Chapter 10 : •Entrance•

3K 463 10
                                    

"Aku sudah harus terbiasa dengan hal-hal aneh seperti ini." kata Crimson menghembuskan napas pelan setelah melihat Mrs. Jeanice yang berubah menjadi kunang-kunang dan sekarang sudah menghilang.

"Lewat sini."

Suara itu mengejutkan Crimson.

'Siapa lagi ini?' batin Crimson.

"Kau hampir membuatku jantungan!" Celetuknya yang tidak tahu harus melihat ke arah mana karena tempat itu sangat gelap.

"Maafkan saya, tapi waktu tidak menunggu anda, sekarang saat yang tepat untuk masuk." ujar orang itu.

"Masuk kemana?" tanya Crimson meraba-raba sekelilingnya dengan satu tangan karena tangan yang lain menjaga barang-barangnya.

Orang itu merentangkan tangannya kesamping lalu seperti mengarahkan ruangan itu karena sekarang lorong gelap ini seperti sedang berputar dan keluar dari porosnya, Crimson berusaha sekuat tenaga untuk mengatur keseimbangannya apalagi dengan barang bawaan yang berat.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Crimson.

"Jembatan sudah terbuka." katanya.

"Jembatan apa?" tanya Crimson tidak mengerti.

Bunyi deras air yang mengalir memekakan telinga bahkan Crimson tidak dapat mendengar apa yang orang itu jelaskan. Tempat itu manjadi terang mungkin karena sinar matahari yang masuk.

Orang itu mengambil barang bawaan Crimson dan dilemparkannya ke depan ke arah air deras yang mengalir turun dan hal itu berhasil membuat Crimson terkejut sekaligus marah.

"Apa yang kau lakukan?" teriak Crimson.

"Lewat sini." ujar orang itu, yang sama sekali tidak menggubris teriakan Crimson karena marah.

"Jangan mendorongku!" teriaknya dan berusaha melepaskan tangan orang itu dari bahunya tapi yang ia dapatkan hanya permukaan kulit yang terasa kasar.

"Hei, lepaskan aku!" katanya lebih pelan karena merasa janggal dengan orang di belakangnya.

"Sekarang lompat." kata orang itu yang baru Crimson sadari selama ini menyembunyikan wajahnya dengan semacam kain abu-abu yang sudah lusuh, ia dapat melihat dengan jelas kerutan-kerutan di wajah orang itu yang membuatnya merasa ngeri.

"Lompatlah!"

"Tapi ini air terjun!" ujar Crimson seperti tidak percaya orang itu dengan santainya menyuruh dirinya untuk melompat ke air deras.

"Gerbangnya akan tertutup jika anda tidak segera melompat." kata orang itu melirik ke bawah sebentar, sangat mudah baginya untuk melihat ke bawah karena sekarang mereka berdua sudah berada di ujung dan satu langkah lagi Crimson akan jatuh.

"Aku tidak mau!" teriak Crimson ketakutan dengan wajah pucat pasi, ia berusaha kuat untuk mendorong orang itu tapi sia-sia, kekuatannya dibandingkan orang itu kalah jauh.

"Baiklah, ini satu-satunya jalan terakhir." Kata orang itu lalu melepaskan tangannya dari bahu Crimson.

"Apa maksudmu?" tanyanya lalu mengambil beberapa langkah menjauh dari air yang mengalir deras.

"Maafkan saya phoenix." katanya lalu menatap ke bawah.

Sepersekian detik setelah orang itu meminta maaf pada Crimson, ia seperti sedang kerasukan dan hal itu membuat Crimson menjadi kelabakan karena ia tidak tahu harus lari kemana karena takut.

"Hei!" kata Crimson mencoba menjauh, tapi tempat ini mungkin semakin menyempit dari waktu ke waktu.

"Ada apa ini?" Crimson tak mengerti dengan apa yang terjadi, ia berkeringat dingin karena ketakutan.

CrimsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang