"Kenapa dengan mereka berdua?" tanya Crimson kepada Andersen yang bingung dengan tingkah Andersen yang luar biasa panik.
"Aku tidak tahu dengan pasti...t-tapi.." Andersen terlihat ketakutan.
"Lengkapi kalimatmu Andersen! Mereka semakin dekat." ujar Crimson.
"Mereka menjadi aneh Crimson." Ujar Andersen dengan wajah panik.
"Aku rasa kita harus pergi." Andersen menarik Crimson untuk pergi.
"Tunggu, kita seharusnya jangan membuat asumsi terlebih dahulu." ujar Crimson yang menarik lengannya dari genggaman Andersen.
"Crimson kau tidak tahu.. mereka seperti kerasukan." ujar Andersen yang menarik pergelangan tangan Crimson.
"Aku tidak tahu dengan pasti Andersen." ujar Crimson dengan suara yang terdengar ragu.
Kapal akan segera menepi pengumuman dari kapten kapal
"Aku akan mengalihkan perhatian mereka, kau lebih baik segera menaiki sampan." ujar Peter.
"Cepat!" Andersen semakin menarik Crimson.
"Andersen aku tidak yakin." ujar Crimson, ia merasakan genggaman tangan Andersen semakin kuat menariknya.
"Pergi, cepat!" Crimson dengan setengah hati meninggalkan Andersen, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi pada saat itu, satu hal yang pasti ada yang tidak beres pada Peter dan Oliver. Crimson segera menaiki sampan itu bersama orang-orang dari kapal lainnya, semakin lama sampan itu semakin jauh, Crimson sudah tidak melihat Andersen, Peter maupun Oliver karena sudah tertutup kabut yang tebal. Crimson tidak yakin pada orang di depan yang mengarahkan mereka, apakah ia bisa benar-benar mengetahui arah dengan jarak pandang yang terbatas seperti ini.
Tiba-tiba perahu itu berguncang, ada sesuatu yang menghantam bagian bawah perahu, orang-orang yang berada di atas perahu itu menjadi panik termasuk dengan Crimson. Ia berusaha setenang mungkin agar tidak menimbulkan lebih banyak kekacauan yang lebih parah di atas perahu itu dan memperunyam keadaan. Gadis itu memberanikan diri untuk menengok apa yang mereka tabrak atau apa yang menabrak mereka dari bawah. Crimson terkejut setengah mati ketika ia melihat siluet dari bawah laut yang kelihatan begitu besar dan sangat menakutkan.
"Ada sesuatu di bawah sana." ujar Crimson sambil menunjuk ke dalam air.
"Jangan menakut-nakuti nona, kau lebih baik diam." ujar salah seorang yang berada di atas sampan bersama dengan Crimson dengan suara yang terdengar seperti marah.
"Tidak, aku tidak bercanda!" ujar Crimson.
"Bagaimana bisa kau melihat ke bawah? Airnya sangat gelap, hitam karena dikutuk, tidak ada yang bisa melihat meskipun hal itu ada di dekat permukaan." ujar orang yang sedang mendayung sampan itu.
"Tapi aku bisa melihat dengan jelas makhluk itu." ujar Crimson, tetap pada pendiriannya.
"Sudahlah mungkin dia kurang waras, buang saja dia dari perahu ini." ujar pria yang di atas sampan itu, wajahnya terlihat kesal.
"Sudah lemparkan saja dia kebawah!" kata salah seorang wanita dengan wajah tak kalah kesalnya kepada Crimson, bahkan bukan hanya dua orang itu, semua orang yang berada di atas sampan itu memandang Crimson dengan tatapan marah dan kesal.
"Ja-jangan... mungkin aku hanya menghayal." ujar Crimson, ia langsung diam seribu bahasa tanpa menggubris apapun lagi.
"Kita sudah sampai." kata si pendayung itu, mungkin dia sudah sangat lelah karena mendayung sendirian sampai tidak tertarik dengan percakapan menegangkan di atas sampan tersebut.
Semua orang yang turun dari perahu itu menatap Crimson dengan sinis, ia bahkan tidak disambut oleh-orang-orang yang ada di tempat itu.
"Ini barangmu Nona, kata salah satu petugas yang membantu menurunkan barang Crimson dari perahu yang baru saja datang di belakang mereka.
"Terima kasih." ujar Crimson lalu membawa barang bawaanya.
Baru saja Crimson akan melangkah kan kakinya pergi dari tempat itu. tiba-tiba tempat itu menjadi sangat gelap, seperti malam yang tidak ada bintang ataupun bulan sebagai sumber cahaya, padahal ini masih jam 9 pagi. Sekitar 30 detik dan semua kembali seperti normal, gadis itu masih sulit mencerna apa yang baru saja terjadi.
"Apa yang terjadi?" ujar Crimson yang terkejut setengah mati dengan apa yang barusan terjadi.
"Penguasa tempat ini dan seluruh dataran Avalon telah kembali."ujar petugas yang berdiri tak jauh dari tempat Crimson berdiri.
"Ini Avalon?" tanya Crimson.
"Bukan, ini East Golden, pusat Avalon." Ujar petugas itu kemudian melihat Crimson dengan tatapan aneh.
Crimson menengok ke belakang mencari keberadaan Andersen, Peter dan Oliver, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka.
"Hmm, tuan...kapal yang tadi dia mengarah kemana?" tanya Crimson.
"Umber." jawab petugas kapal itu tanpa ragu.
"Umber?" ujar Crimson yang mengulangi perkataan petugas itu.
"Ya...Nona, sebenarnya kau berasal darimana? kau seperti tidak tahu apa-apa tentang tempat ini." petugas itu terlihat mencurigai Crimson.
"T-tidak, aku tahu...hanya saja aku ingin informasi yang lebih tentang Umber." ujar Crimson.
Awalnya pengemudi perahu yang tadi merasa ragu dengan Crimson, gadis itu berusaha agar tidak terlihat mencurigakan agar si pengemudi itu, dan akhirnya Crimson berhasil. Umber adalah tempat pemberhentian terakhir kapal, setelah itu kapal akan berputar lagi ke arah awal. biasanya tempat itu menjadi pusat perdagangan hal-hal unik dan bisa dibilang aneh. sayangnya si pengemudi itu tidak menjelaskan lebih jauh karena dia sudah kembali ke kapal. Crimson membawa bawaannya dengan hati gelisah, ia tidak tahu apa yang seharunya ia lakukan di tempat aneh ini.
Gadis itu ingin pulang, kembali ke rumah bibinya dan melupakan segala hal di tempat ini, tapi ia tidak tahu caranya. tiba-tiba ia merasakan ada sesuatu yang aneh dengan kalung yang ia pakai, kalung itu terasa berat dan hangat, karena tidak ingin menarik lebih banyak perhatian yang ujung-ujungnya akan menimbulkan masalah bagi dia, Crimson memutuskan mencari tempat sepi untuk melihat apa yang terjadi. Crimson berusaha melepaskan kalung itu dari lehernya tapi ia tetap tidak bisa.
"Kaca, aku harus mencari kaca...terakhir kali ada kaca, mungkin kali ini ada pesan tersembunyi lagi." ujar Crimson yang terlihat panik, berjalan melenceng dari jalan utama sampai memasuki kawasan yang penuh dengan pohon bahkan hanya sedikit cahaya yang ada di tempat itu.
Crimson berusaha mencari sesuatu yang bisa berfungsi dan membantunya untuk melihat pesan yang mungkin berasal dari Ms. Jeanice."Ayo...kenapa tidak ada apapun disini."
...
...
..."Siapa kau?"
============================
Avalon = Nama negeri
East Golden = Ibu kota
Sanctuary = Tempat Crimson cs untuk belajar sihir.
============================Halo semuanya, Gimana kabar kalian?
Menurut kalian Chapter ini gimana?
Jangan lupa vote⭐, dan berikan saran ya:)Ps: kalau ada typo atau kesalahan apapun tolong ditandai agar bisa langsung diperbaiki.
Love you all,💕
Salam Kasih
MG
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson
FantasyCrimson Harlow menemukan sesuatu yang aneh di perpustakaan sekolah, banyak sekali hal janggal yang terjadi secara berkala setelah itu. Mrs. Jeanice yang ramah dan sedikit aneh dengan hewan-hewan peliharaannya terlihat ketakutan ketika Crimson menunj...