Chapter 16 : •Stuck•

2.5K 363 17
                                    

"Apa kita akan mati?" ujar Paula yang terlihat takut.

"Jangan bicara seperti itu." Kata Oliver.

"Tinggal 5 menit lagi." ujar Crimson melihat jam di depan mereka.

"Tanganku masih tidak dapat di gerakan." ujar Andersen.

"Mereka pasti sedang bercanda." kata Oliver dengan nada santai.

"Kenapa dia berteriak seperti itu?" tanya Andersen mencoba melihat ke belakangnya, lebih tepatnya asal teriakan tadi.

"Dia ketakutan." ujar Paula.

"Katakan padanya untuk berhenti, karena dia membuat orang lain khawatir untuk hal yang tidak penting." ucap Anderson ketus.

"Tanganku sudah bisa digerakan." ujar Paula dengan wajah senang.

"Kita harus masuk ke dalam meja." ujar Andersen.

"Tapi bukankah ada sesuatu disana?" tanya Oliver dengan wajah yang terlihat ragu.

"Tidak ada apapun di sakuku." ujar Crimson.

"Ayo masuk." desak paula kepada Andersen.

"Cepat." desak gadis itu lagi.

"Kenapa kalian berdua diam saja?" tanya Andersen.

"Crimson? Peter?" Oliver membuyarkan lamunan kedua orang itu.

Mereka berdua saling bertatapan.

"Tidak ada apapun di saku kami." akhirnya Peter mewakili dan mengatakan hal tersebut pada Andersen, Oliver dan Paula.

"Cepatlah Oliver, kita harus masuk." Desak Paula yang mendorong Oliver masuk dan mengikutinya dari belakang.

"Andersen, tidak apa-apa. Kau bisa masuk." ujar Crimson.

"Dan kalian?" tanya Andersen.

"Aku juga tidak tahu." Peter melihat ke arah Crimson, gadis itu terlihat cemas sama seperti dirinya.

"Tidak apa-apa." ujar Crimson lalu memasang senyuman agar Andersen dan Oliver masuk ke bawah dengan tenang.

"Aku bersama kalian." ujar Andersen yang kembali duduk, sungguh keras kepala.

Tiba-tiba ada sesuatu yang muncul dari bawah.
"Aku ikut." kata Oliver yang muncul tiba-tiba dari bawah.

"Kalian berdua sudah gila!" ujar Peter dengan tawa yang cukup nyaring sambil menggelengkan kepalanya sekarang hanya tinggal mereka berempat di ruangan yang luas itu.

"Yah, bisa dibilang begitu." kedua orang itu mengangkat tangan dan saling tos dengan wajah bangga.

"Lalu apa sekarang?" tanya Oliver.

"Kurasa kita harus menunggu." ujar Crimson.
"Kakiku masih tidak bisa digerakan." tambahnya lagi.

"Dan kau Peter?" ujar Andersen.

"Sama, aku juga sama seperti dia." jawab Peter.

"Ada yang aneh disini." ujar Oliver yang bertopang dagu.

"Apa maksudmu Oliver?" tanya Andersen.

"Maksudku, kenapa hanya mereka berdua yang tidak memiliki benda di saku mereka sedangkan kita punya, lalu kenapa mereka masih terjebak sedangkan kita tidak." jelas Oliver.

"Kau benar juga." ujar Andersen yang setuju dengan perkataan Oliver.

"Mungkin kami sedang dihukum." ujar Peter.

"Kenapa? Apa kalian berbuat kesalahan." tanya Andersen.

Crimson melirik ke arah Peter dan dibalas dengan hembusan napas kasar dari seberang.

"Apa yang sebenarnya kalian lakukan?" tanya Oliver.

"Pelanggaran mungkin." ujar Crimson.

"Pelanggaran apa?" tanya Oliver kembali.

"Kami melihat sesuatu yang seharusnya tidak kami lihat." ujar Peter.

Andersen tersenyum penuh arti dan diikuti oleh Oliver.

"Bukan yang seperti itu, kami menyelinap dan melihat ruang pertemuan kemarin, kami mendengar hal yang aneh." ujar Peter yang mengetahui isi kepala 2 temannya itu.

"Kami sendiri tidak mengerti apa yang mereka bicarakan." ujar Crimson masih berusaha melepaskan diri.

"Siapa?" tanya Andersen

"Mrs. Leah dan pria yang selalu bersamanya." ujar Peter.

"Pria?" Oliver kelihatan bingung dengan perkataan Peter.

"Ya, pria yang selalu mengikutinya kemana-mana." ujar Crimson santai tapi justru perkataannya membuat tanda tanya besar di wajah Oliver maupun Andersen.

"Aku tidak melihat ada pria lagi, hanya ada Maddam Jeanice dan Mrs. Leah." ujar Oliver.

Peter dan Crimson terkejut setelah mendengar perkataan Andersen dan Oliver.

"B-bagaimana mungkin, aku melihatnya di..." Crimson terlihat takut.

"Kurasa hanya kita berdua." ujar Peter.

"15 menit sudah berlalu dan tidak terjadi apa-apa." ujar Oliver.

"Kaki kananku masih belum lepas." ujar Crimson, ia melihat Peter yang sedah dapat bergerak dengan bebas.

Tiba-tiba Crimson merasakan sesuatu yang basah, seperti air yang menggenangi tempat ini.

"Darimana air-air ini?" tanya Crimson.

"Aku tidak tahu, tapi yang jelas air ini sangat cepat naiknya." ujar Andersen.

"Kakiku masih tidak terlepas." ujar Crimson ketakutan.

"Ayo bantu dia dan segera cari jalan keluar." ujar Peter yang berjongkok, celananya ia biarkan basah sementara tangannya terus membantu melepaskan kaki Crimson.

Peter, Oliver dan Andersen berusaha sekuat mungkin agar kaki kanan Crimson dapat terlepas, tapi tetap tidak terjadi apa-apa.

Air itu sekarang sudah sampai di dagu Crimson, kaki kanannya tetap tidak bisa digerakan. Peter muncul ke permukaan, ia menyelam kebawah beberapa kali untuk melepaskan Crimson tapi sama sekali tidak bisa.

"Tarik napasmu!" Perintahnya.

Crimson mengangguk dan bertepatan dengan itu air sudah menutupinya.

"Kita tidak bisa meninggalkan dia." ujar Peter.

"Seluruh ruangan ini akan tertutup dengan air." ujar Oliver yang terus berenang.

Peter mengambil napas lalu menyelam kebawah lagi, menuju ke arah Crimson.
Gadis itu masih bertahan dengan napas seadanya, ia terlihat seperti akan kehilangan kesadaran.

Peter mendekat, sangat dekat.

Crimson berusaha menjauh tapi kakinya tertahan, Peter memegang kepala Crimson agar tidak bergerak lalu pemuda itu memberi udara kepadanya, mata Crimson tertutup, ia sudah tidak sadar lagi. Tiba-tiba terdengar bunyi lonceng, dan bertepatan dengan itu kaki Crimson dapat di gerakan.Ruangan itu sudah hampir tertutup sempurna dengan air. Peter berenang ke atas dan membawa Crimson, menuju cahaya tadi.

Andersen dan Oliver ternyata sudah menyelam ke arah mereka berdua, mereka membantu Peter dan menarik Crimson.

Peter baru saja akan menonjok kaca bagian atas tapi andersen menghentikannya.

"Kami sudah mencobanya tadi,tidak terjadi apa-apa." ujar Andersen.

"Kalau begitu coba lagi." ujar Peter lalu memukul kaca itu dengan sangat keras, 3 kali pukulan dan akhirnya kaca di atas mereka pecah.

"Kalian berhasil, sudah kukatakan mereka akan berhasil."

Crimson sadar sebentar, ia hanya melihat samar-samar, ia menelan banyak air dibawah tadi, lalu sekarang ketidaksadaran merayapi dirinya.







===============================
❤💙💚💛💜

Gimana ceritanya?
Jangan lupa tinggalkan vote dan comment😊

Ps : kalau ada typo atau kesalahan apapun mohon ditandai agar dapat segera di perbaiki.

CrimsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang