Part 17

6.2K 213 17
                                    

Eza mengemudikan kendaraan nya secepat mungkin untuk bisa sampai ke rumah sakit.

Tiba dirumah sakit,Lea langsung dibawa oleh tim medis ke ruang ICU. Eza menunggu dengan hati yang sangat tidak tenang,mungkin Eza sangat benci dengan sikap kekanakan Lea. Tapi melihat Lea seperti ini,Eza sangat merasa bersalah.

Sekarang sudah pukul 10 malam tetapi Lea belum juga sadarkan diri. Ponsel Eza berdering panggilan dari Kyra,Tetapi Eza selalu mengabaikan nya,Untuk pertama kali nya Eza bersikap seperti ini kepada Kyra. Namun yang terpenting sekarang adalah kesehatan Lea.

Lea pun perlahan membuka matanya dan melihat sekelilingnya dengan bingung.

"Alhamdulillah lo udah sadar,Le!" Ucap Eza sangat senang.

Lea yang melihat Eza disampingnya langsung membuang wajah nya dari hadapan Eza.

"Pergi." Ucap Lea yang tetap memalingkan wajahnya.

"Le,gue bisa jelasin." Ucap Eza dengan memegang tangan Lea hingga menciumi punggung tangannya.

"Gue ga butuh. Sekarang lo pergi." Ucap Lea.

Mungkin menurut Eza ini aneh,karena panggilan 'gue-lo' yang diucapkan oleh Lea. Tapi Eza memaklumi karena memang ini semua salah Eza.

"Gue bakal jelasin,tapi ga sekarang. Lo baru aja sadar setelah 5 jam pingsan,Le." Ucap Eza.

"Gue ga butuh apa pun dari lo,gue mau lo pergi sekarang." Ucap Eza yang tetap tidak ingin menatap Eza.

"Gue ga akan ninggalin lo sendirian disini. Gue minta maaf,Le." Ucap Eza penuh rasa bersalah.

"GUE BILANG PERGI!!" Ucap Lea yang langsung memukuli Eza. Tetapi Lea tidak ingat jika tangan nya sedang di perban karena 9 jahitan di beberapa bagian. Lea pun langsung meringis.

"Awwww."  Lirih Lea yang refleks langsung membuat kedua matanya tertutup rapat rapat.

"Le,lo gapapa?" Ucap Eza khawatir.

"Gue ga akan ninggalin lo disini sendirian. Gue ga mau kejadian pas SMA terulang. Gue ga mau. Please,Le. Jangan bikin gue jadi tambah ngerasa bersalah." Ucap Eza.

Lea pun tidak menjawab dengan tetap memalingkan wajahnya.

"Sekarang lo makan ya? Gue suapin." Ucap Eza

"Gue punya tangan."

"Tapi tangan lo  lagi sakit. Ngga ada penolakan." Paksa Eza.

"Yaudah ga usah makan,ribet amat." Ucap Lea.

Mendengar jawaban Lea,Eza hanya bisa pasrah.

Gue benci lo. -Lea.

Gue ga  tau harus gimana biar lo mau maafin gue,Le. -Eza.

Eza mana sih? -Kyra.

Punya Cucu~ -OrangTua.

#####

Pagi ini Lea membuka matanya sudah ada Eza yang sedang mengemaskan barang barang. Ya,hari ini Lea akan kembali ke hotel. Lea juga tidak suka berlama lama dirumah sakit. Maka dari itu Lea memilih untuk rawat jalan saja.

"Ayo ,Le. Udah gue beresin kok semua nya." Ucap Eza.

Eza pun membantu Lea untuk berjalan keluar dari rumah sakit ini.

Hingga akhirnya mereka pun tiba di hotel mereka tinggal. Dengan sangat hati hati Eza menggendong Lea menuju kamarnya.

Eza pun menaruh Lea dengan perlahan di atas kasur.

"Lo istirahat disini dulu ya. Gue ada keperluan sebentar." Ucap Eza.

"Mau nemuin jalang itu lagi kan?" Ucap Lea ketus.

Langkah kaki Eza terhenti.

"B-bukan gitu. Gue cum--"

"Silahkan,gue ga akan larang lo lagi. Silahkan lakuin apapun sesuka lo. Mau lo sentuh Kyra atau puluhan wanita lain juga silahkan. Sekarang terserah lo. Gue ga peduli." Ucap Lea.

Mendengar perkataan Lea,Eza pun menyingkirkan niatannya untuk menemui Kyra. Eza kembali menghampiri Lea yang tengah bersandar di ranjang. Eza mendekatkan wajahnya ke Lea. Tetapi Lea langsung menghindar.

"Kenapa?" Tanya Eza heran.

"Gue ga sudi bekas jalang itu nempel di bibir gue." Ucap Lea.

"Le,maafin gue. Sumpah gue ga tau kalo bakal kejadian kaya gini." Ucap Eza penuh rasa bersalah.

"Terserah."

"Le,"

Tidak ada jawaban.

"Lo boleh marah sama gue,tapi izinin gue buat jelasin ini semua." Pinta Eza.

"Hm."

"Gue ga tau kalo kejadian nya bakal kaya gini. Awalnya Kyra cuma minta anterin ke kamarnya. Dan secara tiba tiba dia minta gue buat muasin dia."

"Dan lo mau?hebat." Lea tersenyum miris.

"Maaf,gue khilaf." Ucap Eza penuh rasa bersalah.

"Terserah."

"Lo kenapa bisa ada di hutan kaya gitu sih,Le?" Tanya Eza.

"Ngga tau."

"Siapa yang berani pengen bunuh lo di negara ini?"

"Mana gue tau."

"Ciri cirinya gimana?" Tanya Eza penasaran.

"Tau ah! Lo yang nyuruh gue istirahat tapi lo yang gangguin gue terus. Gajelas!" Ucap Lea kesal.

Gue kangen lea yang bawel. Bukan Lea yang dingin kaya gini. -Eza.

#####

Jam sudah pukul 12 KST. Lea terbangun dari tidurnya. Lea melihat Eza yang tertidur lelap disampingnya. Jika seperti ini Lea tidak tega melihat wajah lelah Eza karena menjaga Lea. Tapi tidak mudah untuk memaafkan kelakuan Eza kemarin. Karena itu sangat fatal. Lea juga tidak ingin mengatakan kejadian kemarin kepada Eza,rasa takut Lea masih terbawa hingga saat ini. Mungkin Lea akan mengatakan nya hingga kesehatannya mulai membaik.

"Kenapa liatin nya sampe gitu?" Tanya Eza.

Sial,ternyata Eza sudah terbangun.

"Ngga." Ucap Lea.

"Udah siang,lo mau makan apa?Lo belum makan dari pagi,Le." Ucap Eza.

"Ngga usah sok care." Ucap Lea.

"Emang salah peduli sama istri sendiri?" Tanya Eza.

Sejak kapan Eza mau menganggap Lea istri?

"Istri?".

"Iya."

"Sejak kapan?" Lea sengaja menanyakan hal itu kepada Eza.

"Le,gue harus gimana biar lo mau maafin gue? Gue ga mau kayak gini terus.."

"Kenapa ga mau?Bukan nya seneng?Kan kamu bisa bebas tanpa ada yang ngekang?" Tanya Lea.

Akhirnya Lea mau pake panggilan 'Aku-Kamu' lagi -Eza.

"Siapa bilang gue seneng?" Tanya Eza kembali.

"Aku."

"Gue kangen bawel lo,Le. Walaupun bawel lo super ngeselin. Tapi bikin gue kangen." Ucap Eza.

"Terserah ah."

"Kamu mau makan apa?makan disini atau makan diluar?" Tanya Eza.

"Jajjangmyun,makan diluar."

"Lo yakin kuat buat keluar?"

"Yakin lah. Kalo kamu ga mau anter aku bisa beli sendiri." Ucap Lea.

"NGGA!POKONYA LO GA BOLEH KELUAR SENDIRIAN LAGI!" Ucap Eza.

"Yaudah,cepetan maka nya."

"Iya iya."

---------------------------------------------------

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang