Senja berganti malam. Malam bergelimang menorehkan keremangan.
Sesosok wanita terpampang berjalan sendirian menelusuri gelapnya malam. Suara langkah kakinya semakin lama-semakin cepat.
Mungkin ia takut kegelapan.Aku yang sedang mengendarai sepeda perlahan-lahan mendekatinya, rambutnya yang khas mengingatkanku pada seseorang.
Elina?? dalam benak ku.Rasa penasaranku semakin meninggi, akhirnya kuputuskan melaju melewatinya.
Sesaat disampingnya, Aku menengok sedikit dan ternyata benar ia, Elina. Jantungku berdegup kencang lagi seketika itu. Akal pikiranku tak mau melogika. Namun, hasrat ku yang mengambil alih tubuh ku. Tangan ku seketika mengerem sepeda dan berhenti di depannya.
" Lin.. mau bareng ? " mulutku melugaskan pertanyaan sedari menatapnya.
" Enggak ah, makasih " sahutnya merunduk
Hatiku kecewa seketika itu, perasaan aneh menghampiriku. Namun, hasrat ku masih saja menolak untuk pergi meninggalkannya.
"Udah ayo... ini udah malam, ntar ada apa-apa kalau lu sendirian " tegasku sambil melihat jam tangan di tangan kiriku.
Elina merunduk sejenak, keheningan terjadi beberapa detik.
" Iya deh.. "
Kemudian ia menaiki sepedaku. Aku hanya terdiam dan mekanjutkan perjalanan.
" Kamu tahu rumahku, Le ? " suaranya tiba-tiba dari belakangku.
" Tidak, hehe "
" Gini mau nganterin " Elina menghembuskan nafas.
" ya kamu bilang aja arahnya " tawaku sedikit
Akhirnya Elina menunjukkan arah menuju rumahnya. Aku masih menelusuri jalannya, namun masih belum menemukan sebuah rumah yang ia katakan.
Sudah 30 menit aku masih mencari-cari, tak kusangka jika rumahnya jauh dari yang kukira. Dan akhirnya dia menyuruhku berhenti disebuah gang kecil yang berpapan nama 'Gang Lingkungan' .
" Mana rumahmu lin ? " tanyaku sedari menoleh kebelakang.
" itu, rumah bercat orange yang pagernya item " tunjuknya ke arah dalam gang.
" Oh itu"
" iya, eh makasih ya Le "
" yee, dont mind " sedari ku memutar sepeda~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dering ponselku mengerang. Kulirik sedikit, ternyata hanya sebuah pesan singkat yang ku belum tahu siapa pengirimnya.
" Le.. udah sampek rumah ? "
Ha... siapa nih kirim pesan. Ibu ku kah ? ah tak mungkin. Jelas-jelas ibuku berada di depan TV yang ada di ruang keluarga.
" Udah, Ini siapa ? " jawabku dalam pesan singkat.
" Oh ya lupa.. ini Elina. btw makasih udah anterin sampek rumah. "
Ha...Elina, serentak aku kaget membacanya. Dari mana dia mendapatkan no hpku, dan padahal ia tadi sudah berterima kasih. Entah apa gerangan dia awal-awal menanyakan keberadaanku. Apa hanya memastikan atau ada maksud lain.
Pikiranku meronta-ronta, dan akhirnya aku tidak membalas pesannya lagi. Namun entah mengapa, aku sangat senang hari ini, dan aku ucapkan terima kasih kepada malam.
----------------------------++
#30DWC #Day5
----------------------------++
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Harapan
Ficção AdolescenteSeringkali terjatuh dalam lubang yang sama, Seringkali terkunci pada ruang yang sama, Seringkali tersesak menjalaninya. Seringkali hampir menyerah dalam perjuangan yang sama. Namun selalu ada "Kamu" sebagai Lentera Harapanku yang memancarkan jutaan...