Chapter 12 : •Imbibe•

2.8K 460 14
                                    

"Apa maksudmu dengan penyihir? Dugaanku memang benar, ini sekte pemuja setan." kata Crimson menjauh.

"Bisakah kalian diam?" suara bass kental tak jauh dari Crimson terdengar marah.

"Sst! kita akan ditegur jika terlalu ribut." kata Anderson lalu mengatur cara duduknya.

"Aku tidak mau disini." kata Crimson memasang wajah ketakutan.

"Ini bukanlah sekte pemuja setan, semua yang ada di tempat ini adalah keturunan." kata Oliver menenangkan Crimson.

"Keturunan apa?" tanya Crimson yang penasaran dengan keturunan yang dimaksud Oliver.

"Banyak, kau dapat membacanya nanti." katanya yang tetlihat malas untuk menjelaskan panjang lebar.

"Membaca apa?" tanya Crimson tanpa kenal lelah.

"Bisakah kau diam, dari tadi terlalu banyak bertanya." kata seornag pemuda berdiri dari tempat itu dengan rahang mengeras marah karena terganggu dengan percakapan mereka yang tidak ada habisnya.

"Apa dia tidak bisa bersikap lebih ramah?" tanya Crimson menunjuk pemuda yang baru saja melewatinya dan duduk di seberang.

"Dia memang begitu, tapi dia sebenarnya baik." kata Andersen lalu mengambil permen dari sakunya, dan menyodorkan sebagian pada Crimson, tapi gadis itu tidak terlalu jadi ia menolaknya.

"Sejauh ini kurasa tidak." kata Crimson lalu menoleh dan matanya bertemu tepat dengan mata pemuda yang memarahinya dan dia cepat-cepat memutuskan kontak mata itu karena terlalu canggung.

"Crimson, maju ke depan!" kata Mrs. Jeanice atau yang sekarang harus Crimson panggil dengan sebuatan ma'am Jeanice.

"Uhmm? Aku?" tanya Crimson mengedarkan pandangannya memastikan bahwa panggilan itu kepadanya dan bukan pada Crimson yang lain.

"Ya kau, siapa lagi yang memiliki nama aneh seperti itu." kata seorang gadis dengan rambut berwarna emas.

"Oh diamlah, kau terlalu melebih-lebihkan Paula." kata Oliver membela Crimson.

"Diamlah Oliver!" balasnya ketus.

"Hei, semuanya diam! Dan Crimson, kau cepat kemari." kata seseorang di sebelah Mrs. Jeanice yang memakai pakaian berwarna hijau.

Crimson berjalan dengan ragu-ragu, semua mata menatap ke arahnya seperti menelanjanginya dengan tatapan-tatapan itu.

"Apa yang akan anda lakukan?" tanya Crimson kepada Mrs. Jeanice ketika sampai di depan dan berhadapan dengan wanita itu.

"Kau akan tahu, sekarang letakan tanganmu di atas bulatan." kata wanita yang memakai pakaian berwarna hijau.

Crimson mengikuti instruksi dari wanita itu dan menaruh tangannya di atas bola kaca yang hanya muncul setengah di permukaan, Crimson menarik napas dalam-dalam karena ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah itu.

"Lalu?" tanya Crimson menoleh ke sebelahnya tepatnya pada Mrs. Jeanice.

"Leah, buka tirainya!" kata Mrs. Janice kepada wanita yang memakai pakaian hijau itu.

'Jadi namanya Leah'

"Baik ma'am."

"Argh." geram Crimson merasakan sakit di telapak tangannya, ia mencoba mengeluarkan tangannya dari permukaan bola itu tapi tangannya seperti masuk ke dalam dan ia tidak bisa melepaskannya.

"Tenanglah, tunggu dulu." kata Mrs. Jeanice menepuk pundak Crimson.

"Apa ini?" tanya Crimson sambil meringis kesakitan.

CrimsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang