Chapter 3 : •Extraneous•

4.5K 655 9
                                    

"Crimson! Kenapa pakaianmu basah seperti ini?" tanya bibi Gretta dengan baju panjang berwarna kuning menyala yang sangat mengganggu mata.

"A--ku, aku..." Crimson terbata-bata ketika ingin menjawab perkataan bibi Gretta tentu saja ia kebingungan mencari alasan, tapi untung Thomas menyadari keadaan Crimson ketika matanya memberi sinyal pada sepupunya itu.

"Bersihkan dirimu sana!" kata Thomas dan disambut dengan bibi Gretta yang berdehem pelan.

"Jangan sampai kau sakit dan menyusahkan." kata bibi Gretta sembari melihat ke arah Thomas ketika mengatakan hal itu.

Crimson tidak menjawab apapun melainkan bergegas menaiki anak-anak tangga dan segera membersihkan dirinya. Beberapa belas menit berselang, Crimson telah selesai mandi. Ia baru saja akan membaluti tubuhnya dengan handuk tapi tiba-tiba ia mendengar bunyi pintu yang menderit membuatnya terkejut. Kelebat bayangan tentang orang tadi tiba-tiba muncul di kepalanya seperti potongan film di kepalanya.

'Tidak ada apa-apa itu hanya pintu' batin Crimson mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Dengan keadaan basah kuyup, Crimson keluar dari kamar mandi membungkus dirinya dengan handuk kemudian keluar, ia berjinjit pelan menuju pintu kamarnya dan menutup pintu yang terbuka itu, ia pasti lupa menutupnya tadi. Tapi ini aneh tidak ada angin dan jendela juga tidak terbuka.

Arggh

Ada sesuatu yang aneh, gadis itu merasakan tangannya bergetar dan perutnya merasakan sensasi aneh sama seperti ketika ia berada di ketinggian.

Ruangan kamar yang tadinya terang sekarang gelap, membuat gadis itu memekik pelan. Ia memanggil nama bibinya tapi tidak ada jawaban tidak ada yang menyahut dari bawah, ini sangat aneh, meskipun malam atau tidak ada lampu setidaknya pasti ada cahaya bulan tapi tidak ada cahaya apapun semua gelap gulita, sangat pekat, bahkan ia mencoba melambaikan tangan di depannya tapi sama saja, ia tidak melihat apapun.
Crimson ingin tetap berpikir positif dan memberanikan diri, ia berasumsi bahwa mungkin diluar akan segera hujan sehingga cahaya bulan tidak dapat menembus awan pekat.

Sekarang, udara dingin membungkusnya yang membuat kaki gadis itu menjadi lemas, ia bahkan sulit untuk berjalan. Karena sesuatu yang terjadi ini sangat janggal.

'Darimana datangnya angin ini?' batinnya pelan.

Ia meraba-raba sekitar dan mencoba menjauh dari sebelah kanan ruang kamarnya, tubuhnya bergetar ketakutan, peluh mengalir di pelipisnya, gadis itu meringkuk di tempat tidur.

Ia sadar ada yang aneh sekarang.

Jelas-jelas tadi jendela dan pintu terkunci, dan ia sendiri yang memastikannya.
Bunyi benda jatuh di lantai, menimbulkan suara pecah.

Crimson bergumul di sudut tempat tidurnya ketakutan, ia gemetaran suasana terasa semakin mencekam.

"Siapa disana?"

Crimson terdengar ketakutan, bahkan ia tidak dapat mengatur napasnya yang memburu.

"Tolong aku! Tolong aku!" Teriak Crimson tapi seperti kurang kuat karena tidak ada satupun yang mendengarnya.

"Crimson!" panggil bibi Gretta yang melihat Crimson yang ketakutan di sudut tempat tidurnya hanya dengan menggunakan handuk.

"Kenapa kau di atas tempat tidur dengan rambut basah, hanya menggunakan handuk di badan dan ketakutan seperti habis melihat setan?"

"Ha?" Crimson melongo melihat Bibi Gretta di depannya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya bibi Gretta.

"Bibi?" ujar Crimson.

"Tentu saja bibimu, siapa yang kau harapkan?" tanya Bibi Gretta.

"Cepat pakai pakaianmu!" ujar bibi Gretta

CrimsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang