EXTRA PART 2

6.3K 181 0
                                    

Lea sedang menyiapkan sarapan untuk Eza dan buah hati mereka,Agle. Anak berusia 3 tahun dan sudah mulai bersekolah di Paud.

"Sebelum sekolah,kamu makan dulu ya. Biar kuat,oke?" Ucap Lea yang tengah menyuapi anaknya itu.

"Agle mau disuapin ayah!" Ucap anak polos ini,lalu agle berlari ke arah Eza yang tengah memakan nasi goreng yang telah dibuat Lea.

"Ayah lagi sarapan,sini sama mama aja." Ucap Lea yang tengah membujuk anaknya ini.

"Ngga!!!" Anak ini pun kini menangis. Dan berada dibelakang tubuh Eza.

Eza menatap Lea,ia terlihat jelas sangat sedih dengan sikap anak pertama nya ini. Anak itu memang anugerah. Tapi,untuk anak seperti Agle mungkin sangat lah berat untuk menerima kenyataann yang ada.

"Agle,ga boleh gitu ya. Kamu makan sama Mama. Ayah kan juga lagi makan." Ucao Eza yang tengah membujuk anaknya.

"Engga hiks. Agle benci hiks mama hiks hikss."

Sakit. Itu yang Lea rasakan. Lea dibenci oleh anak nya sendiri. Anak yang telah ia lahirkan. Hanya karna ia tidak ingin rasa sayang orang tua nya terbagi.

Lea masih terdiam. Berdiri kaku tanpa mengeluarkan 1 kata pun.

"Yaudah nanti ayah suapin,kamu ke suster dulu ya?" Tanya Eza pada Agle.

Anak itu pun berlari kepada suster yang telat Eza bayar untuk menjaga Agle selama kedua nya sedang di sibukkan dengan pekerjaan.

Kini tinggal Eza dan lea di meja makan ini.

"Jangan masukin hati,dia masih kecil." Ucap Eza.

"Hm."

"Kamu juga belum sarapan kan? Makan dulu sini. Kasian nanti janin kamu kelaperan." Ucap Eza.

"Males." Ucap Lea.

Jujur,Lea sangat kesal. Bagaimana pun Lea seorang Ibu,Lea juga sekarang sedang mengandung. Jadi wajar saja jika emosi nya kini sedang tidak stabil.

"Kalo kamu males,nanti janin nya makan apa?kasian kan? Udah jangan dipikirin,soal Agle aku yang atur, Sayang." Ucap Eza yang masih berusaha meluluhkan hati Lea.

"Tapi gimana pun posisi aku tetep seorang Ibu,Za! Kalo dari kecil dia udah benci sama aku,gimana kedepannya?!" Ucap Lea yang masih berusaha menahan tangisnya.

"Aku ngerti. Tapi kamu juga harus ngertiin. Dia masih kecil. Belum ngerti semua nya. Sedangkan kamu? Kamu udah besar,pemikiran kamu luas,kamu juga sudah jadi Ibu, kalo fikiran kamu masih sama kaya Agle,mau sampe kapan kaya gini terus?" Tanya Eza.

"Kamu nyalahin aku?" Tanya Lea kembali.

"Ya engga. Aku cuma mau kamu sadar. Ga lucu kalo kamu berantem sama anak sendiri."
"Yaudah kalo gitu aku berangkat kerja ya? Nanti Agle kesiangan juga. Kamu minum susu nya ya? Jangan kemana mana."

Lea tidak ingin menatap mata Eza. Siapa sih yang tidak kesal jika tidak ada yang berpihak? Malah Lea yang disalahkan. Padahal Lea sedang mengandung. Wajar saja jika masih sensi seperti ini.

Eza mulai mengeluarkan mobil nya,dan mulai meninggalkan halaman rumahnya.

°°°°°

Husband❤
19:03
Kayanya aku lembur,kamu jagain Agle ya? Jangan sampe dia lecet loh haha
Read

Kenapa yang di perhatiin cuma Agle? Terus juga kenapa Eza lembur? Padahal Lea sangat ingin memeluk Eza saat ini.

Azalea
19:05
Y
Read

Jujur,sebenarnya Lea masih kesal dengan Eza. Karena sikapnya tadi pagi.

Husband❤
19:12
Jangan lupa istirahat,minum susu nya,makan nya teratur.
Aku mau meeting dulu ya.
Read

Dasar CEO. Istrinya lagi kangen kaya gini malah ngurusin kerjaan.

Mungkin ini terdengar menggelikan. Namun Lea sangat ingin memeluk Eza untuk saat ini. Maklumi,Lea sedang mengandung dan kini Lea mengidamkan hal itu.

Agle sudah tidur,susternya juga sudah tidur. Namun tidak dengan Lea. Lea tidak bisa tidur karena keinginannya tadi belum tersampaikan.

Lea pun akhirnya menelfon Eza. Namun tidak ada jawaban.

Lea tidak menyerah disitu,Lea tetap berusaha menelfon Eza berkali kali. Dan kini Eza menjawabnya.

"Hal---"

"Ngapain sih?! Aku kan tadi udah bilang kalo aku lagi meeting! Jangan nelfon terus. Ini lagi meeting sama perusahaan ternama,Le!"

Belum sempat Lea menyelesaikan ucapannya,Eza sudah terlebih dahulu memotong ucapan Lea. Dengan kalimat yang membuat Lea sakit hati.

"Aku kangen." Ucap Lea yang berusaha menahan suara nya agar tidak bergetar.

"Nanti juga aku pulang. Gausah spam telfon gitu. Aku ga enak sama klien yang lain!"

Kesal. Perasaan Lea semakin kesal di buatnya. Bahkan ketika Lea sedang mengandung pun tidak ada orang yang berpihak kepadanya.

Dengan kesal Lea mematikan panggilan tersebut. Lea menuruni tangga dan mencari beberapa makanan. Lea lupa membeli makanan siap saji. Jadi sekarang Lea harus pergi ke supermarket terdekat untuk membelu bahan makanan tersebut. Sekalian menghilang kan rasa kesalnya.

Ketika Lea sedang memilih snack yang ada,handphone nya berdering panggilan masuk.

Husband❤ is calling you ..

Lea semakin kesal meilhat nama yang tertera di layat tersebut. Ngapain coba nelfon segala?

Lea pun mematikan panggilan tersebut dan melanjutkan memilih bahan makanan disini

°°°°°

"Le?" Ucap Eza ketika memasuki rumah besar miliknya.

"Sayangg." Eza pun membuka pintu kamar nya,tapi Eza tidak melihat kehadiran Lea.

Eza turun dan menunggu Lea pulang di rumah tamu. Dan tidak lama suara pintu pun terbuka.

"Kamu dari mana sih? Ini udah malem. Ngapain kamu keluar sendirian? Kamu inget ga sih kalo kamu lagi ha---."

"Berisik. Aku cape." Ucap Lea yang enggan menatap Eza.

"Kamu kenapa? Tanya Eza dengan hati hati.

"Ga usah sok peduli,urusin sana klien kamu." Ucap Lea yang langsung meninggalkan Eza di ruang tamu.

Eza mengejar Lea dari belakang hingga ke kamar mereka.

"Aku minta maaf. Tadi aku emang lagi banyak kerjaan. Makanya jadi kamu deh yang kena semprot sama aku. Maaf ya?" Ucap Eza.

"Emang aku yang salah. Ngapain minta maaf?"

"Salah aku,yang. Kamu jangan marah gini."

"Salah aku. Tadi pagi aku disalahin. Sekarang salah aku lagi. Emang gini ya nasib orang yang ga ada pihaknnya." Ucap Lea yang diakhiri dengan semyum mirisnya.

"Sumpah,yang. Tadi aku refleks. Demi apa pun aku ga sadar kalo tadi bentak kamu. Maafin aku. Kamu boleh pukul aku sepuas kamu sekarang." Ucap Eza dengan menunjukkan pipinya.

"Kamu tidur di luar. Aku males liat kamu." Ucap Lea.

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang