Part 6

8K 260 3
                                    

Hingga jam 1 dini hari Lea masih belum bisa tidur. Lea malah terbayang film film horor yang sudah ia tonton. Ada yang muncul dari bawah kasur,Ada yang menarik kaki ketika sedang tidur. Lea benar benar ketakutan saat ini. Akhirnya Lea meneteskan air mata nya ditengah keheningan malam.

Lea menangis didalam selimut,tiba tiba terdengar suara pintu lagi,fikiran Lea semakin tidak karuan,tangisannya semakin kencang, Lea tidak berani membukakan matanya walaupun didalam selimut.

Tiba tiba ada tangan yang memegang pundak Lea,Jantung Lea berdetak semakin cepat.

"Pergii!" Suara Lea terdengar cukup keras dan bergetar.

Tangisan Lea semakin menjadi jadi.

"Hey,lu kenapa nangis le?"

Lea terdiam,sepertinya Lea mengenal suara itu. Lea membalikan badan nya ke arah orang itu.

"Le,kenapa nangis?" Tanya Eza lagi.

Lea mengubah posisinya menjadi duduk,kedua tangannya menutup seluruh wajahnya. Kemudian Lea menangis kembali.

"Gue takut za".

Eza tidak tega melihat Lea menangis seperti ini,tangan Eza memeluk Lea kedalam dekapannya.

"Gue minta maaf le,gue gatau ini maaf gue ke berapa kalinya. Intinya gue minta maaf,gue ngga tau lo bakal setakut ini kalo ditinggal sendiri kaya gini."

Lea membelalakan matanya,Eza memeluk Lea?

Sebenarnya ada apa dengan Eza hari ini?mengapa Eza begitu baik?Lea sangat bingung. Apakah Eza baik hanya karena merasa bersalah?atau Eza benar benar tulus melakukan ini kepada Lea? Lea sangat bingung. Pasalnya,jika Eza terus menerus bersikap seperti ini akan membuat Lea semakin berharap kepadanya dan semakin membuat Lea tergila gila dengannya.

"Jangan nangis lagi ya Le?" Sambung Eza.

"I-iya."

"Yaudah sekarang lo tidur ya?" Eza membantu Lea untuk kembali berbaring.

"Za".

Eza menoleh.

"kenapa Le?"

"Kok lu balik lagi kesini?tadi bukannya mau pulang?"

"Engga kok,gue ga mungkin ninggalin Lo disini. Tadi gue cuma nganterin Rakha pulang,terus langsung kesini lagi. Eh pas gue kesini malah liat lo nangis ketakutan,gue kira ada apa apa pas gue tinggal tadi". Jelas Eza.

DEG.

Jadi Eza khawatir dengan Lea? Segitunya kah Eza khawatir pada Lea seperti Eza khawatir pada Katty waktu itu? Mengapa Eza berubah dengan sangat cepat seperti ini?

"Udah lu tidur,besok mau pulang kan?" Sambung Eza.

Lea mengangguk.

Eza membaringkan dirinya di sofa samping Lea berbaring.

"Za,"

Eza menoleh.

"Nyokap gue tadi titip salam buat lo,katanya makasih udah mau jagain gue."

Eza menjawab dengan senyuman amat manis. Senyum yang bikin Lea jatuh cinta setiap hari,dan sekarang Eza memberikan senyuman manis itu kepada Lea untuk kedua kalinya.

Sekarang,Lea berada di satu atap dan satu ruang tidur yang sama dengan Eza. Lea tidak tahu kapan ia akan merasakan seperti ini lagi,Eza sangat Tampan jika sedang tidur seperti itu. Lea berharap suatu saat bisa seperti ini lagi bersama Eza.

Lea mengambil ponselnya dibawah bantal,lalu Lea mebuka aplikasi kamera. Sejujurnya Lea bukan seseorang yang gemar berfoto,tapi kali ini Lea akan mengabadikan foto Eza ketika sedang tidur lelap. Lea mengambil gambar dirinya dengan Eza dari ranjang yang Lea sedang tempati.

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang