Tidak terasa ternyata sudah 1bulan Eza pergi ke Amerika. Lea sudah tidak sabar untuk bertemu Eza dan menjemput nya di bandara. Lea pun juga tak sabar melihat ekspresi Eza ketika meliha perutnya kini sudah membuncit.
Lea pun tiba di Bandara dan menunggu kehadiran Eza di pintu keluar. Setelah cukup lama Lea menunggu Sang Suami, Akhirnya Eza pun terlihat di pintu keluar. Tapi ada satu hal yang membuat Lea bingung.
Siapa wanita berwajah blesteran yang sedang bersama Eza itu?
Eza pun mulai mendekat ke arah Lea dengan ekspresi bahagia. Tetapi tidak dengan Lea,Lea justru memasang wajah kesal.
"I miss you so much,babe!" Ucap Eza yang berusaha ingin memeluk Lea, Namun Lea menolak.
"Kenapa,Sayang?" Tanya Eza bingung.
"Siapa dia?" Tanya Lea to the point.
Eza pun nampak bingung,lalu melihat wanita yang berada di belakangnya.
"Dia?" Tanya Eza hati hati.
"Hm." Ucap Lea. Maklumi saja jika Lea mudah sekali terbawa emosi.
"Dia sekretaris baru aku,namanya Annisa." Jelas Eza.
"Sejak kapan? Kenapa kamu ga pernah ngasih tau ak---"
"Le, Aku baru sampe. Aku capek, aku juga ga sabar buat ketemu Agle. Jadi jangan berantem disini. Mending kita pulang ya?" Ucap Eza yang memotong ucapan Lea.
Lea pun menuruti ucapan Eza dan berjalan ke arah mobil mereka yang terletak cukup jauh dari pintu keluar terminal Eza.
"Kamu kesini sendiri?" Tanya Eza heran.
Lea tidak menjawabnya.
"Le,jawab aku." Ucap Eza dengan nada suara yang sedikit tegas.
Lea memanyunkan bibirnya.
"Iyaaaaaaaaa." Ucap Lea terpaksa.
Eza pun menggaruk garukkan kepalanya.
"Udah berapa kali aku bilang, jangan ngelakuin hal apa pun sendirian. Inget,di tubuh kamu itu ada dua nyawa,Le." Ucap Eza. Eza hanya khawatir jika ada sesuatu yang terjadi kepada Lea. Karena Eza tidak ingin gagal seperti kehamilan Agle kemarin.
Lea hanya terdiam. Ketika Lea ingin memasuki mobil Lea di kaget kan dengan sekretaris baru Eza ini. Berani berani nya dia duduk di kursi depan tanpa seizin Lea ataupun Eza.
"Ngapain disini? Pindah sana." Ucap Lea jutek.
"Le, jangan marah sama dia. Aku kan udah jelasin semua nya. Biarin aja,mungkin dia capek makanya keliru." Ucap Eza yang jelas jelas membela tingkah Annisa ini.
Lea hanya termenyun mendengar tingkah Eza seperti ini. Di perjalanan pun Lea tetap terdiam tidak ingin menjawab pertanyaan Eza.
"Agle baik baik aja kan,yang?" Tanya Eza.
"Kamu udah minum vitamin kan?" Tanya Eza kembali.
"Agle di rumah sama siapa?" Tanya Eza lagi.
Lea tetap tidak ingin menjawab karena mood Lea sedang tidak baik hari ini.
"Bisa ga sih jangan marah terus?! Kamu tuh bukan anak kecil lagi sekarang!" Kali ini Eza tidak bisa menahan emosi nya,karena Eza sedang kelelahan.
Lea semakin di buat kaget dengan sikap Eza yang seperti ini, Dari dulu Eza pun tahu jika Lea tidak suka di bentak seperti ini. Wajah kesal Lea pun pergi begitu saja,kini muncul lah ekspresi takut sekaligus tidak percaya di wajah Lea.
Jika Eza meminta maaf mungkin mood Lea sudah membaik. Tetapi sekarang Eza justru terdiam menahan emosi nya terhadap Lea. Lea pun menahan perasaan nya dengan memejamkan mata hingga akhirnya Lea benar benar tertidur pulas.
#####
"Le, bangun." Ucap Eza.
Lea membuka matanya,hal pertama yang ia dapat adalah wajah lelah Eza. Lea keluar mobil dan memasuki rumahnya tanpa ber basa basi terhadap Eza.
Lea menyiapkan secangkir kopi dan segelas teh untuk Eza dan Annisa. Bagaimana pun Lea harus tetap menghargai mereka.
Lea menaruh minuman tersebut,setelah itu Lea pergi. Ketika Lea hendak melangkah, Eza menahan tangan Lea dan menyuruh Lea untuk tetap disini bersamanya danaNNISA.
"Duduk dulu,Le." Ucap Eza.
"Ngga. Aku mau nyuapin Agle di atas." Ucap Lea.
"Aku minta maaf udah bentak kamu." Ucap Eza. Eza paham betul jika Lea sekarang sedang marah pada nya.
"Hm." Ucap Lea.
"Dehem doang?" Tanya Eza heran.
"I'm sorry,Lya." Ucap Annisa.
"LEA BUKAN LYA." Ucap Lea kesal sambil berdecak pinggang.
"Oh iya, Lo pulang gih. Udah kelar kan urusannya?" Ucap Lea hendak mengusir.
"Le. Kamu apa apa an sih ngusir orang gitu? Dia bakal tinggal di kita selama dia masih jadi sekretaris aku." Ucap Eza yang membuat Lea terbelalak.
"Yaudah pecat aja. Gampang kan." Ucap Lea.
Eza yang sudah lelah melihat sikap Lea yang tidak berubah sama sekali hanya bisa sabar meghadapi sikap Lea yang seperti ini.
"Aku capek,Le. Please ngertiin aku." Ucap Eza yang tengah merendahkan nada suaranya.
"Yayayayayayaya."
"Aku udah berusaha buat jadi suami yang baik buat kamu. Berusaha supaya sikap aku yang dulu dingin sama kamu ga balik lagi. Tapi kalo gini terus caranya jangan salahin aku kalo aku bakal balik lagi kayak Eza yang kamu kenal dulu." Jelas Eza.
Lea tertegun mendengar ucapan Eza barusan. Lidahnya kelu tidak tahu ingin berkata apa.
Jika Eza kembali seperti dulu, Jujur, Lea sangat tidak ingin. Lea tidak ingin cinta bertepuk sebelah tangan kembali,di anggap sebagai sampah kembali, sakit hati berkali kali, dan selalu merasakan takut kehilangan pria yang sangat ia cintai ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [END]
Подростковая литератураCewek baperan ketemu cowok kasar? #681 dalam teen fiction (04/03/2018) #847 dalam teen fiction (04/10/2017) #983 dalam teen fiction (04/12/2017) Baca aja ya:') --TYPO AREA--