20--Skenario Lusuhmu

18 4 0
                                    

Jam kosong. Waktu yang merangkak melewati batas kebahagiaan. Memaksaku menyia-nyiakan waktu. Waktu yang teramat berharga dan telah membawaku duduk termangu di depan kelas.

"Le..." Elina berdiri di sampingku.

"Eh Lin, tumben sendirian?" Ku tatap dia seraya tubuhku bergeser untuk memberinya ruang duduk.

"Emang biasanya sama siapa?, he he," Elina perlahan duduk seraya tersenyum.

"Sama cowok lu gitu!"

"Ha? aku gak punya lah!" kedutan matanya muncul.

"Terus yang biasanya sama lu?"

"Oh Rendy, dia itu sahabat aku dari kecil."

"Ha... Sahabat? alasan klasik yang sering aku dengar!" dalam benakku

Aku diam termenung melihati lorong-lorong kelas yang terpajang di depanku.

"Le, gue hari ini  pulang bareng lo ya!"

Aku diam, sengaja tak ku gubris perkataannya.

"Le?" Elina menatapku.

"Em... terserah sih," kupalingkan wajahku.

"Emang si Rendy kemana?" tanyaku.

"Gak kemana-mana sih, cuma pingin aja sama lu," ujarnya seraya menatapku.

Pernyataannya lagi-lagi membuatku terperangkap dalam jebakannya.
Membuatku berkian-kali percaya akan cinta.

"Gimana? boleh?"

"Ya boleh-boleh aja"

"Ok, ntar ya!" Elina mulai berdiri.

"Iya."

Elina pun berlari menuju kantin bersama temannya. Aku hanya melihat punggungnya yang semakin lama semakin kecil, semakin lama semakin memudar dan hilang.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jam 2 telah berlalu sepuluh menit yang lalu. Aku masih terdiam di atas motorku. Menunggu wanita yang memaksaku menunggu kehadirannya.

Satu-persatu motor melewatiku, melewatiku seperti aku hanya butiran pasir yang mudah diabaikan.

Jam tanganku menunjuk pukul 14.40, namun Elina tak kunjung datang. Harapan kecilku memutarkan logika untuk tetap bertahan disini.

"Drrr... Drrr..." getaran ponselku memalingkanku dari sepinya parkiran.

Ku buka perlahan pesan singkat yang masuk secara tiba-tiba.

"Le, maaf bgt, gue tadi gk jdi pulang bareng lu, gue dipaksa rendy buat bareng sama dia. lu udah di rumah kan?"

Serentak kubalas,"Udah, gue dah pulang dari tadi."

"Ya udah, maaf ya!"

"Apaan, gue aja juga lupa mau barengin lu, hehe"

Sengaja aku membohonginya dan sesegera aku pun beranjak dari parkiran menuju rumahku.
Tak habis pikir aku dibuatnya, begitukah ia mudah meyakinkanku, dan begitukah ia menjatuhkanku dalam skenario kesengajaannya.

"Aku cukup tahu," dalam benakku di perjalanan.

----------------------------++
#30DWC #Day20
----------------------------++

Lentera HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang