Part 21

6.9K 224 8
                                    

Hari ini Eza tiba di Indonesia. Lea tengah sibuk mengurus perceraian nya tanpa sepengetahuan orang tua nya.

Lea pun pulang dengan membawa surat perceraian tanpa sepengetahuan orang tua nya.

Eza yang baru tiba di Indonesia langsung menuju rumah orang tua Lea. Eza tiba dirumah orang tua Lea,Eza melihat Lea yang tengah merenung di taman rumahnya. Eza pun menghampiri Lea dengan sedikit berlari.

"Lea!" Panggil Eza.

Lea pun menengok kepada Eza dengan tatapan sendu.

"Kamu udah sampe?Masuk dulu. Soal surat cerai udah aku urus." Ucap Lea.

"Siapa bilang aku mau cerai?" Tanya Eza.

"Kata nya anything?ya aku mau kita cerai. kamu tiggal tanda tangan terus kita tinggal nunggu persid---"

"AKU BILANG AKU GA MAU CERAI LEA." Ucap Eza yang sengaja memotong pembicaraan Lea.

"Kenapa?" Tanya Lea.

"Le,kita bisa urusin masalah ini baik baik. Aku ga mau cerai." Mohon Eza.

"Iya kamu yang baik baik aja. Kamu ga ngerti jadi aku gimana. Suami nya melakukan hal bodoh dengan wanita lain dengan mengorbankan istri sendiri." Ucap Lea.

"Oke aku emang salah disini. Silahkan kamu mau tanya apa pun ke aku pasti aku jawab. Kita bisa selesaikan ini baik baik." Ucap Eza.

"Aku ga bisa berhubungan dengan pria yang tubuhnya udah dimiliki wanita lain." 

"Le,aku harus gimana?Maafin aku. Aku ga mau cerai sama kamu. Kalo tau kamu bakal ngelakuin ini,aku ga akan ngelakuin macem macem." Jelas Eza yang berada dihadapan Lea sambil berjongkok.

"Anything,keputusan ada di kamu. Yang jelas keputusan aku udah bulat,Eza." Ucap Lea.

"Le,please. Maafin aku." Ucap Eza dengan suara sedikit bergetar.

"Percuma! Kamu tuh di kasih hati minta nya jantung!"

Eza pun kini duduk disamping Lea dan menggerakan tubuh Lea untuk berhadapan. Eza menatap mata Lea dalam dalam.

"Mau kamu bilang apa pun. Aku ga akan mau tanda tangan surat itu sampai kapan pun." Ucap Eza dengan mata yang lurus kepada Lea yang membuat perasaan Lea semakin bingung hingga membuat Lea ingin menangis.

"Mau kamu apa sih?!" Ucap Lea dengan suara sedikit meninggi.

"Aku ga butuh apa pun dari kamu. Asal kamu mau maafin aku." Ucap Eza.

"Aku capek! Aku cuma dijadiin pelampiasan kamu doang. Aku juga punya perasaan. Kamu kadang anggap aku kalo lagi butuh doang,dan kamu pergi gitu aja pas kamu lagi bahagia sama jalang itu. Ini ga adil!" Ucap Lea ynag kini sudah tidak tahan untuk menahan air matanya.

"Le,please. Aku minta maaf. Mana Lea yang dulu aku kenal?Mana Lea yang pantang menyerah? Kenapa sekarang kamu jadi mudah putus asa gini?"

"Bukan nya aku putus asa. Tapi aku juga punya kesabaran. Dan kesabaran itu akan habis pada waktu nya. Jadi ga selama nya kamu bisa permainin perasaan aku terus. Aku capek,Za." Eza pun memeluk Lea yang sedang memukuli dada nya.

"Maafin aku."

Lea pun tidak menjawab perkataan Eza dan Lea tetap menangis di pelukan Eza.

#####

"Kita pulang yuk malam ini?Ga enak kalo kamu marah didepan orang tua kamu." Ucap Eza yang tengah berbaring dikasur.

"Kamu mau pulang pulang aja sono. Aku ga sudi ketemu jalang itu di rumah kamu." Ucap Lea dengan memunggui Eza.

"Oke aku bakal suruh Kyra pindah dari rumah aku. Tapi kamu mau ya pulang sama aku?" Tanya Eza.

"Ada syarat nya." Ucap Lea.

"Apa?"

"Kamu mau tanda tangani surat itu."

"Ngga! Mau kamu suruh aku beribu kali kek. Aku ga akan mau tanda tangan itu."

"Yaudah aku ga akan pulang." Ucap Lea.

"Le,please. Kita omongin baik baik dirumah aja ya?Kamu emang mau buat orang tua kamu kepikiran soal ini?Engga kan?"

Bener juga sih,terima aja kali ya?

"Yaudah. Tapi kalo aku liat ada si jalang dirumah kamu. Aku bakal kabur lagi." Ucap Lea. Sepertinya sifat kekanakannyakini muncul.

"Oke,kamu prepare ya."

"Hmm." Ucap Lea.

---------------------------------------------------

Part ter ga jelas + Terpendek nih maafin ya:')

Maybe work ini udah mau ending yaa.

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang