Chapter 27:•Enigma•

750 110 7
                                    



Ketika Crimson melangkahkan kakinya keluar rumah itu, disitulah segalanya dimulai. Entah sihir apa yang menyambut mereka, yang jelas cahaya-cahaya aneh itu mengelilingi jalanan tempat ia berpijak seperti menjadi penunjuk jalan untuk mereka bertiga. Crimson sangat terkejut dengan apa yang ia lihat. Ia lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan mendapati orang-orang lainnya seperti tidak terganggu dengan cahaya-cahaya itu.

Orang-orang sedang menikmati waktu santai mereka, ada yang sedang jogging, membawa belanjaan, bercengkrama, anak-anak bermain layangan, ibu yang membawa kereta bayi, orang-orang yang duduk di sekitar taman. Semua luput dari mereka semua seakan-akan tidak ada hal aneh yang terjadi di depan mereka.

"Apa yang terjadi dengan semua orang." tanya Crimson, ia terkejut dengan reaksi orang-orang di sekitarnya.

"Mereka manusia biasa, tidak sensitif dengan sihir, maka dari itu mereka tidak bisa melihat apa yang kita lihat." ujar Skylar.

"Kita harus mengikuti cahaya ini." ujar Peter disela-sela pembicaraan Crimson dan Skylar.

"Bagaimana kau bisa yakin Peter, maksudku kita harus mengikuti cahaya ini."ujar Crimson yang masih ragu dengan cahaya-cahaya asing ini.

"Aku bisa merasakan ini mengarah kemana Crimson, yang jelas...kekuatannya sangat besar, dan mungkin disanalah portal itu berada." ujar Peter, wajahnya dan ucapannya terlihat yakin.

"Bagaimana jika ini sebuah jebakan?'' tanya Crimson.

"Maka kita harus mengikuti alur jebakannya, kita tidak punya pilihan lain." ujar Skylar.

Crimson hanya bisa memandang kedua orang itu secara bergantian, ia sekarang di dalam posisi yang amat sulit. Ia tidak tahu perannya disini apa, dan apa yang akan dia hadapi, smeuanya penuh dengan teka-teki dan semua menuntut dirinya untuk tahu sendiri. Crimson hanya berharap ia punya waktu lebih untuk mencari tahu tentang jati dirinya, tentang masa lalu dan apa yang ia lewatkan.

Mereka bertiga kemudian mengikuti cahaya aneh itu. Semua orang dikota itu menatap Crimson, Peter dan Skylar dengan aneh karena mereka seperti orang linglung. Yang orang banyak itu tidak tahu adalah mereka bertiga sedang mengikuti jalur cahaya yang akan mengantarkan mereka pada portal yang terbuka. Akan sangat berbahaya jika portal yang terbuka itu dibiarkan, pemegang kegelapan akan mampu memanfaatkan keadaan itu dan Crimson merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi.

Peter dan Skylar juga merasakan hal yang sama. Sepanjang perjalanan mereka bertiga hanya diam, saling bergumul dengan pemikiran masing-masing. Skylar tahu jika ramalan itu benar maka hari ini akan ada darah yang tertumpah.

"Kita mungkin akan mati hari ini." ujar Skylar dengan nada bercanda.

"Ya, itu yang dari tadi aku pikirkan." balas Peter.

Crimson tertawa mendengar percakapan antara Skylar dan Peter, meskipun dia tahu kalau ini bukan waktunya untuk bercanda. Peter ikut tertawa begitu juga dengan Skylar.

Crimson seharusnya ada di sekolah, mengerjakan ujian tengah semester atau keluar dengan teman kelasnya yang mengajak dia menonton waktu itu, tapi sekarang dia terjebak dengan hal sihir yang bahkan sebelumnya ia tidak tahu bahwa hal-hal seperti ini memang nyata. Ia sudah melawan sihir, terkena racun, naik burung raksasa, keluar masuk kota sihir dan masih banyak lagi.

Dalam kurun waktu singkat, ia dibombardir informasi yang tidak mengizinkan dirinya untuk mencerna. Ia terus bergumul dengan pikiran dan asumsinya.

Tiba-tiba ada yang aneh, Crimson melihat telapak tangannya, ia merasakan perasaan yang aneh yang muncul di dalam dirinya.  Ia  merasa bahwa dirinya semakin kuat, seperti ada yang merasukinya dan memberi dia kejutan berkali-kali lipat. Hal ini pun tidak luput dari Peter dan Skylar, mereka juga merasakan hal yang sama.

"Kalian merasakannya juga bukan." ujar Peter sambil melihat telapak tangannya.

"Iya, seakan-akan ada yang mengambil alih tubuhku, aku merasa sangat kiat, bahkan lebih kuat dari biasanya." ujar Skylar.

"Bayangkan dengan musuh yang akan kita hadapi." ujar Crimson pelan. Ia hanya bisa membayangkan mimpi buruk apa yang akan ia hadapi sekarang. Mau tidak mau ia memikirkan hal terburuk dari situasi yang akan mereka hadapi sebentar lagi.

Semakin lama, Crimson semakin familiar dengan tempat yang akan mereka tuju.

"Tunggu sebentar, aku tahu jalan ini." ujar Crimson, wajahnya terkejut setengah mati.

"Ada apa? Ini jalan menuju ke tempat apa?" tanya Peter.

"K-Kita akan ke sekolahku." Benar saja apa yang dikatakan oleh Crimson, mereka bertiga hampir sampai ke  gedung sekolah Crimson. Disitulah portalnya.

Pikiran Crimson kemana-mana, kenapa harus sekolahnya yang menjadi portal. Ia mulai berpikir apakah dari awal dia memiliki hubungan dengan terbukanya portal ini. Tapi bagaimana sehingga ada portal yang terbuka di sekolahnya.

Sesampainya di depan gerbang, wajah mereka bertiga hanya bisa ternganga melihat ada jaring hitam raksasa yang meliputi tempat itu. Jaring berwarna hitam pekat yang diselanya ada cahaya terang. Sungguh perpaduan yang sangat kontras.

"Apakah ini sekolahmu Crimson?" tanya Skylar dan di balas dengan anggukan Crimson.

"Jaring ini bukan jaring biasa, mereka adalah perpaduan dari sihir hitam dan sihir putih dunia kita." ujar Peter, matanya mengawasi jaring-jaring di depannya.

"Dilihat dari ukurannya ada yang aneh." ujar Skylar.

"Apa yang aneh?" tanya Crimson.

"Yang hitam, jaringnya lebih besar, sedangkan yang kuning terang ini, jaringnya semakin menipis. Akan kejutan di dalam sana."

"Apa maksudmu, bisakah kau berbicara dengan menghabiskan satu kalimat utuh, aku lelah menebak. Aku ingin tahu juga."

"Crimson, tidakkah aneh bagimu melihat ada dua jaring sihir yang berbeda ukurannya? Di dalam sana, ada pengendali sihir terang yang melawan sihir hitam. Itu berarti ini bukan tentang portal, portal belum terbuka sepenuhnya, ini hanya sebagian kecil dari Portal." Jelas Skylar panjang lebar.

"Kenapa kau bisa begitu yakin?" tanya Crimson.

"Karena mereka sedang bertarung entah tujuannya untuk membuka atau menutup portal. Kita tidak tahu yang mana yang akan kita lawan, sihir terang atau hitam di dalam sana." ujar Skylar.

"Jadi akhirnya tergantung kita?" tanya Crimson.

"Ya. Dan sebelum kita masuk kesana aku punya pengakuan besar Crimson. Aku tahu ini sangat tiba-tiba dan kau mungkin juga tidak siap, tapi jika aku tidak..." ujar Peter menyela pembicaraan Crimson dan Skylar, dengan cepat ia mengganti topik pembicaraan.

"Jangan berkata seperti itu Peter, aku tidak mau mendengarnya, kau harus selamat dan mengatakan sendiri padaku, kau ingat itu."

"Mungkin saja kau yang mati bodoh." ujar Skylar yang menarik rambut Crimson.

"Butuh waktu lama bagi dia untuk mengungkapkan kebenaran ini." tambah Skylar, ia berpikir inilah waktu yang tepat bagi Crimson untuk tahu.

"Dia harus tahu Peter, kau harus tahu Crimson."

Sebelum Peter berbicara, tiba-tiba ada bunyi keras yang datang dari dalam sekolah, mereka melihat kabut muncul dari salah satu sisi sekolah, kabut itu berbentuk wajah yang sangat menyeramkan, seperti membawa janji kematian ketika berada di atas sana.


"Jadi seperti ini, apocalypse itu."


====
Hi all, aku lagi nyusun tugas akhir hehe. Aku bakal tetap update sampai cerita ini kelar jadi stay tuned

*Spoiler: Chapter berikut bakalan berisi penjelasan tentang masa lalu Crimson hubungannya dengan Avalon.
Udah itu aja ya, jadi stay tuned for more updates.

Ps: kalau ada typo atau kesalahan kata langsung di tandai ya, biar bisa langsung diperbaiki.

Love you all
Salam Kasih
Mg.

CrimsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang