"Apaan sih lo!" Bentak Lea.
"Kok lo malah marah sih?" Ucap Eza heran.
Lea pun tetap memunggungi Eza.
"Ayo,Le. Kamar gue aja." Eza menarik tangan Lea pelan.
Lea membelalakan matanya. Bukan nya Eza gamau sekamar sama Lea ya? Tapi Lea harus tetap jual mahal.
"Ga. Tidur sono sama Kyra." Ucap Lea yang masih tetap memunggungi Eza.
"Udah sering."
Lea membelalakan matanya kembali,lalu Lea duduk menghadap Eza dengan tatapan sinis. Sangat sinis.
"KAMU NGAPAIN TIDUR SAMA KYRA?!" Ucap Lea yang meniggikan suaranya.
"Berisikk,udah tengah malem. Masih ada aja energi buat teriak. Heran."
"Kamu ngapain aja tidur sama Kyra?" Tanya Lea penasaran.
"Ya tidur lah,masa poop."
"Ga lucu,Za."
"Siapa bilang lucu?Udah ayo kamar gue aja,sebelum gue berubah fikiran."
"Ga."
"Yakin?Yaudah lo tidur disini aja sendirian. Paling nanti ada yang gangguin,rumah ini kan gede. Kalo lo mau tidur di atas,ati ati aja dijendela ya. Gue mau tidur." Eza pun mulai meninggalkan Lea.
Lea mulai ketakutan,Muka nya kini mulai pucat kembali.
"Eza tungguin." Lea berlari kecil ke arah Eza.
"Ngapain?Sono di sofa aja."
"Lagian kamu sih nakutin." Ucap Lea kesal.
Eza pun terkekeh.
Mengapa Eza menyuruh Lea tidur kamarnya?Padahal masih ada kamar lain nya di lantai 2? Tapi yaudah lah,mungkin Eza mengerti jika Lea penakut.
Eza dan Lea berbaring di atas ranjang bersama Lea. Eza melanjutkan pekerjaan di kantor tadi menggunakan laptop nya.
"Za,"
"Hmm." Ucap Eza yang tetap memandang laptop nya.
"Kamu tidur sama Kyra ngapain?"
Eza terkekeh,Lea masih saja menanyakan hal ini.
"Lo percaya? Kalo gue sering tidur sama Kyra,ngapain gue nyuruh lo pindah kamar."
"Tapi kan kamar di lantai 2 banyak,Za. Kenapa mesti kamar aku!" Ucap Lea sewot.
"Gue cuma mau ngerjain lo." Eza pun mengakhiri kalimat itu dengan tertawa lepas.
Lea pun mencubit lengan Eza yang kekar.
"Sakitt,apaan sih lo."
"Fungsi nya apa ngerjain kaya gitu?!"
"Menghibur diri."
"Dengan cara ngerjain aku?!"
"Iyalah siapa lagi."
"Tau ah,serah." Lea membalikkan badannya.
"Awal nya gue seneng,tapi liat lo ketakutan gue ga tega."
Lea kembali menatap Eza. Lea kembali membuka suaranya.
"Aku ga nyangka kalo Al itu kamu,Za."
"Gue lebih ga nyangka,lo bikin hubungan gue sama Kyra renggang waktu itu."
Lea pun menatap sinis ke arah Eza lalu memanyunkan bibirnya.
"Ga usah manyun,makin jelek."
Lea hanya terdiam. Mungkin ini waktu yang tepat untuk memberikan pertanyaan yang selama ini Lea simpan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [END]
أدب المراهقينCewek baperan ketemu cowok kasar? #681 dalam teen fiction (04/03/2018) #847 dalam teen fiction (04/10/2017) #983 dalam teen fiction (04/12/2017) Baca aja ya:') --TYPO AREA--