat ngambilin Yuju sarapan.

Nayoung sedari tadi cuma diam aja dari atas sambil ngeliatin Yuju, dia mau nanya keadaan Yuju tapi bingung. mau minta maaf juga tapi susah. padahal, diantara semuanya, Nayoung adalah orang yang paling ngerasa bersalah, karena dia yang ada tepat di depan Yuju semalam.

"Nay? mau ngomong apa?" tanya Nayeon yang ngeliatin Nayoung dari tadi bengong.

Nayoung kaget. "eh?"

"kalau ada yang mau disampaikan, ngomong aja lagi." kata Nayeon.

"mmm.... anu..." Nayoung gigitin kukunya, "Yuju... baik-baik aja?" tanya Nayoung akhirnya. nanya gituan aja butuh perjuangan batin. setengah mati dia berusaha ngeluarin pertanyaan sederhana itu.

Yuju tersenyum simpul, "gue nggak apa-apa kok, Kak."

Nayoung melepas gigitan di kukunya dan jadi salah tingkah.

Yuju jadi nggak enak sendiri sama Nayoung. bukan salah dia tapi dia jadi khawatir gini, masalahnya Nayoung kan gak pintar ngungkapin perasaannya kayak yang lain.

***

Nayeon keluar dari kamar nomor satu, dia nyamperin Seungcheol yang lagi baca webtoon di depan kamarnya.

"Yang..." panggil Nayeon.

Seungcheol mendongak. ia langsung mengunci HP nya dan merhatikan Nayeon, "gimana?"

Nayeon duduk di pagar beton yang tingginya sekitar setengah meter itu, kemudian dia geleng-geleng, "Yuju masih syok. nggak baik kalau di paksa."

Seungcheol menghela napas panjang, dia bingung mau gimana.

"menurut kamu kita gimana?" tanya Seungcheol.

Nayeon berfikir sebentar, "lanjutin aja." jawab Nayeon sambil senyum.

Seungcheol mengangkat kedua alisnya.

"kegiatan hari ini tinggal api unggun aja kan? tapi, sebelum itu kita berdoa bareng. ntah ini ulah manusia atau makhluk lain, kita berdoa aja. nggak ada yang lebih menenangkan selain ngadu ke Sang Pencipta." lanjut Nayeon lembut.

Seungcheol orangnya keras kepala, tapi dia sangat peduli ke anggotanya, dia menomorsatukan mereka daripada dirinya sendiri. kadang itu bikin dia stres, dan Nayeon lah yang bisa bikin dia tenang lagi. Nayeon, gadis yang bikin Seungcheol tertarik karena kedewasaannya. bukan cuma jadi pacar, Nayeon juga jadi pengganti Ibunya di Jakarta.

"yaudah kalau begitu. semoga nggak ada kejadian aneh lagi." jawab Seungcheol sambil bersandar di kursinya.

"nanti kalau Yuju udah stabil, dia janji bakal cerita kok." kata Nayeon sambil menepuk pundak Seuncgheol pelan.

***

Hanbin penasaran setengah mati dengan keadaan hutan semalam. apa ada yang ngerubah, atau ada yang salah, atau gimana. sampai bisa-bisanya Yuju nyugsep jauh banget gitu.

akhirnya, di temani Bobby, mereka masuk ke dalam hutan kecil itu. karena kalau udah siang gini kan enak, udah terang dan nggak mesti takut-takutan.

tapi yang mereka liat cuma meja yang nandain pos satu sampai empat. juga kursi tempat Jungkook, Taehyung dan Yuta duduk. pagar tali yang sudah amburadul karena dipakai buat nahan Seungcheol sama Jungkook semalam. nggak ada yang aneh.

"masih sama, Kak. nggak ada yang beda." kata Hanbin sambil mengerutkan keningnya.

"Fix ini sih kerjaan setan." sahut Bobby sambil bergidik ngeri.

Bobby ikut ngedarin pandangannya ke segala penjuru hutan, sampai matanya tertuju pada kerumunan pohon pisang yang ada di bagian kiri jembatan.

Bobby melihat gundukan berwarna hijau tua yang bikin lututnya jadi lemes.

"Bin... Ini apa, Bin." kata Bobby sambil terduduk.

"Heh? Apaan, Kak?" tanya Hanbin kaget yang liat Bobby udah delongsoran aja di tanah.

"Itu, apa coba diambil." Bobby nunjuk benda yang warnanya hampir sama dengan warna rumput di sekitarnya.

Hanbin mendekat dan ngambil bawahan jas hujan itu. Keningnya mengerut, "emang kenapa?"

"Semalam... Semalam gue nemu atasannya di dekat tong sampah yang ada di depan vila. Masih baru. Dan kayaknya punya Pak Aji." jawab Bobby.

Hanbin makin bingung, "hah? Gimana? Gimana?"

*****

Di tempat lain seseorang sedang menyusun rencana lagi untuk langkah apa yang selanjutnya dia lakukan.

Dia senang melihat mereka ketakutan dan merasa terhantui, daripada harus langsung membunuh mereka satu-satu.

Retreat; Taeyong Jisoo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang