Masih ditengah-tengah kami makan bersama.
"Le... aku mau tanya ?"
"Tanya apaan ?"
"Apa kamu..."
"Menyukaiku ?" matanya menatapku dengan tajam.
Ketajamannya membuatku menelan makanan dengan tersendat-sendat. Binar matanya menyilaukan hingga membuatku mengalihkan pandangan. Perasaanku semakin tak karuan. Kebimbangan melanda di kala itu.
Aku takut, takut jika aku berkata jujur tentang semua perasaanku, nantinya hubungan pertemanan yang aku sukai ini akan berubah. Berubah menjadi awal yang manis namun hancur diakhiri kebencian.
Namun, jika aku diam saja, semuanya akan terasa menyakitkan di dalam hati ini.
Lantas apa yang harus aku lakukan ?.Aku masih diam saja seraya meminum segelas chocolato float.
"Le...." Elina mempertegasku.
Aku pun menatap matanya sembari berkata, "Entah, emang kenapa ?."
"Gak papa, tanya aja."
"Enggak sih, biasa aja." jawabku sembari mengusap mata.
Wajahnya mengkerut seketika itu, Ia alihkan wajahnya dari tatapanku.
"Udah selesai makannya ?" celetus Elina
"Udah," tanganku menaruh sepasang sumpit ke mangkuk.
"Balik yuk !" Elina berdiri.
Tak terasa waktu bergulir lebih cepat dari yang aku kira. Waktu telah mendorongku keluar dari depot mie itu. Mengajakku untuk kembali dengan segera. Setelah itu, Aku mengantar Elina pulang.
"Makasih ya Le," Elina turun dari motor.
"Ya," ujarku seraya memutar motor.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sesampaiku di rumah, diri ini langsung rebah di kasur bersampul biru. Menatap langit yang menghitam ditemani putihnya rembulan. Sesekali aku melihat layar HP. Resahku datang dikala itu. Resah karema satu pesan singkat yang biasa dikirim Elina tak kunjung datang. Pertanyaan tentang keberadaanku yang biasa ia kirim tak kunjung ku dengar.
Resahku semakin membulat ketika rasa penyesalan datang bertubi-tubi. Penyesalan terhadap ketidak-jujuranku tadi.
"Mungkin tadi, sebaiknya aku mengatakan yang sejujurnya tentang perasaanku," dalam benakku. Otakku terus terngiang-ngiang tentang pertanyaan Elina tadi.
Mungkin memang benar, bahwa penyesalan menyelinap masuk di akhir peristiwa. Dan akhirnya aku melakukan kesalahan yang sama, kesalahan telah berbohong dihadapan wanita yang aku sukai.
----------------------------++
#30DWC #Day9
----------------------------++
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Harapan
Genç KurguSeringkali terjatuh dalam lubang yang sama, Seringkali terkunci pada ruang yang sama, Seringkali tersesak menjalaninya. Seringkali hampir menyerah dalam perjuangan yang sama. Namun selalu ada "Kamu" sebagai Lentera Harapanku yang memancarkan jutaan...