Chapter 21: •Seen•

1.7K 242 6
                                    

"Mrs. Jeanice apa yang kau lakukan disini?"

"Shhh!"

"Ada apa? Kenapa anda berpakaian seperti pelayan?" Tanya Crimson yang kebingungan.

"Kita harus menyembunyikan identitas kita, aku sedang menyamar begitu juga dengan kau
akademi sedang berada dalam masalah." Kata Mrs Jeanice sambil merapikan rambut Crimson dengan sihirnya, sekarang rambut gadis itu sudah tertata dengan rapi.

"Masalah apa?" Tanya Crimson sambil menahan sakit karena rambutnya ditarik-tarik oleh Mrs. Jeanice. "Dan bisakah anda pelan-pelan."

"Aku menugaskan kalian disini untuk mencari tahu." kata Mrs. Jeanice.

"Apa ini ada hubungannya dengan kejadian di sanctuary, kapal.. dan..." kata Crimson yang tersendat karena menahan sakit dikepalanya, entah apa yang sedang dilakukan Mrs. Jeanice dengan rambutnya.

"Ya. Kau benar."

Tiba-tiba ada ketukan di pintu, Mendadak Mrs. Jeanice menunduk dan menarik bagian belakang Baju Crimson sampai-sampai gadis itu kesulitan bernapas.

"A-ad apa?" Kata Crimson kesusahan bernapas.

"Anda telah ditunggu di ruang makan." ujar Pengawal didepan.

"Jangan sampai lengah, jika ada yang kau curigai langsung katakan pada Peter, hanya Peter, untuk sekarang hanya dia."

Crimson hanya menjawab dengan mengangguk, ia kemudian mengikuti pengawal itu kebawah. Mrs. Jeanice melihat kepergian Crimson dan memulai memantrai pintu kamar Crimson sebelum ia beranjak pergi.

"Setidaknya kau aman disini." ujar Mrs. Jeanice pelan.

Mrs. Jeanice memastikan keadaan disekitarnya  apakah ada yang melihat atau mengikutinya sedari tadi. Ia mengangkat tangannya dan batu di jari Mrs. Jeanice menyala. Ia menggerakan setiap debu di ruangan itu dan membuat debu-debu itu tersebar ke seluruh ruangan.
Mrs. Jeanice dapat menarik napas kelegaan. Tidak terdengar suara orang yang batuk atau bersin, Itu berarti dia sendirian. Mrs. Jeanice segera meninggalkan tempat Crimson dan bergabung dengan pelayan lainnya dibawah.

"Kenapa kau lama sekali?" Tanya Peter.

"Kau lihat ini!" Kata Crimson yang menunjukan bentuk rambutnya yang rumit."

"Aku bahkan tidak tahu cara melepaskannya seperti semula, ini akan menjadi hari yang panjang." ujar Crimson, Peter kemudian membantu menarik tempat duduk Crimson dan mempersilahkan gadis itu untuk duduk.
"Dan uhmm...kau tidak akan percaya apa yang aku tahu sekarang, aku akan memberitahumu nanti, setelah makan malam." kata Crimson sembari duduk. "Terima kasih."

Crimson duduk di dekat Peter dan Andersen, sedangkan Tuan rumah berada di ujung meja makan sedang mengamati mereka dalam diam.

"Selamat datang di East Golden, kalian tampaknya tidak begitu tertarik dengan tempat ini." Kata penasehat istana yang makan dengan mereka.

"Oh, aku sangat tertarik dengan arsitektur bangunan ini, bangunan ini sangat menarik." kata Oliver.

"Begitukah?" ujar penasehat kerajaan dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

Oliver dan Andersen terlihat sangat cocok dengan penasehat kerajaan, mereka tidak henti-hentinya berbicara dari makanan pembuka sampai makanan penutup.

===========•============

Sudah larut malam dan Crimson kesulitan melepaskan ikatan rambutnya. Ia kemudian memutuskan untuk keluar dan mencari pelayan yang dapat membantunya untuk melepaskan ikatan rambutnya. Crimson menyalakan Lilin dan membuka pintu kamarnya pelan.
Lorong ruangan itu sangatlah gelap, bahkan hanya ada suara angin, dan itu cukup menakutkan karena membuat suara aneh seperti orang yang sedang menangis.

Crimson berjalan pelan di atas marmer putih yang dingin, sialnya dia tidak mengenakan alas kaki.

Tiba-tiba ada bunyi seperti ada yang berbicara tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Apa ada orang disana? Uhmm... aku butuh bantuan."

"Uhm... maksudku, ikatan di rambutku sangat rumit, aku kesulitan membukanya sendiri."

"S-siapa disana...menjauh dariku."

"Berhenti!"

Crimson terjatuh kebelakang dan lilin yang ia bawa jatuh,sekarang benar-benar gelap, geraman itu semakin mendekat kearahnya.

Tiba-tiba lilin di dinding semuanya menyala, dan menunjukan monster tak jauh dari Crimson.

"Itu Gargoyle, mereka memang suka begitu, Menakut-nakuti siapa yang dapat melihat mereka." kata seorang pria yang membungkuk di sebelah Crimson.
Tiba-tiba makhluk itu terbang dan berdiri di salah satu tiang beton dan kemudian makhluk itu berubah menjadi patung.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Pria itu lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Crimson berdiri.

"Aku tidak apa-apa, hanya...sedikit terkejut." ujar Crimson yang berdiri tanpa menerima uluran tangan itu.

"Apa yang kau lakukan tengah malam begini, dan hanya mengenakan baju tidur yang tipis. Kau bukan hanya mengundang Gargoyle, nona." kata pria itu yang tak lain adalah pemilik tempat ini dengan tatapan penuh arti.

"Maaf," kata Crimson sambil mengambil satu langkah kebelakang menjauh dari pria itu. Ia tidak nyaman dengan tatapannya.

"Aku hanya bercanda. Apa yang kau lakukan sebenarnya?" tanya pria itu.

"Ikatan rambutku sangat rumit, aku kesusahan untuk melepaskannya sendirian." ujar Crimson.

"Balik badan!" ujar sosok di hadapan Crimson dengan tegas.

"Hah?" Crimson menunjukan ekspresi terkejutnya.

"Aku akan menolongmu melepaskan ikatannya." Balas pria itu.

Pria itu melihat ada rasa curiga di mata Crimson, hal itu membuatnya geli sampai ia tertawa.

"Apa yang kau tertawakan? Tidak ada yang lucu disini." Kata Crimson.

"Ada, kau harus lihat wajahmu di kaca ketika kau takut, ekspresimu itu..." pria itu tidak dapat melanjutkan perkataannya ia hanya tertawa.

"Balik badan Crimson! Aku janji tidak akan macam-macam." ujar pria itu.

"Darimana kau tahu namaku?" tanya Crimson.

"Ceritanya panjang." Katanya, lalu kemudian terkekeh pelan sambil melanjutkan perkataannya, "tentu saja aku tahu, kau tamuku." ujar pria itu lalu memegang bahu Crimson dan membalikan badannya.

"Sudah." ujar Pria itu sepersekian detik setelah membalik badma Crimson.

"Aku tidak merasakan apa-apa." ujar Crimson yang terkejut ketika memegang rambutnya yang sudah tidak kusut dan terlilit dengan ikatan yang rumit.

"Aku berusaha selembut mungkin." Balas pria itu dengan senyum penuh arti.

Crimson memutar matanya. "Kalau begitu terima kasih atas bantuannya."

"Kau mau kemana?" tanya pria itu kepada Crimson yang berjalan menjauh.

"Tidur tuan." kata Crimson.

Pria itu menaikan salah satu alisnya ketika mendengar Crimson menyelipkan kata tuan di perkataanya.

"Kita akan bertemu besok." ujar pria itu dengan intimidasi.

"Itu terdengar seperti sesuatu yang akan terjadi." ujar Crimson, kemudian mengambil lilin yang ia jatuhkan tadi kemudian berlari ke kamarnya.

Pria itu terkekeh pelan melihat Crimson pergi.

==========================
Halo everyone

Udah lama banget aku nggak update cerita.  Semoga kalian suka dengan part ini.
Jangan lupa untuk ngasih saran atau masukan

Love you all

Salam Kasih
MG❤️

CrimsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang